Bisnis.com, JAKARTA – Menurut sebuah penelitian baru yang dipublikasikan dalam jurnal American Academy of Neurology, golongan darah dapat memprediksi apakah seseorang berisiko mengalami stroke dini.
Ketika stroke iskemik terjadi, suplai darah ke bagian otak akan terputus atau berkurang, sehingga jaringan otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi. Hal ini dapat menyebabkan sel-sel otak mati dalam hitungan menit.
Golongan darah sendiri mengacu pada klasifikasi darah berdasarkan ada dan tidaknya berbagai macam bahan kimia, seperti antibodi dan zat antigenik yang diwariskan, pada permukaan sel darah merah.
Terdapat 4 golongan darah utama, yaitu A, B, AB dan O. Adapun golongan darah seseorang ditentukan oleh gen yang diwarisi dari orang tuanya.
Dalam studi ini, para peneliti meninjau 48 penelitian tentang genetika dan stroke iskemik dari Amerika Utara, Eropa dan Asia. Ini termasuk 16.927 orang dengan stroke dan 576.353 orang yang tidak mengalami stroke.
Dari mereka yang mengalami stroke, 5.825 orang mengalami stroke onset dini, yang didefinisikan sebagai stroke iskemik yang terjadi sebelum usia 60 tahun. 9.269 orang mengalami stroke onset lambat, yang terjadi ketika pasien berusia lebih dari 60 tahun.
Baca Juga Tips Diet Golongan Darah yang Benar |
---|
Jika dibandingkan dengan mereka yang bergolongan darah lain, para peneliti menemukan bahwa mereka yang bergolongan darah A lebih rentan menderita stroke sebelum usia 60 tahun.
Para peneliti mencatat bahwa gen untuk subkelompok A1 dan stroke yang terjadi lebih awal telah dihubungkan secara eksplisit dengan studi genom.
Mengapa golongan darah A lebih rentan terkena risiko?
Baca Juga Ini Lho Golongan Darah Favorit Nyamuk |
---|
"Kami masih belum tahu mengapa golongan darah A memiliki risiko yang lebih tinggi. Namun, kemungkinan ada hubungannya dengan faktor pembekuan darah seperti trombosit dan sel yang melapisi pembuluh darah serta protein lain yang bersirkulasi, yang semuanya berperan dalam perkembangan pembekuan darah," kata penulis senior dan ahli saraf vaskular Steven Kittner dari University of Maryland melansir laman Times of India, Senin (9/10/2023).
"Secara khusus, meta-analisis kami menunjukkan bahwa varian gen yang terkait dengan golongan darah A dan O mewakili hampir semua yang secara genetik terkait dengan stroke dini. Orang dengan varian gen ini mungkin lebih mungkin mengalami pembekuan darah, yang dapat menyebabkan stroke," tambah penulis studi Braxton D. Mitchell, PhD, MPH, dari Fakultas Kedokteran Universitas Maryland di Baltimore.
Mereka juga mencatat bahwa mereka yang memiliki golongan darah O memiliki risiko 12% lebih rendah terkena stroke, dibandingkan orang dengan golongan darah lainnya.
"Penelitian ini memperdalam pemahaman kita tentang perkembangan dan perubahan stroke awal," kata Jennifer Juhl Majersik, MD, MS, dari University of Utah dan Anggota American Academy of Neurology, yang menulis sebuah editorial yang menyertai penelitian ini.
"Penelitian di masa depan diperlukan untuk membantu mengembangkan pemahaman yang lebih tepat tentang bagaimana stroke berkembang. Hal ini dapat mengarah pada perawatan pencegahan yang ditargetkan untuk stroke onset dini, yang dapat mengurangi kecacatan selama tahun-tahun paling produktif seseorang,” tambahnya.
Para peneliti menemukan bahwa orang yang genomnya mengkode variasi golongan darah A memiliki risiko 16 persen lebih tinggi terkena stroke sebelum usia 60 tahun, dibandingkan dengan populasi dengan golongan darah lainnya.
Namun, para peneliti mengatakan bahwa risiko stroke yang lebih tinggi di antara mereka yang bergolongan darah A sangat kecil, sehingga tidak perlu dilakukan skrining atau pemantauan tambahan. (Kresensia Kinanti)