Bisnis.com, JAKARTA -- Pola makan sehat atau diet belakangan semakin populer dan banyak jenisnya. Tak hanya untuk menurunkan berat badan, tapi juga untuk menjaga kesehatan.
Namun, tidak semua jenis diet disarankan dan cocok bagi semua orang. Diet puasa keto misalnya bisa berbahaya bagi mereka yang rentan terkena asam urat karena memakan banyak protein. Atau diet vegan, yang jika tidak dilakukan karena suatu penyebab justru bisa membuat tubuh kekurangan nutrisi.
Salah satu diet yang dianjurkan adalah diet Mediterania. Apakah diet Mediterania itu?
Diet ini memfokuskan asupan makanan dari makanan nabati, seperti buah-buahan dan sayuran segar, biji-bijian, kacang-kacangan, polong-polongan, ikan, dan beberapa daging tanpa lemak seperti ayam. Selain itu, konsumsi lemak sehat seperti minyak zaitun juga masih dianjurkan.
Sementara itu, dalam diet Mediterania, makanan olahan, daging merah, roti putih, mentega, dan margarin dibatasi.
Para ahli mengatakan cara makan ini memiliki banyak manfaat kesehatan dan temuan studi dalam Journal of the American Medical Association (JAMA) menemukan bahwa diet ini tidak menimbulkan penyakit baru kebutuhan protein tetap bisa terpenuhi.
Diet ini secara umum sama saja dengan pengurangan asupan energi ditambah aktivitas fisik yang meningkatkan massa otot, sehingga dipastikan akan memberikan hasil yang baik.
Pasalnya, pola makan tidak dapat dipungkiri memang dapat memengaruhi komposisi tubuh karena ketika kita mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi sehari-hari, kelebihannya akan disimpan sebagai lemak.
Selain itu, jika kita juga tidak aktif secara fisik, kita juga akan kehilangan lebih banyak massa otot seiring bertambahnya usia. Jadi, ketika kita mengonsumsi makanan yang sehat, dengan jumlah kalori yang sesuai, kita menyimpan lebih sedikit lemak dan bahkan mungkin menggunakan simpanan lemak kita dan bisa meningkatkan massa otot.
Diet ini diberi nama Mediterania melihat gaya hidup orang-orang yang tinggal di wilayah Mediterania dan menunjukkan manfaat kesehatan dari pola makan yang mereka terapkan, dengan komposisi sebagian besar nabati, di mana protein hewani dengan porsi yang lebih sedikit.
Sebuah studi baru mengamati manfaat pola makan dan gaya hidup Mediterania bagi orang-orang yang tinggal di tempat lain, seperti misalnya di Inggris. Studi ini menemukan bahwa orang yang menerapkan pola makan dan gaya hidup Mediterania memiliki risiko 29 persen lebih rendah terhadap semua penyebab kematian dan 28 persen lebih rendah risiko kanker dibandingkan dengan orang yang sedikit atau tidak mengikuti pola makan dan gaya hidup tersebut.
Penelitian dilakukan menggunakan indeks MEDLIFE berbasis kuesioner, di mana penelitian menganalisis pola makan, kebiasaan, dan kesehatan pada 110.799 peserta dalam kelompok UK Biobank.
Para peserta tersebut tinggal di Inggris, Wales, dan Skotlandia dengan rentang usia antara 40 dan 75 tahun pada awal keterlibatan mereka dalam penelitian ini, dan bebas dari penyakit kardiovaskular dan kanker. Penelitian dilakukan mulai 2012 hingga 2021.
Para peneliti mengukur kepatuhan masyarakat terhadap gaya hidup Mediterania berdasarkan tiga aspek, yaitu konsumsi makanan khas diet Mediterania, mengikuti kebiasaan makan Mediterania, dan memiliki aktivitas fisik yang cukup, istirahat, kontak sosial, dan keramahtamahan yang terkait dengan budaya Mediterania.
Ketiga hal di atas, secara individual, menghasilkan penurunan risiko kematian. Sementara pengurangan terbesar dalam angka risiko kanker dan semua penyebab kematian dikaitkan dengan aspek yang ketiga.
Makanan apa yang bisa dikonsumsi dalam diet Mediterania?
Pada dasarnya, diet Mediterania baik untuk para penderita penyakit jantung karena asupan yang dimakan kaya akan antioksidan dan anti-inflamasi, seperti dari buah-buahan, sayuran, polong-polongan, kacang-kacangan, atau minyak zaitun yang mengandung vitamin, mineral, polifenol, dan serat.
Diet Mediterania juga menyisakan banyak ruang untuk memasukkan preferensi tiap individu dalam melakukan diet selama masih mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan.
Adapun, pelaku diet Mediterania juga tidak perlu makan makanan asal Mediterania. Cukup dengan makan buah-buahan dan sayuran yang sedang musimnya, konsumsi lemak sehat yang bergizi dan diproses secara minimal, seperti minyak zaitun extra virgin, kacang-kacangan dan biji-bijian serta menteganya, dan alpukat.
Selain itu, karbohidrat bersumber dari gandum utuh berkualitas tinggi. Meskipun roti putih, pasta, dan nasi sering kali disajikan di Mediterania, namun efek glikemiknya akan diimbangi oleh sayuran, lemak, dan protein yang kaya serat, bumbu, dan rempah aromatik.
Adapun, makanan dan minuman yang harus dikurangi antara lain produk susu dan olahannya, daging merah dalam porsi besar, dan alkohol.