Bisnis.com, BANDUNG – Baru-baru ini, kasus cacar monyet atau monkey pox kembali terkonfirmasi di Indonesia, khususnya DKI Jakarta.
Cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox, yaitu virus yang merupakan anggota genus Orthopoxvirus.
Cacar monyet dapat menyebar melalui kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi atau bisa tertular dari hewan yang terinfeksi melalui cakaran atau gigitan hewan.
Virus ini juga dapat menyebar melalui kontak tidak langsung dengan sesuatu yang terkontaminasi virus, termasuk pakaian, darah, atau linen lain yang digunakan oleh orang atau hewan yang terinfeksi.
Perbedaan antara cacar monyet dan cacar biasa
Meskipun cacar monyet dan cacar biasa mungkin terdengar serupa dan melibatkan penyakit kulit, namun keduanya adalah penyakit yang berbeda.
Cacar monyet mirip dengan cacar biasa, tetapi penyakit ini lebih ringan dibandingkan dengan cacar biasa. Gejalanya mirip dengan cacar biasa, seperti demam, sakit kepala, atau ruam dan gejala seperti flu, tetapi dapat sembuh sendiri dan sembuh dalam waktu sekitar tiga minggu.
Perbedaan utama antara cacar biasa dan cacar monyet adalah cacar biasa tidak menyebabkan limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), tetapi cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening.
Pembengkakan kelenjar getah bening mungkin hanya berdampak pada beberapa area tubuh yang atau dapat memengaruhi beberapa lokasi yang berbeda.
Penularan, tingkat keparahan, pengobatan, dan pencegahan setiap penyakit berbeda. Memahami perbedaan antara masing-masing penyakit dapat membantu menentukan jenis pengobatan.
Bagaimana mencegahnya?
Salah satu langkah pencegahan penyakit ini adalah dengan melakukan vaksinasi. Adapun saat ini vaksin cacar monyet sudah tersedia di Indonesia dan diprioritaskan untuk kelompok tertentu.
Selain vaksin, cara lain untuk membantu mencegah penyebaran cacar antara lain:
- Menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi (terutama hewan yang sakit atau mati)
- Menghindari kontak dengan barang-barang yang terkontaminasi virus
- Mengolah semua makanan yang mengandung daging atau bagian tubuh hewan dengan matang
- Mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air
- Menghindari kontak dengan orang yang mungkin terinfeksi virus
- Mengenakan masker yang menutupi mulut dan hidung saat berada di sekitar orang lain
- Membersihkan dan mendisinfeksi permukaan yang sering disentuh
- Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat orang yang terinfeksi virus. (Kresensia Kinanti)