Bisnis.com, JAKARTA — Perkembangan teknologi digital saat ini semakin mempermudah pembajakan pada karya. Seperti yang diketahui pembajakan selalu terjadi diberbagai karya mulai dari lagu, gambar, hingga tulisan.
Melihat hal itu, Tokopedia berinisiatif untuk membantu mencegah pembajakan dengan mengadakan festival Pustaka Sastra yang secara resmi mulai dibuka pada Rabu 25 Oktober 2023.
"Kita telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah pembajakan dan melindungi kekayaan intelektual dengan bekerja sama dengan pihak kementerian dan juga mengadakan festival pustaka sastra pada hari ini," ujar M. Hilmi Adrianto Wakil direktur Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia pada acara talk show Festival Pustaka Sastra pada Rabu (25/10/2023.
Pelaksanaan festival pustaka sastra ini, Tokopedia bekerja sama dengan berbagai pihak seperti, para penulis, para penerbit, ikatan penerbit Indonesia, dan DJKI Kemenkumham (Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM).
Dalam peresmian tersebut, Tokopedia juga mengadakan talk show dengan menghadirkan Anggoro Dasananto Direktur Hak Cipta dan Desain Industri Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Ramadhan Niendraputra Head of Category Development Tokopedia, Teddy W. Kusuma Pendiri POST Bookshop & Press, dan Dee Lestari seorang penulis karya sastra terbaik dengan banyak buku yang sudah difilmkan seperti Perahu Kertas, Filosofi Kopi, dan masih banyak lagi.
Dee Lestari sebagai narasumber dalam talk show menyampaikan dampak dari sisi seorang penulis yang karyanya sudah sering dibajak.
"Pembajakan sudah menjadi perbincangan yang lazim diantara sesama penulis dan kadang-kadang penulis merasa putus asa ketika melihat pembajakan yang semakin hari bertambah dan tidak ada habisnya," ujar Dee Lestari dalam Talk Show pada Rabu (25/10/2023).
Menurut Dee, pembajakan tidak bisa hanya dari pihak penulis atau penerbit yang mengadu tetapi sudah harus ekosistem (semua pihak dalam dunia Sastra) yang bergerak. Hal ini dikarenakan jika hanya satu atau dua pihak yang bergerak maka pembajakan tidak akan pernah berakhir.
Sementara itu, Pihak Tokopedia menyampaikan telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi penjualan karya bajakan di platform Tokopedia dengan memanfaatkan teknologi. Hal ini seperti meminta penjual memasukan seri buku hingga cover buku yang dapat dideteksi keasliannya.
Dalam kesempatan tersebut, Dee lestari juga meminta para penulis di seluruh Indonesia untuk membantu mengedukasi pembacanya mengenai pembajakan. Hal ini karena ada pembaca yang tidak tahu jika buku yang dibelinya merupakan bajakan.
"Mari kita sama-sama mengedukasi pembaca kita. Hal ini karena ada pembaca yang tidak tahu buku yang dibelinya merupakan bajakan. Saya pernah menolak tanda tangan karena buku tersebut merupakan bajakan dan pembaca yang membeli buku itu tidak tahu jika buku yang dibelinya bajakan," ucap Dee.
Dee menyampaikan, untuk mengetahui sebuah buku bajakan atau tidak dapat dilihat dari cover, cetakan, kertas yang digunakan, hingga nomor ISBN.
Sementara itu dari pihak Tokopedia menyampaikan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi pembajakan.
"Pembajakan dapat diatasi dengan kerja sama semua pihak, kesadaran diri, meningkatkan budaya peduli dengan melaporkan pembajakan, dan saling mengingatkan untuk memulai dengan produk asli," ucap Vice President of Physical Goods Tokopedia, David Kartono*
Tokopedia mengajak kepada seluruh pengguna platform Tokopedia untuk bersama-sama melaporkan pembajakan melalui website resmi Tokopedia yaitu ipptokopedia.com.