Bisnis.com, JAKARTA - Siang ini, Presiden Jokowi mengundang makan siang di istana, tiga capres yang sudah resmi daftar di KPU hingga 25 Oktober 2023 lalu.
Undangan itu, pertama kali diungkap oleh Nasdem yang mengatakan jika Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto diundang makan siang khusus oleh Presiden. Namun, kali ini undangan tidak menyertakan tiga wapres mereka.
Alhasil, Cak Imin, Mahfud MD, dan Gibran Rakabuming absen dalam momen makan siang yang cukup menarik kali ini.
Yang menarik, ini adalah pertemuan ketiga capres secara berbarengan setelah sama-sama mendaftar ke KPU.
Tak kalah menarik lainnya dari momen makan siang kali ini adalah ketiga capres kompak memakai batik motif parang, seolah janjian sebelum hadir. Yang membedakannya adalah warna dan jenis batik parangnya,
Dalam foto yang berhasil diabadikan para awak media di istana presiden, warna batik Ganjar Pranowo terlihat paling cerah di antara ketiganya.
Dia memakai batik lengan panjang dengan warna dominasi salem, dan dengan aksen merah serta biru.
Sedangkan Prabowo Subianto dengan pilihan warna dasar batik krem, dengan aksen cokelat dan sedikit tambahan warna biru.
Terakhir, Anies Baswedan memakan batik dengan warna paling gelap yakni kombinasi hitam, biru tua, cokelat tua, krem dan juga biru muda.
Merekapun sama-sama kompak memakai celana pantalon berwarna hitam untuk perpaduan batiknya.
Ketiganya sempat berpose di depan kamera para awak media, dengan gaya mengangkat tangan sambil bergandengan, dan juga bersalaman bertiga sekaligus.
Lantas apa makna sebenarnya dari batik parang yang digunakan ketiga capres di momen tersebut.
Batik Parang adalah salah satu motif batik yang paling tua di Indonesia. Parang berasal dari kata "pèrèng" yang berarti "lèrèng". Maksudnya, bentuk motif batik parang itu berupa huruf “S” yang digambar secara berkaitan satu sama lain dan membentuk diagonal miring layaknya lèrèng gunung.
Perengan menggambarkan sebuah garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal. Susunan motif S jalin-menjalin tidak terputus melambangkan kesinambungan.
Bentuk dasar huruf S diambil dari ombak samudra yang menggambarkan semangat yang tidak pernah padam. Batik ini merupakan batik asli Indonesia yang sudah ada sejak zaman keraton Mataram Kartasura (Solo).
Batik parang ini memiliki makna petuah untuk tidak pernah menyerah, ibarat ombak laut yang tak pernah berhenti bergerak.
Batik parang juga menggambarkan jalinan yang tidak pernah putus, baik dalam arti upaya untuk memperbaiki diri, upaya memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian keluarga.
Batik parang bahkan menggambarkan kain yang belum rusak, baik dalam arti memperbaiki diri, kesejahteraan upaya mereka, serta bentuk hubungan di mana batik parang pada masa lalu adalah hadiah yang mulia untuk anak-anaknya.
Batik parang biasanya dipakai para raja jawa dan kesatria Jawa.
Batik parang juga memiliki beberapa jenis berikut ini
1. Parang Rusak
Dikuitip dari Stekom, motif ini merupakan motif batik yang diciptakan Penembahan Senopati saat bertapa di Pantai Selatan. Motif batik ini terinspirasi dari ombak yang tidak pernah lelah menghantam karang pantai. Motif ini melambangkan manusia yang internal melawan kejahatan dengan mengendalikan keinginan mereka sehingga mereka bijaksana, watak mulia karakter yang akan menang.
Sementara itu, dikutip dari iwarebatik.org, selain dari keberanian dan ketegaran, motif parang rusak juga menggambarkan bahwa penggunanya memiliki semangat tak terpatahkan, seperti yang dilambangkan oleh motif bergelombang yang mirip lengkungan pada Keris pusaka Jawa maupun lengkungan ombak laut.
Pengguna parang rusak adalah jiwa mulia yang dapat mengendalikan gelombang godaan yang ada dalam kehidupan manusia sehari-hari. Oleh sebab itu, motif ini khusus untuk keluarga kerajaan dan bangsawan.
2. Parang Barong
Motif ini merupakan motif yang mempunyai ukuran yang lebih besar dari parang rusak, yang diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma.
Motif ini memiliki makna pengendalian diri dalam dinamika usaha yang terus-menerus, kebijaksanaan dalam gerak, dan kehati-hatian dalam bertindak.
Dikutip dari batikindonesia, motif ini memiliki bentuk layaknya susunan huruf S yang saling menyambung berurutan secara diagonal.
Secara umum, bentuk dasar berupa huruf S terinspirasi dari gulungan ombak yang tidak henti-henti. Gulungan ombak tersebut menyimbolkan semangat atau daya juang manusia agar selalu ada dan tidak hilang.
Barong memiliki makna singa atau juga sesuatu (kekuatan) yang lebih besar, sering dikaitkan dengan hal-hal supranatural. Arti besar pada barong digambarkan dalam motifnya yang juga berukuran besar.
Sementara filosofi di balik barong adalah manusia berada di bawah kekuatan besar (Tuhan). Melalui penciptaan motif ini, Sultan Agung Hanyakrakusuma yang saat itu berkedudukan sebagai raja ingin mengekspresikan pengalaman jiwanya.
3. Parang Klitik
Motif ini merupakan pola parang dengan stilasi yang halus. ukurannya pun lebih kecil dan juga menggambarkan citra feminim, Motif ini melambangkan kelemah-lembutan, perilaku halus dan bijaksana. Biasanya digunakan oleh para puteri raja.
Dikutip dari laman batiktulisgiriloyo, motif batik parang klitik adalah motif yang bentuknya kecil-kecil dan halus dan menggambarkan ke feminim,motif ini sangat cocok untuk digunakan kaum wanita karena dari sejarahnya batik motif parang ini dulunya banyak digunakan para putri kerajaan yang melambangkan kehalusan, kelembutan dan bijaksana.
Namun motif ini juga cocok untuk kaum laki-laki juga karena motif ini juga bisa mencerminkan kelembutan dan kebijakan dari kaum laki.
4. Parang Slobog
Motif ini melambangkan keteguhan, ketelitian dan kesabaran, dan biasanya digunakan dalam upacara pelantikan. Motif ini mempunyai makna harapan agar pemimpin yang dilantik dapat mengemban dan menjalankan tugasnya dengan amanah disertai kebijaksanaan dalam diri.
Dikutip dari laman batiktulisgiriloyo, motif batik parang slobog adalah perlambang dari keteguhan hati,kesabaran serta ketelitian.
Motif batik parang slobog sangat cocok untuk para kaum laki-laki sebagai seorang pemimpin, maka motif ini sering digunakan saat upacara pelantikan jabatan. Harapannya dengan memakai baju batik bermotif parang slobog mampu mengemban amanah dan tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya.
Selain itu motif ini juga digunakan saat upacara pemakaman,maksud dan tujuannya adalah agar nantinya arwah yang meninggal mendapat kemudahan serta kelancaran dalam menghadap sang pencipta serta agar keluarga yang menerima musibah diberikan kesabaran dan ketabahan .