Bisnis com, JAKARTA – Film Budi Pekerti karya Wregas Bhanuteja ternyata memiliki fakta-fakta unik yang identik dengan kehidupan di Indonesia dan menoreh banyak pujian serta penghargaan.
Budi Pekerti mendapat penghargaan pada Festival Film Internasional Tornato. Film ini juga terpilih sebagai official selection di SXSW Sydney 2023 Screen Festival yang berlangsung pada 15-22 Oktober 2023 di Sydney, Australia serta terpilih menjadi film pembuka di Jakarta Film Week (JFW) 2023 pada 25-29 Oktober 2023.
Wregas memadukan beberapa fakta unik yang sesuai dengan kehidupan di Indonesia, maka tidak heran film yang tayang di bioskop sejak 2 November 2023 ini menjadi incaran dan mendapat banyak tanggapan positif dan pujian.
Fakta-fakta menarik film Budi Pekerti yang dirangkum dari berbagai sumber, sebagai berikut:
1. Terinspirasi Dari Kisah Nyata
Wregas mengaku film Budi Pekerti terinspirasi dari banyaknya kasus cyber bullying terhadap seseorang setelah video yang menampilkan seseorang tersebut viral di dunia maya. Sang penulis sekaligus sutradara sebelumnya melakukan riset untuk ide cerita dan menemukan banyak fenomena cyber bullying dalam media sosial. Dari situlah film ia menuangkan kisah Ibu Prani, seorang guru BK (Bimbingan Konseling), yang dihujat oleh netizen sampai kehidupannya terancam.
2. Memberikan Pesan Moral yang Mendalam
Wregas ingin mendiskusikan tentang mengapa manusia memiliki hasrat besar untuk menindas sesamanya dan mengesampingkan empati dan kasih sayang. Film ini juga memberikan pesan kepada sesama pengguna internet untuk bersikap bijak dalam bermedia sosial. Selain itu, Wregas pun ingin mendiskusikan bagaimana seharusnya masyarakat menyikapi pendidikan agar membuat sesama manusia menjadi pribadi yang lebih baik.
3. Proses Syuting di Jogja Merupakan Penghormatan Asal-usul Wregas
Pemilihan latar cerita di Yogyakarta tak lepas dari asal-usul Wregas yang memang tumbuh besar dan punya kampung halaman di kota tersebut. Ia menggarap film ini sebagai penghormatan sekaligus menggambarkan lingkungan tempatnya tumbuh pada masa lalu. Proses pengambilan gambar (syuting) film Budi Pekerti dilakukan seluruhnya di Yogyakarta sejak November 2022 hingga Desember 2022.
4. Sebagian Besar Adegan Menggunakan Bahasa Jawa
Untuk menguatkan akting, para pemain film Budi Pekerti harus belajar dan latihan berbahasa Jawa secara intens selama sekitar tiga bulan, karena banyak dialog dalam skenario yang memakai bahasa Jawa. Proses belajar bahasa Jawa ini dimulai dari aspek paling dasar, yakni mengenal aksara Jawa, lalu secara bertahap mempelajari bahasa Jawa dengan aksen sesuai yang diarahkan sutradara.
5. Pemain Melakukan Observasi dan Pendalaman Karakter Jawa Selama 3 Bulan
Pemain menyambangi Yogyakarta selama empat hari untuk observasi langsung dan memahami masyarakat di sana, mulai dari gestur, gaya bicara, dialek, hingga budayanya. Pemain menghabiskan total waktu persiapan hingga tiga bulan untuk mengulik semua adegan film Budi Pekerti secara detail agar akting saat syuting menjadi optimal, salah satunya memahami ekspresi dan cara orang Jawa bersikap.
6. Punya Judul Internasional
Sebagai film penerima penghargaan pada Festival Film Internasional Tornato 2023, Budi Pekerti memiliki judul Internasional yakni Andragogy. Andragogy atau dalam bahasa Indonesia, Andragogi merupakan pembelajaran yang melibatkan orang dewasa sebagai pengalaman belajar.
7. Masuk 17 Nominasi Piala Citra, Festival Film Indonesia
Selain memperoleh penghargaan Internasional, Film Budi Pekerti juga mendapat pengakuan di negara asal terbukti dengan 17 Nominasi Piala Citra yang diperoleh film Budi Pekerti.