Bisnis.com, JAKARTA — Serangan jantung dapat menyerang siapa saja, baik yang tua dan muda, termasuk bagi yang senang melakukan aktivitas fisik. Tak jarang serangan jantung justru terjadi ketika sedang melakukan aktivitas fisik yang berat.
Para ahli mengatakan bahwa penting untuk menjaga kesehatan jantung dengan penyesuaian gaya hidup yang tepat dan serangkaian kebiasaan sehat. Dalam hal kesehatan jantung, tidak hanya kesehatan fisik tetapi manajemen stres dan kesehatan mental adalah hal yang paling penting.
Berbagai faktor dapat berkontribusi terhadap kejadian yang tidak menguntungkan tersebut, dan meskipun sulit untuk menentukan penyebab tunggalnya.
Malansir Hidustan Times, tanpa laporan medis khusus, berikut beberapa kemungkinan faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan jantung kaum muda, kata Dr. Indranill Basu Ray, ahli jantung dan elektrofisiologi ternama.
Faktor gaya hidup
1. Pola makan yang buruk dan obesitas: Pola makan yang tinggi makanan olahan, gula, dan lemak tidak sehat, ditambah dengan rendahnya aktivitas fisik, dapat menyebabkan obesitas, kolesterol tinggi, dan hipertensi, bahkan pada remaja dan dewasa muda.
2. Ketidakaktifan: Gaya hidup yang tidak banyak bergerak, yang semakin umum karena penggunaan teknologi dan kehidupan perkotaan, dapat menyebabkan kondisi kardiovaskular yang buruk, sehingga aktivitas fisik yang intens dan tiba-tiba menjadi lebih membebani jantung.
3. Merokok dan vaping: Kaum muda yang merokok atau vape membuat jantung mereka terpapar nikotin dan bahan kimia lainnya yang dapat merusak jaringan jantung dan pembuluh darah, sehingga menyebabkan peningkatan detak jantung dan tekanan darah.
4. Penyalahgunaan zat: Penggunaan tembakau, alkohol, dan obat-obatan terlarang (seperti stimulan), dapat menimbulkan efek akut dan kronis yang parah pada jantung.
Selain itu, ada pula foaktor risiko akibatn kondisi medis, berikut ini:
1. Cacat jantung yang tidak terdiagnosis: Beberapa individu muda memiliki cacat jantung bawaan yang tidak diketahui sampai terjadi serangan jantung mendadak, sering kali saat melakukan aktivitas fisik.
2. Kardiomiopati hipertrofik: Kondisi genetik ini, yang ditandai dengan penebalan otot jantung, merupakan penyebab umum kematian jantung yang tidak terduga pada orang muda.
3. Miokarditis: Infeksi virus dapat menyebabkan peradangan pada otot jantung, melemahkannya dan membuatnya lebih rentan terhadap kegagalan saat stres.
4. Displasia Ventrikel Kanan Aritmogenik: Jenis kardiomiopati langka yang memengaruhi otot ventrikel kanan jantung.
Ada pula penyebab serangan jantung karena faktor eksternal seperti berikut ini:
1. Aktivitas fisik yang ekstrem: Melakukan aktivitas fisik yang intens dan tiba-tiba seperti menari selama berjam-jam, terutama tanpa pengkondisian yang teratur, dapat memberikan tekanan yang tidak terduga pada jantung.
2. Aktivitas fisik yang intens: Meskipun olahraga secara umum bermanfaat bagi kesehatan jantung, aktivitas fisik yang intens terkadang dapat memicu penyakit jantung, terutama pada mereka yang memiliki kondisi jantung yang tidak terdiagnosis.
3. Dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit: Hal ini dapat terjadi selama aktivitas fisik yang berkepanjangan, terutama di iklim panas, yang menyebabkan aritmia jantung.
4. Stres: Tingkat stres emosional dan fisik yang tinggi serta kurang tidur dapat meningkatkan risiko masalah jantung. Hormon stres dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, sehingga menyebabkan ketegangan yang lebih besar pada jantung.
5. Masalah stres dan kesehatan mental: Kaum muda saat ini menghadapi tantangan stres dan kesehatan mental yang signifikan, yang dapat berdampak fisik pada jantung.
6. Kurangnya pemeriksaan kesehatan rutin: Pemeriksaan kesehatan preventif kurang umum dilakukan di kalangan generasi muda, yang berarti potensi masalah jantung mungkin tidak terdiagnosis sampai semuanya terlambat.
Dr Indranill mengatakan bahwa kesehatan mental sangat erat kaitannya dengan penyakit jantung dan sudah saatnya individu harus memperhatikan kesejahteraan secara keseluruhan untuk menjaga kesehatan kardiovaskular mereka.