Bisnis.com, BANDUNG – Dari tahun ke tahun, dengue atau demam berdarah masih menjadi masalah kesehatan serius di beberapa tempat di Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI mencatat, jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia sampai dengan minggu ke-39 tahun 2022 mencapai 94.355 kasus dengan prediksi yang terus meningkat.
Menanggapi permasalahan ini, pemerintah memang sudah melakukan berbagai program, akan tetapi belum sepenuhnya berhasil mengendalikan kasus dengue.
Oleh karena itu, teknologi Wolbachia diciptakan untuk membantu penanggulangan dengue di Indonesia. Teknologi Wolbachia merupakan cara untuk melawan virus yang ada di nyamuk dengan bakteri.
The World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta yang dijalankan oleh Prof. Adi Utari melakukan penelitian terkait pengendalian virus dengue dengan menggunakan nyamuk aedes aegypti yang telah berbakteri Wolbachia.
Peneliti yang kerap disapa Prof. Uut ini menjelaskan bahwa Wolbachia merupakan bakteri yang dapat tumbuh alami pada serangga terutama nyamuk, kecuali nyamuk aedes aegypti dan terdapat pada lebih dari 50% serangga di sekitar kita.
Efektivitas Wolbachia yang diteliti oleh WMP sejak 2011 ini dilakukan melalui fase persiapan dan pelepasan aedes aegypti berwolbachia dalam skala terbatas.
Jika aedes aegypti Jantan berwolbachia kawin dengan aedes aegypti betina, maka virus dengue pada nyamuk betina akan terblok.
Selain itu, jika nyamuk betina berwolbachia kawin dengan nyamuk jantan yang tidak berwolbachia, maka seluruh telurnya akan mengandung Wolbachia.
Penerapan teknologi Wolbachia ini ditujukan untuk menurunkan harapan hidup nyamuk dan menurunkan kemampuan hisap nyamuk.
Keberadaan inovasi teknologi Wolbachia tidak menghilangkan metode pencegahan pengendalian dengue yang telah ada di Indonesia.
Implementasi intervensi Wolbachia sebagai pelengkap dari program pengendalian Dengue memerlukan kepemimpinan pemerintah, dukungan kuat dari pemangku kepentingan dan penerimaan masyarakat.
Selain di Indonesia, teknologi Wobachia untuk mencegah peningkatan kasus dengue juga pernah dilakukan di 9 negara lain, yaitu Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Meksiko, Kiribati, New Caledonia, dan Sri Lanka. (Kresensia Kinanti)