Ilustrasi/fitnessformen.co.id
Health

Awas! Perut Buncit Bisa Tingkatkan Risiko Alzheimer

Redaksi
Rabu, 22 November 2023 - 11:52
Bagikan

Bisnis.com, BANDUNG – Memiliki lemak perut tidak hanya menimbulkan masalah penampilan, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan seseorang dengan meningkatkan risiko diabetes, stroke, dan penyakit jantung.

Menurut sebuah studi baru, jumlah lemak perut visceral yang lebih tinggi pada usia pertengahan (45-59 tahun) dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer.

Visceral fat atau lemak perut merupakan jenis lemak yang terdapat di dalam rongga perut, terutama di sekitar organ-organ dalam seperti hati, pankreas, dan usus.

Beberapa kadar lemak visceral memang membantu melindungi organ-organ tersebut, tetapi terlalu banyak lemak visceral merupakan tanda sindrom metabolik yang terkait dengan tekanan darah tinggi, obesitas, kolesterol tinggi, dan resistensi insulin.

Para peneliti menemukan hubungan antara lemak tersembunyi ini dan perubahan pada otak yang terkait dengan Alzheimer, yang dapat membantu memprediksi kondisi tersebut bahkan 15 tahun sebelum gejala awal muncul.

"Meskipun ada penelitian lain yang mengaitkan BMI dengan atrofi otak atau bahkan risiko demensia yang lebih tinggi, belum ada penelitian sebelumnya yang mengaitkan jenis lemak tertentu dengan penyakit Alzheimer. Penelitian serupa belum menyelidiki peran diferensial lemak viseral dan subkutan, terutama dalam hal patologi amiloid Alzheimer, sejak usia paruh baya,” kata penulis studi Mahsa Dolatshahi, dari Washington University School of Medicine di St, mengutip laman Medical Daily, Rabu (22/11/2023).

Lebih dari 6 juta orang di Amerika Serikat hidup dengan penyakit Alzheimer, sebuah kondisi progresif yang mempengaruhi ingatan, pikiran, dan kemampuan seseorang untuk melakukan percakapan. Menurut Asosiasi Alzheimer, jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi hampir 13 juta pada tahun 2050.

Tim peneliti mengevaluasi 54 partisipan yang sehat secara kognitif antara usia 40 hingga 60 tahun, dengan BMI rata-rata 32. Volume otak peserta diukur menggunakan MRI dan keberadaan amiloid dan protein di otak yang terkait dengan Alzheimer ditentukan dengan menggunakan pemindaian tomografi emisi posisi (PET).

Untuk mengidentifikasi risiko Alzheimer, para peneliti memperkirakan hubungan dengan faktor-faktor seperti indeks massa tubuh (BMI), obesitas, resistensi insulin, dan jaringan adiposa (lemak) perut.

Para peneliti menemukan bahwa rasio lemak visceral terhadap subkutan yang lebih tinggi dikaitkan dengan penyerapan pelacak PET amiloid yang lebih tinggi pada korteks precuneus, wilayah yang diketahui terkena dampak awal dari patologi amiloid pada penyakit Alzheimer. Hubungan ini lebih buruk pada pria daripada wanita.

Studi ini juga menemukan hubungan antara lemak perut yang lebih tinggi dan peningkatan peradangan otak, yang dikaitkan dengan peningkatan risiko Alzheimer.

"Beberapa jalur diduga berperan. Sekresi inflamasi dari lemak viseral yang berlawanan dengan efek perlindungan yang berpotensi dari lemak subkutan dapat menyebabkan peradangan di otak, salah satu mekanisme utama yang berkontribusi terhadap penyakit Alzheimer," kata Dolatshahi.

"Penelitian ini menyoroti mekanisme kunci dimana lemak tersembunyi dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan otak tersebut terjadi sejak usia 50 tahun, rata-rata hingga 15 tahun sebelum gejala kehilangan memori paling awal dari Alzheimer terjadi," kata penulis senior Cyrus A. Raji. (Kresensia Kinanti)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro