Seorang yang  menangis karena orang tua yang bercerai
Health

Tips Parenting, 10 Cara Melindungi Anak Dari Dampak Perceraian dan KDRT

Redaksi
Sabtu, 25 November 2023 - 14:30
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Bukan hal baru jika sebuah perceraian memiliki pengaruh yang cukup besar pada anak termasuk mental anak. Hal tersebut membutuhkan perlakuan khusus untuk melindungi anak.

Bayi, balita, dan anak prasekolah tidak mampu melindungi diri mereka sendiri, melarikan diri, mencari bantuan, atau menggambarkan pengalaman mereka secara memadai ketika mereka mengalami perceraian orang tua.

Pada saat yang sama, kita tahu bahwa peristiwa traumatis dan stres memengaruhi otak dan tubuh anak-anak. Hormon stres mengalir melalui anak-anak yang mengalami ketakutan kronis, yang mengakibatkan kewaspadaan permanen.

Trauma awal ini mengubah mereka, meski mereka belum bisa berkata-kata untuk menggambarkan pengalaman mereka. Selain itu, trauma ini akan berpanjangan bahkan hingga saat anak telah dewasa.

Hal ini harus menjadi perhatian orang tua dan juga orang disekitar anak.

Dilansir dari psychologytoday.com pada Jumat (24/11/2023), ada 10 tips yang bisa diterapkan orang tua ataupun orang sekitar dalam melindungi anak dari dampak perceraian seperti:

1. Perintah Perlindungan

Cobalah untuk memasukkan anak kamu ke dalam perintah pengadilan apa pun yang melindungi kamu dari pelaku kekerasan. Masing-masing negara mempunyai kriteria dan prosedur yang berbeda-beda mengenai hal ini dan kamu bisa memanfaatkannya. Di Indonesia terdapat komisi perlindungan anak yang bisa kamu manfaatkan.

2. Beritahu Orang Lain Apa ang Sedang Terjadi

Kamu memerlukan orang-orang dewasa yang dekat dengan kehidupan anak kamu mungkin seperti dokter anak, penyedia penitipan anak, dan anggota keluarga untuk tetap membuka mata terhadap tanda-tanda masalah yang mungkin terjadi, memperhatikan hal ini, dan bahkan menghubungi Layanan Perlindungan Anak jika mereka mempercayai kamu.

3. Perencanaan Keselamatan

Bicaralah dengan advokat di lembaga kekerasan dalam rumah tangga setempat tentang cara kamu dan anak kamu dapat keluar dari situasi tersebut seaman mungkin. Mulailah merencanakan bahkan jika kamu belum dalam posisi untuk melaksanakan rencana kamu.

4. Dokumentasikan Semuanya

Buatlah jurnal dan pastikan disimpan di tempat yang aman. Simpan foto-foto memar, lubang di dinding, benda pecah, dll. Jika kamu menerima SMS atau pesan instan yang mengancam, atau komunikasi yang mengakui adanya pelecehan, simpanlah dengan aman.

Jika aman, kirim SMS atau email kepada seseorang ketika terjadi sesuatu dan minta mereka menyimpan pesan kamu di tempat yang aman (ini akan diberi stempel waktu). Ada juga aplikasi dan alat digital lainnya yang dapat membantu kamu mendokumentasikan penyalahgunaan. Hal ini bisa dijadikan bukti jika kamu mengalami kekerasan dalam rumah tangga.


5. Bertindak Cepat

Jika pelaku kekerasan memukul atau mengguncang anak, memaksa kamu mengabaikan tangisan anak, memaksa kamu mengabaikan anak, atau memberikan obat pada anak untuk membuatnya tertidur, anak kamu berada dalam risiko. Hubungi layanan darurat, Layanan Perlindungan Anak, atau advokat kekerasan dalam rumah tangga sesegera mungkin.

6. Apakah Uang Penting

Mungkin orang yang menganiaya kamu tidak pernah menaruh minat pada anak tetapi tiba-tiba memperjuangkan hak asuh sebagai orang tua. Jika menurut kamu ini masalahnya, bicarakan dengan pengacara dan lihat apakah kamu punya pilihan. Pengacara yang baik yang memahami kekerasan dalam rumah tangga adalah kunci kasus hak asuh anak.

7. Pertimbangkan Alternatif Geografis

Kamu tentu tidak ingin terlihat memindahkan anak ke kota atau negara bagian lain hanya untuk menghilangkan akses orang tua lain terhadap anak tersebut.

Namun, jika asal usul dan dukungan keluarga kamu berada di negara bagian lain, atau jika pelaku kekerasan baru-baru ini memindahkan kamu ke tempat di mana kamu terisolasi, atau jika kamu memiliki peluang kerja baru, kamu mungkin dapat menyatakan bahwa kamu dan anak kamu akan lebih baik tinggal di kota atau negara bagian yang dekat dengan orang-orang yang mendukung, meskipun jauh dari pelaku kekerasan.

8. Pertimbangkan Layanan Perlindungan Anak

Jika kamu mempunyai alasan untuk meyakini bahwa anak telah dianiaya atau berisiko mengalami pelecehan, hubungi Layanan Perlindungan Anak atau polisi.

Sangat menakutkan bagi banyak orang untuk mengundang lembaga perlindungan anak atau polisi ke dalam kehidupan mereka. Namun, jika kamu dapat menunjukkan cara pelaku kekerasan menempatkan anak dalam risiko dan langkah-langkah yang diambil untuk melindungi anak tersebut, lembaga tersebut mungkin dapat bekerja atas nama kamu dan membantu kamu menjaga anak tetap aman (misalnya dengan mengusir pelaku kekerasan dari rumah, membantu kamu mendapatkan perumahan mandiri, dll.)

9. Bangun Relasi atau Tim yang Mendukungmu

Kamu tidak dapat melindungi anakmu sendirian. Mintalah rujukan dari lembaga KDRT di daerah kamu untuk menemui pengacara dan terapis atau konselor yang memahami kekerasan dalam rumah tangga. Pastikan kamu memiliki teman-teman yang mendukung, tetapi jangan curhat pada teman yang sama-sama pelaku kekerasan, hal ini mungkin terlalu berisiko.

10. Cobalah Untuk Melepaskan Gagasan-gagasan arti “keluarga utuh"

Kamu mungkin bermimpi tentang bagaimana kehidupan, hubungan, dan keluarga kamu nantinya. Anak dapat tumbuh bahagia dalam berbagai situasi keluarga, asalkan disayangi dan aman. Kamu dapat memiliki kehidupan keluarga yang indah dan memuaskan bahkan tanpa orang tua lain dari anak tersebut. Kamu tidak dapat memiliki kehidupan keluarga yang indah, memuaskan, dan aman bersama seseorang yang melakukan kekerasan. (Ernestina Jesica Toji)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro