Bisnis.com, JAKARTA — Banyak orang mengira jika pneumonia hanya terjadi pada orang dewasa namun faktanya pneumonia dapat terjadi pada anak-anak.
Menurut data UNICEF setiap tahunnya, penyakit ini merenggut nyawa lebih dari 700.000 anak di bawah usia 5 tahun, termasuk lebih dari 153.000 bayi baru lahir, yang sangat rentan terhadap infeksi.
Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut pada paru-paru. Penyakit ini tidak mempunyai penyebab tunggal namun penyakit ini dapat berkembang dari bakteri, virus, atau jamur di udara.
Anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya belum matang (misalnya bayi baru lahir) atau melemah karena kekurangan gizi, atau penyakit seperti HIV akan lebih rentan terhadap pneumonia.
Anak-anak dengan pneumonia biasanya mengalami pernapasan cepat, atau dada bagian bawah mereka mungkin tertarik ke dalam saat mereka menarik napas atau kempes, sedangkan pada orang sehat, dada mengembang saat menghirup udara.
Mengutip laman resmi WHO (World Health Organization) who.int pada Rabu (25/10/2023), Pneumonia disebabkan oleh beberapa infeksi, termasuk virus, bakteri dan jamur yang paling umum adalah sebagai berikut:
- Streptococcus pneumoniae adalah penyebab paling umum dari pneumonia bakterial pada anak-anak.
- Haemophilus influenzae tipe b (Hib) adalah penyebab paling umum kedua dari pneumonia bakterial.
- Virus pernapasan syncytial adalah virus penyebab pneumonia yang paling umum.
Pada bayi yang terinfeksi HIV, Pneumocystis jiroveci adalah salah satu penyebab paling umum dari pneumonia, dan bertanggung jawab atas setidaknya seperempat dari seluruh kematian akibat pneumonia pada bayi yang terinfeksi HIV.
Pneumonia dapat menyebar melalui beberapa cara seperti virus dan bakteri yang biasa terdapat di hidung atau tenggorokan anak sehingga menginfeksi paru-paru jika terhirup.
Virus dan bakteri tersebut juga dapat menyebar melalui udara dari batuk atau bersin. Selain itu, pneumonia dapat menyebar melalui darah, terutama saat dan segera setelah kelahiran.
Meskipun sebagian besar anak-anak yang sehat dapat melawan infeksi dengan pertahanan alami mereka, anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya lemah mempunyai risiko lebih tinggi terkena pneumonia.
Sistem kekebalan tubuh anak mungkin melemah karena malnutrisi atau kekurangan gizi, terutama pada bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif.
Mencegah pneumonia pada anak merupakan komponen penting dari strategi untuk mengurangi angka kematian anak.
Imunisasi terhadap Hib, pneumokokus, campak dan batuk rejan (pertusis) merupakan cara paling efektif untuk mencegah pneumonia.
Selain itu,nutrisi yang cukup merupakan kunci untuk meningkatkan pertahanan alami anak, dimulai dengan pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupannya.
Selain efektif dalam mencegah pneumonia, hal ini juga membantu mengurangi lamanya penyakit jika seorang anak jatuh sakit.
Pencegahan lain dapat juga dengan mengatasi faktor lingkungan seperti polusi udara dalam ruangan dan mendorong kebersihan yang baik di rumah yang ramai juga mengurangi jumlah anak yang terkena pneumonia. (Ernestina Jesica Toji)