Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memprediksi puncak kasus Covid-19 varian JN.1 akan terjadi pada Januari 2024.
Hal tersebut disampaikannya berdasarkan pola penyebaran varian JN.1 yang kian dominan dalam penambahan kasus Covid-19 di Indonesia selama sepekan terakhir.
“JN.1 ini memang naik, tadinya hanya 1% ya, di minggu kedua naik ke 19% hingga di minggu ketiga, kemudian di Desember ini sudah 43%,” katanya dalam konferensi pers di Gedung Kemenkes RI, Jakarta Selatan pada Jumat (22/12/2023).
Budi menjelaskan, hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan varian JN.1 berlangsung pesat. Artinya, varian tersebut akan mendominasi kasus Covid-19 dalam beberapa waktu ke depan.
“Jadi kenaikannya dia pesat, artinya dia mendominasi varian yang ada. Kalau pengalaman kita di sebelum-sebelumnya, begitu dia sampai 80%, di atas 80% itu peak-nya tercapai,” paparnya.
Dengan memperkirakan bahwa kenaikan penyebaran varian tersebut sebanyak 20% pada pekan depan dan terus konsisten pada pekan-pekan berikutnya, dia memprediksi bahwa puncak JN.1 akan tercapai pada Januari.
“Sekarang kita lihat, 19 ke 43 [persen] itu kan naiknya hampir 20% lebih ya. Kalau kita hitung 20% lagi minggu depan, itu 60%, 20% minggu depannya lagi, sudah 80%. Jadi harusnya di Januari itu peaknya sudah dicapai,” katanya.
Sementara itu, ketika ditanya mengenai perkiraan berapa lama periode puncak itu akan berlangsung, Budi mengatakan bahwa hal itu akan berlangsung sekitar 2-4 minggu sebelum terjadi penurunan.
Itu sebabnya, dia berharap bahwa pada Februari 2024, kasus Covid-19 varian JN.1 akan kembali melandai.
“Peak-nya paling 2 minggu sampai 4 minggu maksimal, kemudian terjadi penurunan. Jadi mudah-mudahan nanti kita lihat kalau misalnya peak-nya terjadi di Januari, itu harusnya di Februari insyaallah ini sudah turun kembali,” jelas Budi.
Diberitakan sebelumnya, Kemenkes menyebut bahwa kenaikan Covid-19 di Indonesia melampaui 2.000 kasus per minggu menjelang momentum hari raya Natal dan tahun baru (Nataru) 2024.
Kendati demikian, angka tersebut dinilai masih relatif aman bagi masyarakat, karena berada di bawah level 1 standar penilaian krisis Covid-19 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).