Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat./Istimewa
Travel

Djarum dan Wings Group Pilih Garap Kebun Raya di IKN, Ini Detailnya

Mia Chitra Dinisari
Jumat, 5 Januari 2024 - 14:41
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Dua konglomerat Indonesia yakni Djarum Group dan Wings Group memastikan akan ikut serta dalam proyek non komersial Ibu kota Nusantara (IKN) berupa pembangunan botanical Garden.

Kabar itu disampaikan oleh kedua perusahaan itu menyusul beredarnya pemberitaan jika Djarum dan Wings mundur dari konsosrsium proyek Aguan di IKN.

Dikutip Bisnis, Corporate Communications Manager Djarum, Budi Darmawan, menjelaskan bahwa sejak awal pihaknya hanya berkomitmen untuk melakukan pengembangan ruang publik non-profit yakni botanical garden.

Senada, Head of Corporate Communications & CSR WINGS Group Indonesia, Sheila Kansil menuturkan bahwa tidak tercantumnya nama Wings Group dalam daftar keanggotaan Konsorsium Nusantara lantaran pihaknya hanya berkomitmen untuk membangun kebun raya (botanical garden) yang sifatnya non-profit. Kendati demikian, Sheila memastikan pihaknya tetap merupakan bagian dari Konsorsium Nusantara.

"Kami sampaikan bahwa Wings Group tetap ikut serta di dalam Konsorsium Nusantara IKN yang bersifat Non-Komersial, salah satu contohnya adalah pembangunan Botanical Garden," tuturnya dikutip dari Bisnis. 

Profil Botanical Garden IKN

Botanical Garden merupakan proyek dari Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) berupa pembangunan kebun raya, jalur hijau, hingga taman safari di kawasan IKN.

Kepala OIKN, Bambang Susantono mengutip Bisnis mengatakan mereka berencana membuat kebun raya di IKN atau botanical garden, kemudian jalur hijau atau taman publik. Dia berharap investasi untuk pembuatannya dari swasta.

Pembangunan botanical garden rencananya akan dibangun di atas lahan seluas 50 hektar, yang ada di Kawasan Istana Presiden, Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Provinsi Kalimantan Timur.

Luas Kawasan Istana Presiden di IKN mencapai 50 hektar. Sehingga jika ditambah dengan botanical garden 50 hektar totalnya mencapai 100 hektar.

Jika Kebun raya ini terealisasi, maka Indonesia akan memiliki lima kebun raya. Sebelumnya sudah ada empat kebun raya di Indonesia yakni kebun raya Bogor, kebun raya Cibodas, kebun raya Purwodadi, dan kebun raya Bali.

Profil 4 kebun raya yang ada di Indonesia

1. Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Bogor merupakan salah satu kawasan konservasi ex-situ yang bertujuan untuk koleksi tumbuhan tropika dataran rendah basah dan menjadi ikon Kota Bogor 

Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan di Hindia Belanda. Namun pada perkembangannya pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia dan sebagai wadah bagi ilmuwan terutama bidang botani di Indonesia secara terorganisasi pada zaman itu (1880 - 1905).

Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).

Luasnya mencapai 87 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Letak geografis Bogor yang mengalami hujan hampir setiap hari bahkan di musim kemarau menjadikan kebun ini sebagai lokasi yang menguntungkan untuk budidaya tanaman tropis.

2. Kebun Raya Cibodas

Kebun Raya Cibodas merupakan tempat yang nyaman untuk beristirahat sambil menikmati keindahan berbagai jenis tumbuhan yang berasal dari Indonesia dan negara-negara lainnya.

Didirikan pada tanggal 11 April 1852 oleh Johannes Ellias Teijsmann, seorang kurator Kebun Raya Bogor pada waktu itu, dengan nama Bergtuin te Tjibodas (Kebun Pegunungan Cibodas). Pada awalnya dimaksudkan sebagai tempat aklimatisasi jenis-jenis tumbuhan asal luar negeri yang mempunyai nilai penting dan ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah Pohon Kina (Cinchona calisaya).

Kemudian berkembang menjadi bagian dari Kebun Raya Bogor dengan nama Cabang Balai Kebun Raya Cibodas. Mulai tahun 2003 status Kebun Raya Cibodas menjadi lebih mandiri sebagai Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas di bawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dalam kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Lokasi Kebun Raya Cibodas – LIPI berada di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango pada ketinggian kurang lebih 1.300 – 1.425 meter di atas permukaan laut dengan luas 84,99 hektar. Temperatur rata-rata 20,06 °C, kelembaban 80,82 % dan rata-rata curah hujan 2.950 mm per tahun. Kebun Raya Cibodas merupakan tempat yang nyaman untuk beristirahat sambil menikmati keindahan berbagai jenis tumbuhan yang berasal dari Indonesia dan negara-negara lain. Kebun Raya Cibodas berjarak ±100 KM dari Jakarta dan ± 80 KM dari Bandung.

Kebun Raya Cibodas atau Cibodas Botanical Garden adalah taman hijau nan indah yang luasnya hampir 80 hektar dengan topografi lapangan yang bergelombang dan berbukit-bukit.

3. Kebun Raya Purwodadi

Kebun Raya Purwodadi merupakan Balai Konservasi Tumbuhan yang bernaung dibawah dan bertanggung jawab kepada Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati-LIPI (Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia).

Kebun Raya Purwodadi untuk pertama kalinya dibuka untuk umum pada tanggal 10 Maret 1963. Setelah pembukaan Kebun Raya untuk umum, pembangunan sarana fisik dan pembangunan sistem pengelolaan kebun semakin digalakkan. Sejak tahun 1980 sebagian tanaman ditata kembali menurut kelompok suku yang menganut sistem klasifikasi Engler dan Prantl. Penyempurnaan vak koleksi, pembangunan gedung kantor, penambahan koleksi melalui eksplorasi, pertukaran biji menjadi program Kebun Raya Purwodadi selanjutnya.

Kebun Raya Purwodadi memiliki luas 85 ha. Dengan iklim panas cenderung kering. Disini memiliki beberapa taman tematik, yaitu tanaman yang ditata berdasarkan kekerabatannya. Seperti taman buah lokal, taman obat, maupun taman evolusi (Fernarium).

4. Kebun Raya Bali

Kebun Raya "Eka Karya" Bali atau kadang disebut Kebun Raya Bedugul adalah sebuah kebun botani terbesar di Indonesia yang terletak di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali berjarak sekitar 60 km dari Denpasar. Kebun ini merupakan kebun raya pertama yang didirikan oleh putra bangsa Indonesia.

Berawal dari gagasan Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo, Direktur Lembaga Pusat Penyelidikan Alam yang merangkap sebagai Kepala Kebun Raya Indonesia, dan I Made Taman, Kepala Lembaga Pelestarian dan Pengawetan Alam saat itu yang berkeinginan untuk mendirikan cabang Kebun Raya di luar Jawa, dalam hal ini Bali.

Pendekatan kepada Pemda Bali dimulai tahun 1955, hingga akhirnya pada tahun 1958 pejabat yang berwenang di Bali secara resmi menawarkan kepada Lembaga Pusat Penyelidikan Alam untuk mendirikan Kebun Raya di Bali.

Berdasarkan kesepakatan lokasi Kebun Raya ditetapkan seluas 50 ha yang meliputi areal hutan reboisasi Candikuning serta berbatasan langsung dengan Cagar Alam Batukau. Tepat pada tanggal 15 Juli 1959 Kebun Raya “Eka Karya” Bali diresmikan oleh Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo, Direktur Lembaga Pusat Penyelidikan Alam sebagai realisasi SK Kepala Daerah Tingkat I Bali tanggal 19 Januari 1959 No. 19/E.3/2/4.

Nama “ Eka Karya ” untuk Kebun Raya Bali diusulkan oleh I Made Taman. “ Eka ” berarti Satu dan “ Karya ” berarti Hasil Kerja . Jadi “ Eka Karya ” dapat diartikan sebagai Kebun Raya pertama yang merupakan hasil kerja bangsa Indonesia sendiri setelah Indonesia merdeka.

Kebun raya ini dikhususkan untuk mengoleksi Gymnospermae (tumbuhan berdaun jarum) dari seluruh dunia karena jenis-jenis ini dapat tumbuh dengan baik di dalam kebun raya. Koleksi pertama banyak didatangkan dari Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya Cibodas, antara lain Araucaria bidwillii , Cupresus sempervirens dan Pinus masoniana . Jenis lainnya yang merupakan tumbuhan asli daerah ini antara lain Podocarpus imbricatus dan Casuarina junghuhniana.

Kebun Raya Bali yang terletak di Baturiti, Kab. Tabanan adalah kawasan konservasi dengan luas 157,5 Ha, merupakan salah satu dari sejumlah kebun raya yang ada di Indonesia dibawah pengelolaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro