Bisnis.com, JAKARTA -- Lukisan legendaris karya Leonardo da Vinci, Mona Lisa, diguyur sup oleh sejumlah pengunjuk rasa di Paris pada Minggu (28/1/2024).
Melansir CNN, grup lingkungan hidup, Riposte Alimentaire, mengatakan dua pengunjuk rasa yang terlibat dalam kampanyenya grup itu berada di balik vandalisme tersebut.
Kasus tersebut tersebar dari sebuah video yang menunjukkan para demonstran melemparkan sup berwarna oranye dari botol sebelum kemudian merunduk di bawah penghalang pelindung.
“Apa yang lebih penting: seni atau hak atas pola makan yang sehat dan berkelanjutan?” tanya dua pengunjuk rasa tersebut.
Anggota staf di Louvre kemudian terlihat menggerakkan layar hitam antara pengunjung dan pengunjuk rasa. Pihak museum mengosongkan ruangan “Salle des Etats”, yang menjadi lokasi pertunjukan lukisan “Mona Lisa”.
Berdasarkan serangkaian postingan di media sosial tentang insiden tersebut, Riposte Alimentaire mengatakan pihaknya ingin menarik perhatian pengunjung pada produksi pangan yang tidak berkelanjutan dan kelaparan di Prancis.
Sejarah Lukisan "Mona Lisa"
Dilansir dari artandobject.com, lukisan Mona Lisa yang ikonik itu adalaha karya Leonardo da Vinci, karya seni paling terkenal, mudah dikenali, dan ditiru di dunia, yang memiliki nilai sejarah yang tinggi.
Lukisan tersebut dilukis antara tahun 1503 dan 1519, lukisan itu dimiliki oleh keluarga kerajaan Prancis selama berabad-abad. Dibebaskan oleh kekuatan Revolusi, lukisan itu sempat menghiasi kamar tidur Napoleon, kemudian dipasang di museum Louvre.
Lebih dari 80 persen pengunjung Louvre datang khusus untuk melihat Mona Lisa. Namun, karena praktik antrian baru, pengunjung hanya memiliki waktu 30 detik untuk mengagumi suasana mistik nan legendaris dari lukisan tersebut.
Sebagian besar pakar menyebut wanita dalam lukisan tersebut adalah potret bangsawan Italia Lisa del Giocondo, wanita cantik berambut gelap dengan tatapan penuh teka-teki, telah membuat banyak orang terpesona selama berabad-abad.
Berbeda dengan kebanyakan potret bangsawan abad ke-16 yang memamerkan status sosial dan kekayaan mereka dengan pakaian, gaya rambut, dan aksesori yang flamboyan, Mona Lisa tampil dalam kesederhanaan yang elegan sehingga menarik perhatian ke wajahnya.
Dilukis dengan pose setengah badan yang revolusioner, berbeda dengan potret khas Italia pada umumnya yang menggunakan pose figur penuh. Menyimpang dari potret perempuan tradisional, dia juga menatap mata orang yang melihatnya secara langsung, seperti yang biasa dilakukan laki-laki, sedikit menoleh ke arah penonton, dan tersenyum tipis.
Senyuman halus Mona Lisa yang dilukis Da Vinci menggambarkan pemahamannya yang menyeluruh tentang anatomi manusia. Sementara sapuan kuas yang sengaja dibuat tidak teratur pada wajahnya memberikan tekstur kulit yang realistis.
Mona Lisa menampilkan banyak teknik melukis yang digunakan da Vinci. Selain itu, latar belakang yang memudar di kejauhan juga disebut sebagai penyimpangan lain dari potret tradisional Italia, yang melukis latar belakang dengan fokus tajam yang sama dengan figur sentral.
Kontroversi Lukisan Mona Lisa
Lukisan Mona Lisa sempat dicuri pada 1911, sehingga membawanya pada ketenaran. Picasso, penyair Prancis Apollinaire, dan taipan Amerika JP Morgan semuanya menjadi tersangka selama penyelidikan, tetapi pelaku sebenarnya adalah karyawan Louvre Vincenzo Peruggia, dengan dua kaki tangannya.
Salah satu kaki tangannya mengaku telah membuat enam pemalsuan yang tidak dapat dibedakan, sehingga menimbulkan rumor bahwa Mona Lisa yang saat ini berada di Louvre adalah palsu.
Saat ini lukisan tersebut dipajang dalam wadah kaca anti peluru dengan suhu yang terkontrol, sehingga lukisan Mona Lisa bisa selamat dari vandalisme dan percobaan pencurian.
Lukisan tersebut juga pernah dipindahkan ke dalam kotak kaca sekitar 1950-an, karena seorang penggemar obsesif mencoba memotongnya dengan silet dan membawanya pulang. Lukisan itu juga mengalami sedikit kerusakan pada 1956, ketika sebuah batu yang dilempar menghancurkan kotak kaca tersebut, menghilangkan setitik pigmen dekat siku kirinya.
Sejak saat itu, lukisan ini selalu dilindungi dengan kotak antipeluru yang terus diperbarui.
Pada 1974, saat dipinjamkan untuk pameran di Museum Tokyo, lukisan itu juga pernah disemprot cat merah oleh seorang aktivis yang memprotes kurangnya akses bagi penyandang disabilitas
Kembali ke Louvre, pada 2009, seorang wanita melemparkan cangkir teh ke dalamnya karena kewarganegaraan Prancisnya ditolak.
Mona Lisa juga merupakan salah satu lukisan termahal di dunia. Mona Lisa menjadi pemegang Rekor Dunia Guinness pada 1962 untuk penilaian asuransi lukisan tertinggi yang diketahui mencapai US$100 juta, atau setidaknya US$870 juta saat ini.