Kemenkes: Partisipasi Pria untuk Program Keluarga Berencana Sangat Minim, Hanya 1 - 2%
Health

Partisipasi Pria untuk Program Keluarga Berencana Sangat Minim, Hanya 1 - 2%

Mutiara Nabila
Selasa, 20 Februari 2024 - 18:41
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia menjadi salah satu negara yang bakal mengalami ledakan penduduk. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya keterlibatan pria dalam program Keluarga Berencana (KB). 

Berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) dengan skenario tren, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 328,93 juta jiwa pada 2050. 

Jumlah ini meningkat hingga 22,02% dibandingkan pada hasil Sensus Penduduk 2020 (SP2020) yang sebanyak 269,58 juta jiwa.

Selain itu, menurut data perkawinan anak dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS, tercatat bahwa jumlah perkawinan anak di Indonesia mencapai 1,2 juta kasus. 

Dari jumlah tersebut, total perempuan umur 20-24 tahun yang berstatus kawin sebelum umur 18 tahun mencapai 11,21 persen dari total jumlah anak. Artinya, sekitar 1 dari 9 perempuan usia 20-24 tahun menikah saat usia anak. 

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi mengatakan bahwa salah satu penyebabnya adalah rendahnya tingkat keterlibatan program Keluarga Berencana (KB) yang dilakukan oleh pria di Indonesia. 

Berdasarkan hasil survei DKT Indonesia, perusahaan produsen kondom Sutra, menemukan hanya 2 dari 10 pria yang mau menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual. 

"Partisipasi pria hanya 1-2%. Semua perencanaan keluarga ditanggung oleh perempuan, mulai dari KB suntik, pil, dan lain-lain. Padahal kondom juga salah satu KB yang efektif," ujarnya.

Adapun, berbagai penyebabnya antara lain karena merasa tidak nikmat, tidak alami, dan tidak intim ketika melakukan hubungan bersama pasangan. 

"Padahal itu stereotip saja. Bisa jadi itu karena kata orang. Karena sekarang sudah banyak produk kondom yang dibuat agar penggunanya lebih nyaman dan justru lebih mesra dengan pasangannya," paparnya di Jakarta, Selasa (20/2/2024).  

Imran menjelaskan bahwa kondom terdaftar sebagai alat kesehatan di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dan merupakan alat yang paling efektif untuk mencegah tak hanya kehamilan yang tidak diinginkan, tapi juga infeksi menular seksual, termasuk HIV. 

Dokter dan edukator kesehatan seksual, dr. Alan Vahlevi menambahkan bahwa efektivitas pemakaian kondom untuk pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan bisa mencapai 98 persen, dan untuk pencegahan IMS sampai HIV sampai 95 persen.

"Jadi penggunaan kondom itu dobel proteksinya, untuk pencegahan IMS dan kehamilan," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro