Bisnis.com, JAKARTA - Mayoritas generasi-z dan milenial cenderung berlibur karena ingin healing dari stress. Hal inipun berbeda dengan generasi-x yang cenderung berlibur secara terencana untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.
Berdasarkan riset dari perusahaan perhotelan RedDoorz, sekitar 67% generasi z dan milenial memutuskan berlibur untuk healing dari stress. Adapun generasi z merupakan masyarakat yang lahir pada tahun 1997 dan generasi milenial merupakan masyarakat kelahiran 1980-1996.
Menariknya, sekitar 41% generasi z dan milenial kerap merencanakan liburan secara spontan. Hal inipun terlihat dari kebiasaan saat memesan kamar, yang cenderung dilakukan h-1.
Head of Integrated Communications RedDoorz Cut Nany mengatakan beberapa wisatawan generasi z bahkan melakukan pemesanan kamar pada hari yang sama seperti saat menginap.
Hal ini terlihat dari tingginya angka wisatawan yang memesan hotel RedDoorz dan multi-brand pada H-1 hingga di hari yang sama saat menginap,” ujar Nany dalam rilisnya, dikutip Sabtu (24/2/2024).
Namun, karena liburan yang cukup spontan ini, generasi z dan milenial cenderung melakukan liburan hanya dalam periode yang singkat, yakni sekitar tiga hari.
Adapun mereka kerap berlibur pada tiga momen penting, mulai dari cuti bersama Natal dan Tahun Baru (40%), libur sekolah (38%), dan Hari Raya Idul Fitri (37%).
Sementara untuk generasi x, survei menemukan bahwa sekitar 57% masyarakat mementingkan saat kumpul-kumpul (quality time) bersama keluarga ketika liburan.
Alhasil, mayoritas merencanakan liburan dari beberapa bulan sebelumnya serta rata-rata durasi liburan juga lebih lama. Diketahui, rata-rata durasi liburan generasi x adalah lebih dari tujuh hari.
Menariknya, baik generasi z, millennial, maupun generasi x memiliki preferensi yang sama dalam tujuan berlibur, yakni Yogyakarta dan Bandung.
Padahal, generasi x cenderung mencari inspirasi liburan melalui internet, dengan menggunakan search engine Google. Sementara generasi z dan milenial cenderung terinspirasi dari media sosial.
Selain itu, kesamaan lainnya dari ketiga generasi ini adalah kerap menggunakan penginapan hotel budget dengan melakukan direct booking melalui website ataupun aplikasi.
“Dari hasil survei diketahui jika tamu hotel RedDoorz lebih banyak yang melakukan direct booking lewat website dan aplikasi RedDoorz (60%) ketimbang lewat Online Travel Agent (33%),” tulis rilis tersebut.