Bisnis.com, JAKARTA - Alergi pada anak merupakan salah satu penyakit yang banyak ditemui dan jika tidak segera ditangani, bisa terjadi hingga dewasa dan mengganggu pertumbuhan anak.
Alergi merupakan suatu kondisi dimana sistem imun tubuh anak bereaksi terhadap suatu zat pemicu atau alergen baik dari makanan seperti kacang, susu sapi, telur dan ikan, dari iritan berupa debu, asap rokok, polusi, obat obatan, atau bulu hewan.
Alergi pada anak dapat menyebabkan beberapa gejala yang ringan hingga berat yang dapat menyebabkan kondisi anak memburuk jika tidak segera ditangani. Untuk itu penting untuk setiap orangtua mengetahui gejala dan penanganan awal alergi pada anak.
Prof. Dr. dr. Anang Endaryanto, SpA(K), MARS, Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak FK-Unair menyebutkan bahwa alergi adalah reaksi yang diberikan sistem imun tubuh dari pemicu di luar tubuh. Berbeda dengan autoimun yang di mana imun tubuh menyerang sel tubuh sendiri.
"Alergi ini sebenarnya ketika tubuh kita memiliki sensitivitas kekebalan yang berlebihan terhadap protein dari luar, yang mungkin bagi individu lain tidak berbahaya. Misalnya ada anak alergi cokelat, tapi ada anak lain yang tidak alergi," katanya dalam Media Briefing, Selasa (19/3/2024).
Faktor Risiko Alergi pada Anak
Salah satu yang menentukan seseorang itu memiliki risiko alergi yang lebih besar dari orang lain adalah faktor genetik, atau turunan baik dari orang tua atau bahkan dari nenek dan kakek.
Prof Anang menyebutkan, apabila kedua orang tua tidak alergi, bukan berarti anaknya pasti tidak alergi, karena bisa saja diturunkan dari kakek, nenek, atau saudara dekat.
"Untuk yang orang tuanya tidak ada alergi, risikonya masih 15%. Kalau saudara kandungnya alergi maka risikonya anak alergi 25 sampai 30%. Lalu kalau salah satu orang tuanya alergi itu sampai 40% risiko alerginya. Sementara kalau orang tuanya alergi itu 50 sampai 60% risiko alerginya," paparnya.
Gejala Alergi
Orang tua patut mencurigai adanya potensi alergi pada anak jika anak menderita sakit yang tak kunjung sembuh. Adapun, jenis gejala yang perlu dicurigai alergi berikut ini
• Gatal
• Diare
• Nyeri perut
• Sariawan
• Batuk
• Pilek
• Sesak
"Gejala-gejala ini muncul jika tubuh anak bertemu dengan pemicu, misalnya makanan yang mengandung alergen, debu rumah, atau bulu hewan," jelasnya.
Lalu, bagaimana membedakan batuk, pilek, dan sesak akibat alergi dengan akibat infeksi atau flu?
Prof. Anang menyebutkan untuk membedakan batuk, pilek, dan sesak karena alergi dan flu dapat melihat dari lama keluhannya, kemunculan demam, dan warna riak atau ingus pada anak.
"Kalau tidak disertai demam, dan ingus bening, tidak berwarna, itu murni alergi. Kalau sudah disertai demam dan ingus atau riak sudah berwarna, itu ada infeksi virus atau bakteri," jelasnya.
Selain itu, bisa pula dilihat apakah gejalanya lebih parah di siang atau malam hari, atau sama sepanjang hari.
Prof. Anang mengatakan, dalam kasus alergi tidak akan terlalu parah gejalanya di siang hari karena ada bantuan dari hormon adrenalin yang lebih besar di siang hari. Sementara, pada gejala flu akan terjadi sepanjang hari.