Bisnis.com, JAKARTA - Angka prevalensi merokok merupakan masalah global yang harus segera diselesaikan dengan berbagai ragam solusi inovatif untuk menciptakan perbaikan kualitas kesehatan publik.
Salah satunya dengan memanfaatkan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik (vape) dan produk tembakau yang dipanaskan, sebagai opsi yang lebih efektif bagi perokok dewasa yang selama ini kesulitan untuk beralih dari kebiasaan merokok.
Ketua Asosiasi Ritel Vape Indonesia (Arvindo), Fachmi Kurnia Firmansyah, menuturkan pemerintah diharapkan juga memaksimalkan potensi produk tembakau alternatif untuk menurunkan angka perokok.
“Kami berharap agar pemerintah Indonesia mau merujuk ke negara-negara yang telah berhasil mengoptimalkan produk tembakau alternatif,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (2/4/2024).
Menurutnya, hal tersebut bisa menjadi sebagai salah satu langkah menekan prevalensi merokok dan penyakit yang disebabkan karena kebiasaan merokok.
Praktisi kesehatan dari Australia, Carolyn Beaumont, mengatakan lebih dari separuh pasiennya, yang berusia 30 tahun hingga 50 tahun, telah beralih ke produk tembakau alternatif. Mereka beralih ke produk lebih rendah risiko tersebut untuk mengurangi risiko masalah kesehatan akibat merokok.
“Sekitar 80 persen pasien yang telah menggunakan produk tembakau alternatif tidak kembali ke kebiasaannya merokok,” ujarnya.
Berdasarkan hasil riset Universitas Bern berjudul “Electronic Nicotine-Delivery Systems for Smoking Cessation” yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine pada Februari 2024, pemanfaatan produk tembakau alternatif meningkatkan keberhasilan berhenti merokok (abstinence) sebesar 21 persen.
Pada kelompok yang menggunakan produk tembakau alternatif, tingkat keberhasilan berhenti merokok mencapai 53 persen. Adapun tingkat keberhasilan berhenti merokok di kelompok yang tidak memaksimalkan produk tembakau alternatif sekitar 32 persen.
Tercatat, Inggris dan Swedia telah berhasil menurunkan jumlah perokoknya berkat dukungannya terhadap penggunaan produk tembakau alternatif.
Menurut laporan Office for National Statistic (ONS), proporsi perokok di Inggris pada 2022 adalah 12,9 persen atau setara 6,4 juta orang. Angka tersebut turun jika dibandingkan 2021 yang sekitar 13,3 persen atau setara 6,6 juta orang.
Adapun Swedia menjadi negara bebas asap rokok pertama di Eropa dengan prevalensi merokok 5,16 persen, yang dari sebelumnya 11 persen pada 2015.