Bisnis.com, JAKARTA - Ada satu lagi alasan untuk berhenti dan menghindari rokok, karena dapat menyebabkan peningkatan jenis lemak tubuh yang berkaitan dengan penyakit berbahaya.
Berdasarkan sebuah studi terbaru di jurnal Addiction, mulai merokok dan memiliki kebiasaan merokok dikaitkan dengan peningkatan lemak perut.
Adapun, Penulis utama studi Dr. Germán Carrasquilla, ahli epidemiologi dan asisten profesor di Karolinska Institute di Swedia, mengatakan berdasarkan analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa peningkatan tersebut mungkin terjadi pada lemak visceral, atau lemak perut.
Lemak visceral tidak terlihat, merupakan lemak yang mengelilingi organ-organ di dalam perut. Menurut Klinik Cleveland jika jumlah lemak visceral di dalam tubuh sekitar 10% dari total lemak tubuh, masih bisa dikatakan normal dan sehat.
Namun, terlalu banyak lemak visceral dapat menyebabkan peradangan dan berkontribusi terhadap penyakit kronis. Penelitian tersebut menemukan bahwa lemak perut yang tersembunyi itu terkait dengan peradangan otak dan demensia.
“Dari lokasinya dan cara lemak itu berinteraksi dengan fungsi tubuh kita membuatnya sangat berbahaya. Jenis lemak ini sangat berkaitan dengan jadi penyebab penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kondisi metabolisme lainnya,” kata Carrasquilla.
Oleh karena itu, perlunya upaya skala besar untuk mencegah dan mengurangi kebiasaan merokok. Pasalnya, dengan mengurangi satu risiko kesehatan utama, secara tidak langsung, akan mengurangi risiko kesehatan besar lainnya.
Dalam studi tersebut, tim peneliti melakukan analisis statistik yang disebut pengacakan Mendelian, yang menggunakan perbedaan genetik untuk mempelajari bagaimana perilaku atau lingkungan menyebabkan hasil kesehatan yang berbeda.
Di samping itu, Dr. Andrew Freeman, direktur pencegahan dan kesehatan kardiovaskular di National Jewish Health di Denver juga menyebutkan bahwa ada beberapa elemen lain yang membuat hubungan antara merokok dan lemak perut semakin kuat.
Dr. Freeman mengatakan bahwa kebiasaan buruk biasanya dilakukan bersama dengan kebiasaan buruk lainnya. Misalnya, orang yang merokok saat stres mungkin juga merokok sambil minum alkohol.
Dia menambahkan, Intervensi kesehatan masyarakat harus terus menekankan perbaikan kesehatan secara keseluruhan yang terkait dengan berhenti merokok.
Freeman merekomendasikan pasiennya untuk mencari cara untuk menghilangkan godaan untuk terus merokok, dan temukan cara-cara baru untuk mengatasi stres yang lebih bermanfaat.