Bisnis.com, JAKARTA - Kemenkes mengumumkan bahwa 3,3% calon dokter spesialis di Indonesia mengalami depresi. Hal ini dipertegas setelah adanya hasil skrining kesehatan jiwa program pendidikan dokter spesialis (PPDS), yang dilakukan di 28 rumah sakit pada 21,22, dan, 24 Maret 2024.
Skrining ini dilakukan dengan menggunakan metode PHQ-9 berdasarkan 12.121 peserta. Hasilnya adalah sebanyak 22,4% mengalami gejala depresi dan 3,3% mengalami depresi hingga menyatakan merasa lebih baik jika mengakhiri hidupnya.
Depresi merupakan salah satu penyakit gangguan mental yang dimiliki seseorang atas dasar tekanan dari luar maupun dalam lingkungan sekitar. Depresi banyak terjadi di kalangan anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.
Gangguan seperti ini yang membuat seseorang sulit untuk berkembang, dan selalu terkurung dalam situasi buruk. Banyaknya faktor yang terlibat seperti tekanan, tuntutan, hingga ketidakstabilan mental yang dimiliki seseorang, menjadi pemicu utama dari depresi.
Dilansir dari thinkaplus.com, generasi muda sebaiknya dilindungi supaya generasi berikutnya memiliki kestabilan mental yang baik, serta terhindar dari depresi. Maka dari itu, ada beberapa upaya yang tepat untuk mencegah depresi sejak dini.
Cara yang tepat untuk mencegah depresi sejak dini adalah:
1. Mengeksplorasi dunia luar
Dunia memiliki berbagai keindahan alam yang sangat menarik. Anda harus melakukan perjalanan eksplorasi ke beberapa tempat, untuk menenangkan pikiran, hati, dan menemukan referensi hidup yang lebih baik.
2. Mencari hobi
Hobi sangat diperlukan seseorang untuk berkembang dan mengasah kemampuan secara mendalam. Peran dari hobi akan membuat Anda bersikap aktif, mencoba sesuatu hal yang baru, dan bertanggung jawab atas pilihan. Melalui hal tersebut, Anda akan terbiasa hidup dengan perilaku yang jelas, terstruktur, dan fokus atas apa yang dikerjakan.
3. Berolahraga
Berolahraga akan membuat tubuh Anda lebih sehat dan terjaga. Cukup melakukan olahraga ringan selama 30 menit dalam sehari, tubuh Anda jauh lebih sehat, pikiran tenang, dan aktivitas yang akan dikerjakan akan menjadi lancar. Cobalah rutin berolahraga, demi kesehatan tubuh dan mental dalam diri Anda.
4. Memanfaatkan waktu bersama keluarga
Momen bersama keluarga merupakan hal yang paling berharga, dan belum tentu dapat dirasakan oleh banyak orang. Maka dari itu, Anda dapat memanfaatkan waktu bersama keluarga untuk berbincang, bertukar pikiran, dan pendapat lain yang berguna dalam kehidupan.
5. Berlatih kesadaran
Berlatih kesadaran berarti menakar seberapa besar kemampuan dan kualitas diri dalam melangkah. Pentingnya berlatih kesabaran akan membuat Anda memiliki batasan yang tepat untuk melakukan sesuatu. Hal ini yang membuat Anda merasa tenang dalam melakukan sesuatu sesuai dengan kapasitas diri.
6. Menunda hal yang tidak penting
Manusia melakukan banyak aktivitas yang cukup padat setiap harinya. Dalam satu hari, tentunya terdapat waktu luang yang dapat digunakan untuk bersantai mengerjakan hal lain. Namun, perlu diingat dalam situasi tersebut biasanya dihabiskan untuk mengerjakan sesuatu yang tidak penting dan membuang waktu.
Anda harus memprioritaskan kegiatan yang penting untuk bekerja, istirahat, dan melakukan hal lain yang pastinya tidak akan berpengaruh pada kualitas diri.
7. Berani meminta pertolongan
Umumnya manusia hidup secara berdampingan dan membutuhkan pertolongan satu sama lain. Ketika Anda mengalami kesusahan dan membutuhkan pertolongan, jangan sungkan untuk meminta bantuan kepada keluarga, teman, maupun kerabat yang ada. Melalui hal tersebut, Anda dapat berbagi cerita, pesan, dan keluh kesah hidup secara nyata, serta bertukar saran penting satu sama lain.
8. Konsumsi makanan yang bergizi
Makanan bergizi menjadi salah satu faktor yang tepat atas keberhasilan seseorang dalam menjalani kehidupan. Nutrisi yang tepat bersama dengan kandungan karbohidrat, protein, vitamin, dan serat yang seimbang akan membantu mengoptimalkan fungsi kerja pada organ. Jika fungsi kerja organ berjalan dengan baik, maka sumber energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari dapat terjaga dan terisi secara penuh. (Maharani Dwi Puspita Sari)