Orangtua sedang memarahi anak yang sedang tantrum/ilustrasi
Health

Tips Parenting, Ini Perkembangan Emosional Anak Guna Cegah Tantrum Abnormal

Redaksi
Selasa, 14 Mei 2024 - 08:38
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perkembangan emosional anak menjadi salah satu faktor penting yang harus perhatikan oleh orang tua. Pasalnya, hal tersebut dapat mengetahui kondisi emosional anak untuk mencegah terjadinya tantrum abnormal.  

Menurut dokter I Gusti Ayu Trisna Windiani perkembangan emosional akan memengaruhi perilaku anak ketika mengalami tantrum. Dia mengatakan tantrum sebenarnya adalah kondisi yang normal bagi anak-anak diatas usia 1 hingga 4 tahun.

Tantrum, lanjut Gusti, merupakan bentuk ekspresi anak dalam meluapkan kekesalannya. Tantrum dengan gejala normal hanay sebatas menangis dan merengek. Gelagat tantrum pun juga akan menurun seiring bertambahnya usia anak.

“Umumnya tantrum yang normal bisa terjadi pada 18 bulan sampai 4 tahun. Kalau kita lihat dari kejadiannya, 20% pada anak usia 2 tahun, 18% pada anak usia 3 tahun, dan 10% pada usia (anak) 4 tahun”, jelas Gusti dalam seminar terbatas tentang “Cara Mencegah dan Mengatasi Tantrum Pada Anak” secara daring, belum lama ini.

Acara tersebut diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Adapun frekuensi tantrum yang normal hanya berlangsung beberapa kali dalam seminggu dan sesuai umur anak.

“Anak yang berusia 1 tahun biasanya mengalami tantrum sebanyak 8×,  2 tahun sebanyak 9×, 3 tahun sebanyak 6x, dan 4 tahun sebanyak 5x,” imbuhnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan pentingnya bagi orang tua untuk mengetahui perkembangan emosional anak untuk mencegah tantrum abnormal. 

Dalam kesempatan itu, dia juga menyampaikan beberapa tahap perkembangan emosional anak sesuai usia.

1. Usia 1 bulan: Membedakan suara ibunya; Menangis karena distress

2. Usia 2 bulan: Merespon suara dan membalas senyuman

3. Usia 3 bulan: Memberikan ekspresi terhadap sesuatu yang mengganggu

4. Usia 4 bulan: Tersenyum saat melihat atau mendengar suara yang menyenangkan

5. Usia 5 bulan: Mengenal siapa yang mengasuhnya dan membentuk hubungan dengan pengasuh

6. Usia 6 bulan: Cemas dengan orang yang tidak dikenal

7. Usia 7 Bulan: Melihat suatu objek dan orang tua secara bergantian saat membutuhkan bantuan

8. Usia 8 bulan: Anak mengetahui pergerakan orang dewasa

9. Usia 9 bulan: Menggunakan suara untuk menarik perhatian

10. Usia 10 bulan: Mencari terutama saat namanya dipanggil

11. Usia 11 bulan: Memberi sesuatu ke orang dewasa untuk didemonstrasikan

12. Usia 12 bulan: Menunjukan benda yang disukai (protoimperative pointing)

13. Usia 13 bulan: Bermain sendiri dengan barang kesukaan dan menunjukan sesuatu yang disukai pengasuh

14. Usia 14 bulan: Menunjuk saat tertarik sesuatu (protodeclarative pointing)

15. Usia 15 bulan: Menunjukan rasa empat seperti membalas pelukan

16. Usia 16 bulan: Dapat mencari pengasuhnya dan malu saat diperhatikan orang

17. Usia 18 bulan : Bisa mensimulasikan permainan seperti bermain masak-masakan

18. Usia 20 bulan: Mulai berpikir tentang rasa seperti bermain boneka dengan ekspresi

19. Usia 21 bulan: Mulai menunjukan perilaku menentang

20. Usia 24 bulan: Mulai mengendalikan emosi untuk mengikuti etika

21. Usia 28 bulan: Cemas berpisah mulai berkurang

22. Usia 30 bulan: Mengikuti aktivitas orang tua seperti menyapu atau mengepel

23. Usia 33 bulan: Mulai mencoba membantu pekerjaan rumah

24. Usia 3 tahun: Mulai berbagai dengan atau tanpa diminta dan dapat menggunakan kata0kata untuk mendeskripsikan apa yang dipikirkan

25. Usia 4 tahun: Tertarik untuk “menipu” orang lain dan khawatir tertipu serta dapat menunjukan rasa bahagia, takut, dan marah pada diri sendiri.

26. Usia 5 tahun:  Mempunyai kelompok teman bermain dan mampu menyampaikan minta maaf ketika memiliki salah

27. Usia 6 tahun: Mampu membedakan fantasi dan kenyataan

Perkembangan emosional itu dapat menjadi acuan bagi orang tua ketika anak mengalami tantrum. Gusti mengatakan tantrum abnormal adalah luapan emosi seorang anak yang berlebihan dan dapat menyebabkan luka untuk diri sendiri maupun orang lain.

Tantrum abnormal bisa terjadi pada siapa saja, namun biasanya paling sering pada anak berkebutuhan khusus seperti Autism Spectrum Disorder (ASD), Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD),  disabilitas intelektual, dan gangguan bahasa.

“Tantrum yang normal tentu waktunya seperti yang tadi saya sampaikan tidak selama abnormal, kemudian tantrumnya tidak sehebat tantrum abnormal.  Diantara proses tantrum pertama atau kedua itu ada akhirnya. Tapi kalau abnormal terus. Nah, itu lah yang terjadi pada anak yang berkebutuhan khusus,” pungkasnya

Secara umum, ada beberapa penyebab tantrum, yaitu:

1. Kondisi fisiologi: lelah, lapar, bosan, frustasi

2. Masalah kesehatan

3. Adanya penolakan ketika menginginkan sesuatu

4. Belum mempunyai keterampilan coping yang matur

5. Pola asuh orang tua yang otoriter dan peraturan tidak konsisten

6. Adanya masalah dengan lingkungan keluarga dan sosial (Muhammad Sulthon Sulung Kandiyas)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro