Bahaya Sampah Plastik yang Cemari Pantai  / Freepik
Health

Bahaya Sampah Plastik yang Cemari Pantai

Redaksi
Kamis, 25 April 2024 - 15:35
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Belakangan ini Pantai Teluk di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, kembali tercemar sampah.

Pada 2023, pantai tersebut sempat dibersihkan oleh warga setempat dengan Pandawara Group.

Dari unggahan video yang beredar di media sosial, pantai kembali terlihat kotor dan dipenuhi dengan sampah yang mayoritas berbahan dasar plastik. Bahkan sampah memenuhi hampir sepanjang bibir pantai.

Di tahun 2023, Pandawara Group sempat menobatkan Pantai Teluk, Banten menjadi pantai terkotor dan terburuk nomor satu di Indonesia.

Keberadaan sampah plastik tersebut tentunya tidak bisa dianggap sepele lantaran memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan manusia maupun ekosistem lingkungan setempat.

Bukan tanpa sebab, adanya sampah di laut terutama plastik bersumber dari aliran sungai yang melewati pemukiman warga. Sampah yang lolos penyaringan di setiap pintu air akan terus terbawa hingga berujung di laut.

Dampak dari sampah plastik akan memberikan efek berantai. Dilansir Dinas Lingkungan Hidup Kab. Buleleng, sampah plastik sulit dan tidak bisa terurai secara alami lantaran memiliki kandungan berupa polimer polivinil yang terbuat dari polychlorinated biphenyl (PCB).

Kandungan bahan tersebut mempunyai struktur mirip DDT, sehingga plastik membutuhkan 100 hingga 500 tahun sampai akhirnya bisa terurai dengan sempurna.

Efek berantai ini bisa dirasakan oleh manusia. Pasalnya, makhluk hidup yang berada di laut dapat memakan sampah plastik dan mampu meracuni flora maupun fauna laut.

Meskipun sudah dimakan oleh binatang laut, sampah tetap saja tidak bisa terurai. Hal ini juga berlaku ketika sampah plastik berada di darat, di mana menghambat proses penyerapan air dan membunuh hewan-hewan pengurai seperti cacing.

Sampah plastik yang termakan oleh hewan tidak akan hancur walaupun hewan tersebut mati. Hal itu membuat plastik berukuran lebih kecil atau dinamakan mikroplastik.

Mengutip Kementerian Kesehatan, mikroplastik adalah ukuran plastik berdiameter kurang dari 5 mm. Mikro plastik dapat ditelan oleh makhluk hidup yang sangat kecil seperti bakteri, amoeba, dan plankton yang tinggal di perairan.

Makhluk hidup tersebut kemudian akan dimakan oleh ikan atau hewan air lainnya sehingga mengakibatkan penumpukan di dalam tubuh hewan tersebut.

Menurut penelitian dari Eka Chalara Budiarti dai Observation and Wetlands Conservation sebagaimana diberitakan Kemenkes, mikroplastik bisa memasuki tubuh manusia lewat pernapasan, pencernaan dan paparan benda plastik lainnya yang telah mengalami pelapukan.

Mikroplastik memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia, diantaranya:

1. Gangguan saluran pencernaan
2. Kanker
3. Menyebabkan autoimun
4. Iritasi hingga peradangan
5. Tumor
6. Gagal ginjal

Dilansir Healthline, setidaknya terdapat 273 partikel mikroplastik per pon dalam garam laut. Tak hanya itu, kerang dan tiram memiliki 0,36-0,47 partikel mikroplastik per gramnya.

Dalam sebuah penelitian menunjukan manusia bisa terpapar 11.000 partikel mikroplastik per tahunnya dari kerang .

Ada beberapa jenis mikroplastik yang biasanya mengkontaminasi makanan, yakni:

1. Bisphenol-A (BPA)
2. Flatat
3. Dioksin
4. Polietilen dan polipropilen

Oleh sebab itu, penting bagi seluruh masyarakat untuk peduli terhadap kondisi lingkungan dengan mengurangi penggunaan wadah berbahan daar plastik.

Selain itu, penting untuk tidak membuang sampah di aliran sungai maupun drainase lainnya agar sampah plastik dapat didaur ulang oleh pihak pendaur. (Muhammad Sulthon Sulung Kandiyas)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro