Pedagang menata kurma dagangannya di Pasar Tanah Abang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Kuliner

Kurma Tunisia vs Kurma Mesir, Ini Perbedaannya

Jessica Gabriela Soehandoko
Sabtu, 20 Juli 2024 - 23:50
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Tunisia merupakan pengekspor utama kurma ke Indonesia yang kemudian diikuti oleh Mesir. Lantas apa perbedaannya?

Duta Besar Tunisia untuk Indonesia, Mohamed Trabelsi, menjelaskan bahwa Tunisia mengekspor berbagai produk seperti tekstil, produk kimia, pupuk hingga hasil panen lain. Namun komoditas ekspor utamanya adalah kurma. 

“Kami adalah eksportir pertama (terbanyak) kurma ke Indonesia. Kami dan Mesir,” pungkasnya kepada Bisnis ketika ditemui di rumah kediamannya di Jakarta, pada Jumat (19/7/2024).

Tunisia mengekspor kurma ke berbagai negara di seluruh dunia. Selain Indonesia, Tunisia mengirim kurma ke Malaysia, Eropa, Amerika Serikat (AS) dan Kanada. 

Walaupun lebih murah, kurma Tunisia diklaim memiliki kualitas yang lebih baik jika dibandingkan kurma Medjool dari Yordania dan Emirates, yang dibanderol dengan harga dua kali lipat lebih mahal. Namun kurma Medjool lebih disukai lantaran memiliki ukurang yang lebih besar. 

Salah satu kurma unggulan Tunisia adalah kurma Deglet Noor atau yang memiliki arti ‘kurma cahaya’ atau ‘kurma terang’. Hal ini karena ketika kurma tersebut diarahkan ke cahaya, bagian dalam kurma akan terlihat seolah seperti transparan. 

Tak hanya itu, tradisi kurma juga telah melekat bagi warga Tunisia. Budaya ini bukan berasal dari Tunisia, melainkan sebuah budaya Arab. Kurma juga diklaim sehat dan bermanfaat untuk dikonsumsi. 

Contohnya saja, kurma dapat dikonsumsi di pagi hari bersama dengan kopi yang dapat memberikan energi baik untuk memulai hari, menimbang kurma mengandung gula yang sehat. 

Mayoritas dari masyarakat Tunisia juga beragama muslim. Lantaran pada Ramadhan umat muslim berpuasa, cara termudah untuk mengembalikan energi juga dapat dimulai dengan kurma, sehingga dapat merasa lebih baik. 

Tidak sepanjang musim kurma diproduksi di Tunisia. Adapun, produksi kurma di Tunisia berlangsung pada musim gugur dan panen pada Oktober hingga Desember. Namun masyarakat Tunisia terus memakan kurma setiap hari. 

Kurma Tunisia juga menjadi spesial lantaran setiap negara memiliki spesifikasi geografisnya sendiri. Contohnya, kurma yang panen di Tunisia belum tentu bisa panen di Jerman. 

“Dan kami adalah produsen yang baik karena kami memiliki tradisi korma ini. Ini sehat, orang suka memakannya. Dan mereka mengekspornya,” jelas Trabelsi. 

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) juga membenarkan pernyataan dari Trabelsi. Menurut negara asal, impor kurma tertinggi berasal dari Tunisia dengan total nilai mencapai US$29,66 miliar sepanjang Januari-Februari 2024. 

Mesir menempati posisi kedua sebagai negara asal utama impor kurma ke Indonesia, yang kemudian diikuti Iran dan Arab Saudi. 

Secara keseluruhan, impor komoditas kurma juga meningkat pada Februari 2024, baik secara nilai maupun volume. Nilai impor kurma tercatat sebesar US$17,18 juta atau naik US$3,52 juta dibandingkan bulan sebelumnya. 

“Secara volume, impor kurma pada Februari 2024 tercatat sebanyak 11,24 ribu ton, meningkat 3,81 ribu ton atau 51,28% dibandingkan bulan sebelumnya,” ungkap Amalia dalam Rilis BPS, Jumat (15/3/2024).

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro