Bisnis.com, JAKARTA - Kanker paru-paru masih menjadi salah satu kanker paling umum di dunia dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker.
Faktor risiko utama penyakit ini adalah merokok, dengan perkiraan saat ini menunjukkan bahwa merokok dikaitkan dengan sekitar 80% kematian akibat kanker paru-paru.
Namun, kanker paru-paru tidak hanya terjadi pada perokok. Sekitar 10-20% kanker paru-paru terdiagnosis pada orang yang bukan perokok, sering kali disebabkan oleh paparan faktor risiko lingkungan seperti radon, perokok pasif, asbes, knalpot solar, dan berbagai bahan kimia.
Dilansir dari timesofindia, Dr Prashant Saxena, Direktur Senior & Kepala Unit pulmonologi dan pengobatan tidur, Fortis mengatakan wanita secara statistik lebih mungkin terkena kanker paru-paru dalam kondisi ini dibandingkan pria.
Mutasi genetik yang mempengaruhi regulasi pertumbuhan sel juga dapat menyebabkan kanker paru-paru. Mutasi ini mungkin diturunkan dan diturunkan dalam keluarga, sehingga menyoroti pentingnya skrining genetik bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit dalam keluarga.
Baik perokok maupun bukan perokok mungkin mengalami gejala serupa, termasuk nyeri dada, sesak napas, batuk, mengi, infeksi paru-paru berulang, dahak berdarah, penurunan berat badan, demam, dan kehilangan nafsu makan.
Saat ini, belum ada pedoman standar untuk skrining kanker paru pada non-perokok. Meskipun demikian, individu dengan risiko lebih tinggi karena riwayat keluarga atau faktor risiko lainnya harus menjalani pemantauan cermat terhadap gejala yang mungkin memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
Tes diagnostik awal mungkin melibatkan pemeriksaan darah, rontgen dada, CT scan, PET scan, dan evaluasi kelenjar paru-paru melalui bronkoskopi dan USG endobronkial. Kemajuan dalam pengurutan genom memungkinkan identifikasi mutasi genetik pada sel kanker, yang penting untuk memandu pengobatan dan menentukan prognosis.
Dewan tumor multidisiplin, yang terdiri dari berbagai spesialis, memainkan peran penting dalam menentukan jenis dan stadium tumor serta merekomendasikan pengobatan yang tepat. Pilihan pengobatan untuk kanker paru-paru bervariasi berdasarkan jenis dan stadiumnya dan mungkin termasuk kemoterapi, radioterapi, imunoterapi, pembedahan, dan terapi bertarget.
Keberhasilan pengobatan kanker paru-paru memerlukan pendekatan yang terorganisir, berbasis tim, dan strategi holistik yang terintegrasi. Pengujian genom, pengurutan, dan penentuan stadium yang akurat merupakan komponen penting dalam mengelola penyakit dan merancang rencana pengobatan yang efektif.