Bisnis.com, JAKARTA – Tato memiliki daya tarik di kalangan anak muda. Namun, tato dapat menyebabkan berbagai risiko kesehatan.
Tato menjadi media ekspresi diri, seni, hingga mengabadikan kenangan tertentu di tubuh Anda. Tato dibuat dengan cara menancapkan jarum ke lapisan kulit bagian dalam. Kemudian, jarum itu mengeluarkan tinta dalam jumlah kecil. Jarum terus-menerus menembus kulit hingga membentuk gambar di kulit Anda.
Pada masa kini, kebanyakan jasa membuat tato sudah aman. Namun, Anda tetap harus memastikan bahwa jarum pembuat tato higienis, tempatnya bersih, tintanya aman untuk Anda, dan seniman tato memiliki sertifikasi.
Jika tidak berhati-hati, Anda dapat merasakan efek samping dari membuat tato. Efek samping bisa terjadi segera setelah membuat tato, hingga dalam jangka panjang.
Melansir Healthline dan Starwood Med Spa, risiko dari membuat tato:
1. Reaksi alergi
Biasanya, reaksi alergi terhadap tato terjadi akibat tinta yang digunakan. Umumnya, tinta berwarna merah, biru, kuning, dan hijau sering menjadi alergen.
Alergi terhadap tinta tidak hanya terjadi segera pasca pembuatan tato saja. Alergi bisa kambuh bertahun-tahun setelah Anda ditato, karena tinta terletak di bawah lapisan kulit Anda. Beberapa gejalanya antara lain gatal-gatal, bagian kulit berwarna merah, dan bengkak.
2. Infeksi kulit
Karena prosesnya melukai kulit, Anda butuh waktu sejenak untuk menyembuhkan tato. Biasanya, seniman tato akan menutup tato, hingga melarang Anda untuk menggaruk tato dan memberi air untuk tato yang belum sembuh. Hal ini untuk menjaga kulit dari infeksi.
Selain itu, penyebab infeksi kulit adalah: jarum yang tidak steril dan campuran tinta dengan air yang tidak steril.
Infeksi paling mungkin terjadi 1–2 minggu setelah Anda membuat tato. Gejalanya adalah tato menjadi kemerahan, sangat gatal, dan mengeluarkan nanah.
3. Jarum yang tidak steril
Selain infeksi, jarum yang tidak steril juga menyebabkan penyakit serius. Biasanya, penyakit yang muncul adalah penyakit yang ditularkan melalui darah. Antara lain HIV, hepatitis B, hepatitis C, dan Staphylococcus aureus.
Anda juga perlu berhati-hati apabila sistem imun Anda rendah–kerentanan orang dengan defisiensi imun lebih tinggi terhadap infeksi dan penyakit tersebut.
4. Kanker kulit yang tersembunyi
Gejala kanker kulit biasanya kecil dan harus dicari dengan seksama, seperti benjolan, bintik-bintik, hingga tahi lalat.
Jika Anda memiliki banyak tato di permukaan kulit, tato tersebut bisa saja menutupi adanya gejala-gejala kanker kulit ini.
5. Mengganggu skrining kesehatan
Tinta tato yang berbasis metal bisa mengganggu mesin MRI, alat skrining kesehatan yang memanfaatkan magnet. Efek sampingnya adalah ketidakjelasan hasil scan, dan kegatalan dan pembengkakan pada tato Anda. Namun, hal ini tidak memiliki efek yang begitu serius.
Jika Anda memiliki tato dan membutuhkan skrining menggunakan mesin MRI, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter.
6. Perubahan bentuk tato
Risiko ini dapat datang dalam jangka panjang. Seiring Anda bertambah usia, tubuh Anda pun dapat berubah. Tato akan berubah bentuk hingga ukuran, mengikuti keadaan tubuh dan kulit Anda. Selain itu, tato bisa kehilangan warna, tergantung lokasi tato dan kualitas tintanya. (Ilma Rayhana)