Bisnis.com, JAKARTA – Mengaplikasikan tato ke tubuh memang memberikan nilai estetika dan kesan tersendiri terutama bagi seorang yang mencintai seni. Tetapi dibalik itu semua ada bahaya yang mengintai selain risiko infeksi, yaitu kanker limfoma.
Menurut Kementerian kesehatan, limfoma adalah tipe kanker darah yang muncul dalam sistem limfatik sehingga bisa menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening. Limfoma terbagi menjadi dua tipe, yaitu limfoma Hodgkin disebabkan mutasi sel B pada sistem limfatik karena adanya sel abnormal Reed-stenber dalam sel kanker.
Lalu, tipe kedua adalah non-hodgkin terjadi karena adanya mutasi DNA pada sel B dan sel T pada sistem limfatik. Kanker ini disebabkan oleh paparan kimia beracun seperti masuknya tinta tato, faktor genetik, usia, dan riwayat paparan virus Epstein-barr atau EBV.
Dilansir Healthline, Rabu (29/5/2024) studi yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Medicine menemukan bahwa mentato meningkatkan risiko kanker yang memengaruhi sistem limfatik sebesar 12%, terlepas dari ukuran tato yang diukir pada tubuh.
Penelitian itu melibatkan 11.000 peserta, 2.938 mendapatkan diagnosis limfoma di rentang usia 20 sampai 60 tahun. Setidaknya 1.398 pasien limfoma dan kelompok kontrol sebanyak 4.193 menanggapi kuesioner.
Hasilnya adalah pada kelompok yang mempunyai riwayat limfoma, 21% memiliki tato. Sedangkan kelompok tidak terdiagnosis limfoma hanya 18% yang ditato.
“Setelah mempertimbangkan faktor-faktor lain yang relevan, seperti merokok dan usia, kami menemukan bahwa risiko terkena limfoma adalah 21% lebih tinggi di antara mereka yang bertato. Penting untuk diingat bahwa limfoma adalah penyakit langka dan hasil kami berlaku pada semua kasus. Tingkat kelompok, hasilnya sekarang perlu diverifikasi dan diselidiki lebih lanjut dalam penelitian lain dan penelitian semacam itu sedang berlangsung,” kata Christel Nielsen penulis penelitian tersebut, dikutip dari Medical Daily.
“Orang hanya bisa berspekulasi bahwa tato, berapapun ukurannya, memicu peradangan tingkat rendah di tubuh, yang pada gilirannya dapat memicu kanker. Gambarannya lebih kompleks dari yang kita duga sebelumnya,” tambahnya.
Limfoma dapat dideteksi sejak awal sebelum memasuki masa kronis melalui beberapa gejala berikut ini:
1. Pembengkakan kelenjar getah bening yang biasanya terjadi di leher, ketiak, dan lipatan paha.
2. Demam yang tidak menentu
3. Keringat berlebih saat malam hari
4. Sesak napas dan batuk
5. Tubuh mudah menjadi lelah
6. Pembesaran amandel
7. Penurunan berat badan
Mengukir tato di tubuh juga meningkatkan beberapa penyakit lainnya, yaitu:
1. Infeksi Kulit
Tato menyebabkan cedera pada lapisan kulit epidermis dan dermis. Infeksi dapat terjadi ketika air untuk tinta tato tidak steril atau tercampur dengan air bekas orang lain. Gejala awal yang akan timbul ketika infeksi meradang adalah kulit kemerahan, keluar cairan, bengkak, dan dalam kondisi kronis dapat menjalar keseluruh tubuh.
2. Alergi
Tinta tato adalah penyebab utama timbulnya alergi pada kulit akibat kandungan pigmen merah, kuning, biru, dan hijau. Alergi dapat berupa gatal-gatal, ruam merah, iritasi, hingga bengkak
3. Keloid
Keloid timbul akibat luka yang terjadi selama proses tato sehingga membuat kulit menonjol seperti daging yang keluar. Selain itu, dampak dari keloid tidak hanya dirasakan dari segi kesehatan melainkan juga penampilan. (Muhammad Sulthon Sulung Kandiyas)