Ikustrasi vaksin cacar monyet (monkeypox)./Istimewa
Health

Kenali Faktor Risiko dan Gejala Cacar Monyet

Mutiara Nabila
Minggu, 25 Agustus 2024 - 08:57
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan dunia (WHO) telah resmi menetapkan cacar monyet atau Mpox sebagai darurat kesehatan dunia. Menanggapi hal tersebut, Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali mulai menerapkan langkah pencegahan. 

Bandara Bali melakukan pengetatan pengawasan sebagai langkah mencegah masuknya Mpox dengan pengecekan suhu penumpang menggunakan thermal scanner yang dipasang mulai Rabu (21/8/2024). 

Sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, penyakit yang disebabkan oleh virus ini dapat menyebar antarmanusia, terutama melalui kontak dekat. Namun, dalam beberapa kasus, penyakit tersebut bisa menyebar dari lingkungan ke manusia melalui benda dan permukaan yang telah disentuh oleh penderita mpox.

Menurut WHO, Mpox berasal dari Republik Demokratik Kongo pada 1970. Lantaran diabaikan, penyakit tersebut berubah menjadi endemi di Afrika Tengah dan Barat. 

Penyakit menular ini kemudian menyebabkan wabah global pada 2022, yang menyebabkan keadaan darurat kesehatan masyarakat WHO pada Juli karena menjadi wabah di multi-negara.

Apa Saja Gejala Mpox?

Mengutip keterangan WHO, gejala umum Mpox meliputi:

- Ruam yang berlangsung selama dua hingga empat minggu, 

- Demam

- Sakit kepala

- Nyeri otot

- Nyeri punggung

- Lemah 

-  Pembengkakan kelenjar getah bening.

Pada ruam yang dialami penderita Mpox akan tampak seperti lepuhan dan dapat muncul di wajah, telapak tangan, telapak kaki, selangkangan, daerah genital dan/atau anus, mulut, tenggorokan, atau mata. Jumlah luka dapat berkisar dari satu hingga beberapa ribu.

Orang yang terkena Mpox dianggap menular setidaknya sampai semua lepuhnya berkerak, menjadi koreng, dan korengnya terlepas hingga lapisan kulit baru terbentuk di bawahnya, dan semua lesi pada mata dan tubuh telah sembuh. 

Biasanya untuk sembuh akan memakan waktu dua hingga empat minggu. Namun, beberapa laporan menunjukkan bahwa orang dapat terinfeksi ulang setelah terkena Mpox.

Dalam beberapa kasus parah, penderita Mpox mungkin memerlukan rawat inap, perawatan suportif, dan obat antivirus untuk mengurangi keparahan lesi dan mempersingkat waktu pemulihan.

Siapa yang Berisiko Terpapar Mpox?

Sebelumnya, seringkali disebutkan orang yang berisiko terpapar Mpox hanya mereka yang aktif secara seksual, atau yang berhubungan sesama jenis. Namun, pada umumnya, semua orang bisa berisiko terpapar Mpox. 

Orang yang tidak aktif seccara seksual dan tidak berhubungan sesama jenis tetap bisa terpapar Mpox jika melakukan kontak dekat dengan penderita Mpox. 

Kontak dekat meliputi kontak kulit ke kulit, dan kontak mulut ke mulut, atau kontak mulut ke kulit, dan juga dapat meliputi bertatap muka dengan penderita Mpox, seperti berbicara atau bernapas berdekatan, yang dapat menghasilkan partikel pernapasan yang menular.  

Selain itu, orang yang melakukan kontak dengan pakaian, tempat tidur, handuk, benda, elektronik, dan permukaan lain yang telah disentuh oleh penderita Mpox juga berisiko terpapar. 

Tak hanya itu, mereka yang tinggal dengan penderita Mpox juga harus mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko terinfeksi. Seseorang yang telah didiagnosis menderita Mpox harus diperiksa oleh penyedia layanan kesehatan untuk menentukan apakah mereka cukup sehat untuk dirawat di rumah dan apakah isolasi dapat dilakukan dengan aman di rumah.

Virus penyebab Mpox juga dapat menyebar dari manusia ke hewan dan dari hewan ke manusia. Seseorang yang melakukan kontak fisik dengan hewan yang membawa virus, seperti beberapa spesies monyet, atau hewan pengerat darat seperti tupai pohon, juga dapat tertular Mpox. 

Paparan tersebut dapat terjadi melalui gigitan atau cakaran, atau selama aktivitas seperti berburu, menguliti, menjebak, atau menyiapkan makanan. Virus juga dapat ditularkan melalui makan daging yang terkontaminasi yang tidak dimasak dengan matang.

Meskipun tidak banyak menyebabkan kematian, penyebaran penyakit ini tetap harus diwaspadai. Menurut WHO, antara 0,1 persen sampai 10 persen orang yang terinfeksi mpox meninggal, tergantung dari akses ke perawatan kesehatan dan imunosupresi yang mendasarinya, termasuk karena HIV yang tidak terdiagnosis atau HIV tingkat lanjut. 

Dalam kebanyakan kasus, gejala Mpox bisa hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu dengan perawatan pendukung seperti obat untuk nyeri atau demam, tetapi, pada beberapa orang, penyakitnya bisa parah atau menyebabkan komplikasi dan akhirnya kematian.

Selain itu, bayi yang baru lahir, anak-anak, orang yang sedang hamil dan orang dengan defisiensi imun yang mendasarinya, seperti dari HIV tingkat lanjut, juga mungkin berisiko lebih tinggi terkena penyakit Mpox yang lebih serius dan kematian.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro