Pasien serangan jantung/reuters
Health

Mengenal Teknologi Bedah Jantung Invansif, Bagaimana Prosedurnya?

Mia Chitra Dinisari
Senin, 2 September 2024 - 19:05
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Saat ini banyak jenis bedah jantung yang bisa diterapkan pada pasien dengan masalah jantung, salah satunya bedah jantung minimal invasif.

Bedah jantung minimal invasif adalah prosedur yang dilakukan melalui satu atau lebih sayatan kecil di tubuh, berbeda dengan operasi jantung terbuka yang biasanya melibatkan satu sayatan panjang di bagian depan dada.

Dalam prosedur ini, ahli bedah menggunakan kamera dan alat-alat khusus yang dimasukkan melalui sayatan. Alat-alat khusus tersebut kemudian diarahkan di antara tulang rusuk untuk mencapai jantung.

Teknik minimal invasif ini memiliki beberapa kelebihan, seperti bekas luka yang lebih sedikit, rasa nyeri yang lebih ringan, dan pemulihan yang lebih cepat dibandingkan dengan operasi jantung terbuka, yang biasanya memerlukan pemotongan tulang dada untuk mengakses jantung.

dr. Wirya Ayu Graha, Sp.BTKV, Subsp. JD Dokter Spesialis Bedah Toraks dan Kardiak Vaskular, Subspesialis Bedah Jantung Dewasa. di Bethsaida menjelaskan, teknik bedah ini memberikan banyak manfaat bagi pasien, termasuk mengurangi risiko infeksi, mengurangi nyeri pasca operasi, dan mempercepat waktu pemulihan.

Dengan pendekatan minimal invasif, kami dapat memberikan perawatan yang lebih optimal dan mendukung kualitas hidup pasien setelah operasi, seperti bisa lebih cepat kembali bekerja.”

Kondisi Apa yang Bisa Ditangani dengan Bedah Jantung Minimal Invasif?

Bedah jantung minimal invasif dapat direkomendasikan untuk menangani beberapa kondisi atau keluhan berikut:

1. Penyumbatan Pembuluh Darah Jantung: Prosedur bypass arteri koroner pada pasien dengan penyumbatan yang banyak

2. Masalah Katup Jantung: Perbaikan atau penggantian katup jantung yang rusak, seperti katup mitral atau aorta, dengan sayatan yang lebih kecil

3. Lubang pada Jantung: Penanganan kecacatan seperti lubang di dinding jantung (ASD)

4. Gangguan Irama Jantung: Penanganan aritmia seperti fibrilasi atrium dengan risiko lebih rendah dan pemulihan lebih cepat.

5. Tumor Jantung: Pengangkatan Tumor jinak di dalam jantung

6. Pemasangan Alat Pacu Jantung: Pemasangan alat pacu jantung atau defibrillator dengan sayatan minimal

Prosedur Bedah Jantung Minimal Invasif

Operasi jantung invasif minimal biasanya memakan waktu sekitar tiga hingga lima jam. Selama operasi jantung invasif minimal, ahli bedah jantung akan:

1.  Membuat satu atau lebih sayatan kecil di sisi dada Anda

2.  Menggunakan instrument operasi yang khusus dan lebih Panjang dari instrument biasa

3.  Mengarahkan alat di antara tulang rusuk Anda untuk mencapai jantung Anda

4.  Memperbaiki jantung Anda, mulai dari penggantian katup jantung , pemasangan alat atau pengangkatan tumor

5.  Menutup sayatan dengan jahitan

Keunggulan Bedah Jantung Minimal Invasif

Dibandingkan dengan operasi jantung terbuka, operasi jantung minimal invasif mungkin menawarkan manfaat seperti:

1. Pemulihan lebih cepat

2. Lebih sedikit kehilangan darah

3. Bekas luka yang kurang terlihat

4. Menurunkan risiko pendarahan atau infeksi

5. Mengurangi rasa sakit

6. Masa rawat inap lebih singkat

dr. Wirya Ayu mengatakan saat ini Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital membuka layanan penanganan Bedah Jantung Minimal Invasif.

Dia mengatakan teknik bedah ini (operasi by pass dan katup jantung minimal invasive) merupakan salah satu layanan unggulan dari Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital selain tindakan medis intervensi jantung seperti pemasangan stent pada pembuluh darah jantung dan yang terbaru dengan menggunakan DEB (Drug Eluted Baloon) atau tindakan jantung lainnya.

Menurutnya, bedah Jantung Minimal Invasif belum banyak dilakukan di Indonesia dan dirancang khusus untuk memberikan alternatif penanganan yang lebih aman, nyaman dan efisien bagi pasien yang memerlukan operasi jantung, dengan masa pemulihan yang lebih singkat.

Prosedur ini juga membutuhkan pelatihan dan sertifikasi karena menggunakan teknik yang memerlukan keahlian khusus dari dokter operator.

dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital, menyatakan, Bethsaida Hospital fokus pada pengembangan layanan unggulan di center-center, khususnya Heart & Vascular Center. Hal ini berkaitan dengan tingginya angka kematian akibat penyakit jantung di Indonesia. 

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro