Gejala demensia sering dialami oleh lansia./AgingCare
Health

Makanan dan Minuman Tinggi Flavonoid Bisa Cegah Risiko Demensia Hingga 28%

Mia Chitra Dinisari
Kamis, 19 September 2024 - 13:00
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Penelitian mengungkapkan jika makanan dan minuman yang kaya akan flavonoid, seperti buah beri, teh, dan anggur merah, dapat menurunkan risiko demensia sebesar 28%.

Penelitian yang dipimpin oleh Queen’s University Belfast mengungkapkan bahwa flavonoid, yang terutama ditemukan dalam makanan nabati, memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk sifat antioksidan, antiinflamasi, dan antikanker.

Mereka juga dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular, serta peningkatan fungsi kognitif.

Temuan ini dipublikasikan di jurnal JAMA Network Open. Peneliti utama studi tersebut, Prof Aedin Cassidy, mengatakan prevalensi demensia di seluruh dunia terus meningkat pesat. Dalam studi kohort berbasis populasi ini, kami menganalisis data pola makan lebih dari 120.000 orang dewasa berusia antara 40 dan 70 tahun dari UK Biobank.

“Temuan kami menunjukkan bahwa mengonsumsi enam porsi tambahan makanan kaya flavonoid per hari, khususnya buah beri, teh, dan anggur merah, dikaitkan dengan risiko demensia 28% lebih rendah. Temuan ini paling terlihat pada individu dengan risiko genetik tinggi, serta pada mereka yang memiliki gejala depresi.” ujarnya seperti dilansir dari Guardian.

Penulis pertama studi tersebut, Dr Amy Jennings, juga dari Queen’s, mengatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa mengambil langkah sederhana seperti meningkatkan konsumsi makanan kaya flavonoid setiap hari dapat menurunkan risiko demensia, terutama pada orang yang berisiko tinggi.

Bulan lalu, laporan penting dari komisi Lancet untuk demensia menyimpulkan bahwa mengatasi 14 faktor risiko yang dapat dimodifikasi, dimulai sejak masa kanak-kanak dan berlanjut sepanjang hidup, dapat mencegah atau menunda 45% kasus demensia.

Laporan tersebut menambahkan dua faktor risiko baru yang berhubungan dengan 9% kasus demensia. Sekitar 7% kasus berhubungan dengan high low-density lipoprotein, atau kolesterol “jahat”, pada usia paruh baya mulai sekitar usia 40 tahun, sementara 2% disebabkan oleh kehilangan penglihatan yang tidak diobati di kemudian hari.

Faktor risiko baru ini merupakan tambahan dari 12 faktor risiko yang diidentifikasi oleh komisi Lancet pada tahun 2020, yang jika digabungkan menyebabkan sekitar 36% kasus demensia.

Diantaranya adalah: tingkat pendidikan yang rendah, gangguan pendengaran, tekanan darah tinggi, merokok, obesitas, depresi, kurangnya aktivitas fisik, diabetes, konsumsi alkohol berlebihan, cedera otak traumatis, polusi udara dan isolasi sosial.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro