Bisnis.com, JAKARTA -- Hari Diabetes Sedunia, dirayakan pada 14 November setiap tahunnya. Hari ini menjadi peringatan untuk meningkatkan kesadaran tentang diabetes, akibat kadar gula darah tinggi yang tidak terkontrol, bahayanya, dan cara mengelolanya secara efektif.
Tahun ini, Hari Diabetes Dunia menyoroti adanya tanda-tanda awal diabetes yang sering kali terabaikan oleh banyak orang. Padahal, mengabaikan gejala diabetes dapat menjadi pembunuh diam-diam alias "Silent Killer".
Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF), Indonesia tercatat memiliki 19,5 juta orang dengan diabetes. Adapun, jumlahnya diperkirakan bisa terus bertambah menjadi 24 juta orang hingga 2030.
Di samping itu, dengan adanya berbagai faktor risiko, 2 dari 3 oang di Indonesia disebut tidak menyadari kondisinya menderita diabetes sehingga berpotensi terlambat mengakses layanan kesehatan sebelum terjadi komplikasi.
"Bisa kita bayangkan bahwa 24 juta itu bisa memenuhi 1 provinsi dan bahkan jadi provinsi terbesar ketiga di Indonesia. Jadi memang ini bukan sebuah prestasi ya, tapi ini justru dengan angka yang sebesar ini, Indonesia menempati urutan keenam dengan diabetes terbanyak dunia dan urutan ketiga dengan prediabetes," ujar dr. Rulli Rosandi, Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin dan metabolik dalam diskusi media di Jakarta, Kamis (14/11/2024).
Lantas apa bahayanya?
dr. Rulli mengatakan bahwa apabila jumlah penderita diabetes terus bertambah dan tidak bisa dibendung, terburuk yang bisa dialami pasien diabetes adalah terjadi komplikasi.
"Karena kalau dari sisi pasien komplikasi, itu juga akan memberikan pengaruh bukan hanya kepada pasien, tapi juga kepada keluarga pasien dan orang-orang terdekatnya. Belum lagi kalau kita bicara tentang negara kita bahwa itu juga akan menjadi satu beban untuk pembiayaan kesehatan," terangnya.
Pasalnya, dr. Rulli mengungkap dari banyak studi yang ada menyatakan bahwa sebagian besar pendanaan untuk kesehatan di Indonesia berkaitan dengan pasien-pasien yang ada hubungan dengan diabetes, seperti penyakit jantung, kemudian stroke, kanker, dan sebagainya.
Adapun, salah satu upaya termudah untuk pencegahannya adalah dengan rutin melakukan penapisan atau skrining minimal setahun sekali, terutama bagi yang berasal dari keluarga dengan riwayat diabetes.
"Jadi kalau ada orang terdekat yang kena diabetes, memang screening awal atau penapisan awal itu sangat penting," imbuhnya.