Ikustrasi vaksin cacar monyet (monkeypox)./Istimewa
Health

KALEIDOSKOP 2024: 10 Kasus Penyakit Berbahaya yang Renggut Nyawa

Mutiara Nabila
Kamis, 26 Desember 2024 - 16:59
Bagikan

6. Legionellosis

Kasus Legionellosis sempat mewabah di beberapa negara seperti Italia, Australia, dan Taiwan sepanjang 2024. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyebar melalui menghirup tetesan air atau semprotan air di udara. 

Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan mencatat ada 24 kasus suspek Legionellosis sepanjang tahun ini. Wabah ini dikaitkan dengan penggunaan bak mandi air panas, air mancur, kolam renang, pancuran, dan sistem pemanas atau pendingin.

Beberapa gejala utama yang dialami penderita penyakit ini antara lain demam, menggigil, sakit kepala, malaise dan nyeri otot, hingga menyebabkan pneumonia. Pasien juga bisa mengalami kehilangan nafsu makan, dan mungkin juga mengalami nyeri otot, diare, dan kebingungan.

7. Meningitis Meningokokus

Pada periode haji dan umrah, umumnya para jamaah akan diminta melakukan pencegahan penularan penyakit Meningitis dengan melakukan vaksinasi. 

Meningitis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis, yang bisa menginfeksi selaput otak dan sumsum tulang belakang sehingga dapat menyebabkan pembengkakan. 

Adapun, gejala meningitis yang paling umum dialami di antaranya demam, sakit kepala, dan leher kaku. Pada beberapa kasus, juga ditemui gejala seperti mual, muntah, sensitif terhadap cahaya, dan gangguan neurologis seperti letargi, delirium, koma, hingga kejang. 

8. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam Berdarah Dengue (DBD) juga masih menjadi penyakit yang sulit dihilangkan di Indonesia. Sepanjang tahun ini, kasusnya masih mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus maupun jumlah kematian. 

Hingga November 2024, jumlah kasus DBD di Indonesia mencapai 210.644 kasus dan jumlah kematian akibat DBD mencapai 1.239 jiwa.

Kementerian Kesehatan juga mencatat pada 2024, wilayah yang terjangkit DBD juga mengalami perluasan, yaitu mencapai 482 kabupaten/kota. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pemendekan siklus tahunan penyakit ini, dari 10 tahun sekali menjadi tiga tahun atau bahkan kurang.

Penyebab demam berdarah dengue (DBD) umumnya adalah virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang menggigit manusia. 

Penyebaran nyamuk sendiri juga bisa disebabkan karena lingkungan yang padat penduduk, dengan banyak genangan air dan tumpukan sampah, daerah tropis, dan curah hujan tinggi.

Pada fase awal, penyakit ini akan menimbulkan gejala seperti demam tinggi mendadak, sakit kepala parah, penurunan nafsu makan, nyeri otot dan sendi, serta ruam pada kulit. 

Meski gejalanya umum dirasakan, penyakit ini harus segera mendapatkan penanganan medis karena bisa menyebabkan kematian.  

9. Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD)

Kasus HFMD (Hand Foot Mouth Disease) yang umumnya terjadi pada anak sempat meningkat pada tahun ini. Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Enterovirus, paling umum adalah Coxsackievirus dan Human Enterovirus 71 (HEV 71).

Hingga saat ini, HFMD umumnya terjadi di Asia, seperti beberapa kasus di Singapura, Malaysia, Taiwan, dan Indonesia. 

Walaupun tidak terlalu berbahaya, virus penyebab HFMD ini pernah mewabah pada 1998 di Taiwan yang menginfeksi lebih dari 120.000 orang dan menyebabkan 78 kematian. 

Virus penyebab HFMD sendiri sangat menular, umumnya menular ke anak-anak lewat cairan hidung (ingus), dahak, cairan dari bintil kulit yang pecah, dan dari kotoran (feses) penderita.

Adapun, gejala HFMD pada anak yang biasa dialami antara lain berikut demam di atas 39°celcius, nyeri tenggorokan/menelan, penurunan nafsu makan, dan nyeri/tidak enak badan.

Selanjutnya, setelah demam, sekitar satu sampai dua hari akan timbul bintik-bintik merah di rongga mulut, umumnya berawal di bagian langit-langit mulut, yang kemudian menjadi sariawan. Kemudian, bisa juga timbul juga ruam-ruam kulit dan bintik-bintik merah di telapak tangan dan kaki. 

10. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)

Menjelang periode Iduladha atau kurban, umumnya banyak hewan ternak seperti sapi dan kambing yang didistribusikan. Salah satu penyakit yang kerap menyebar pada periode ini adalah PMK pada hewan ternak. 

Tahun ini tercatat ada ratusan kasus PMK yang menyebabkan puluhan ekor sapi mati. Penyakit ini umumnya bisa terlihat dengan munculnya lepuhan atau luka pada lidah, gusi, hidung, dan kuku hewan ternak, air liur berlebihan, hewan tidak mampu berjalan, panas tinggi, dan hilang nafsu makan.

Halaman:
  1. 1
  2. 2
Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro