Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah studi baru mengungkapkan dampak serius rokok pada harapan hidup seseorang.
Para peneliti dari University College London (UCL), dalam penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial Amerika, mengungkapkan bahwa pria rata-rata kehilangan 17 menit hidupnya setiap kali menghisap rokok, sedangkan bagi wanita, 22 menit.
Temuan baru ini melampaui perkiraan sebelumnya, yang menunjukkan pengurangan harapan hidup selama 11 menit per batang rokok.
Dilansir dari Indianexpress, temuan ini menggarisbawahi dampak besar merokok terhadap umur panjang, karena setiap batang rokok memasukkan bahan kimia berbahaya nikotin, karbon monoksida, dan tar ke dalam tubuh.
"Zat-zat ini menyebabkan degradasi bertahap pada organ-organ vital, termasuk jantung, paru-paru, dan pembuluh darah," jelas Dr Jayanta Thakuria, Direktur – Penyakit Dalam dan Reumatologi, Rumah Sakit Super Khusus Yatharth, Faridabad dilansir dari indianexpress.
Merokok merupakan kontributor signifikan terhadap:
- Penyakit Kardiovaskular: Seperti serangan jantung dan stroke.
- Kanker Paru-Paru: Merokok adalah penyebab utama kanker di seluruh dunia.
- Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK): Menyebabkan masalah pernapasan yang melemahkan.
- Sistem Kekebalan Tubuh Melemah: Membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi.
Dr Thakuria menjelaskan, merokok tidak hanya memperpendek umur tetapi sering kali menurunkan kualitas hidup, menyebabkan penyakit kronis selama bertahun-tahun sebelum kematian.
Mengapa wanita kehilangan lebih banyak waktu dibandingkan pria
Studi ini menyoroti kesenjangan berbasis gender, dimana perempuan kehilangan lebih banyak menit per batang rokok dibandingkan laki-laki.
- Kerentanan Hormonal: Estrogen, yang mempengaruhi kesehatan jantung, membuat wanita lebih rentan terhadap kerusakan akibat merokok.
- Metabolisme Nikotin: Wanita memproses nikotin secara berbeda, sehingga meningkatkan paparan terhadap efek berbahayanya.
- Risiko Penyakit Lebih Tinggi: Merokok meningkatkan kemungkinan kanker paru-paru dan penyakit jantung secara lebih signifikan pada wanita.
“Fisiologi wanita bereaksi berbeda terhadap merokok, seringkali mengakibatkan risiko lebih tinggi untuk perilaku yang sama,” kata Dr Thakuria.