Pedagang memegang bungkus rokok bercukai di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Health

Tekan Angka Kematian Akibat Merokok, Pakar Usulkan Opsi Ini

Rio Sandy Pradana
Jumat, 24 Januari 2025 - 14:48
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Konsep pengurangan risiko tembakau (tobacco harm reduction/THR) dinilai bisa menjadi alternatif untuk menurunkan angka perokok di Indonesia yang tinggi.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), Indonesia sebagai negara dengan konsumsi rokok tertinggi kedua dengan kematian akibat merokok diperkirakan berkisar 300.000 jiwa per tahun. Adapun, angka proyeksi prevalensi perokok akan meningkat dari 31,7% pada 2000 menjadi 37,5% pada 2025.

Akademisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Ronny Lesmana, mengatakan opsi tersebut adalah salah satu yang ditekankan dalam “Lives Saved Report”, laporan global yang melibatkan berbagai pakar kesehatan dari berbagai negara, termasuk Indonesia, yang diterbitkan oleh Global Health Consults pada 2024

"Harapannya, konsep THR dapat diimplementasikan ke dalam kebijakan publik di Indonesia yang berorientasi pada kesehatan masyarakat," kata Ronny, dikutip Jumat (24/12/2025).

Dia menjelaskan THR merupakan pendekatan yang bertujuan untuk mengurangi risiko kesehatan dan sosial yang berkaitan dengan kebiasaan atau penggunaan zat tertentu. Metode yang digunakan yakni dengan memberikan alternatif lebih baik sebagai pilihan pengguna dalam upaya pengurangan risiko.

Menurutnya, konsep THR sudah diterapkan oleh 120-140 juta orang di seluruh dunia. Umumnya pengguna THR justru adalah penduduk negara-negara berpendapatan tinggi, seperti di Swedia, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat.

“Di Indonesia sudah lebih dari 8 juta orang meninggal karena rokok, dan belum ada langkah-langkah signifikan untuk menghentikan laju angka tersebut," ujarnya.

Dia berpendapat penerapan THR dapat menyelamatkan hingga 4,6 juta nyawa pada 2060, dengan penurunan kematian hingga 123.000 per tahun. Namun, untuk mencapai target tersebut, Indonesia perlu mendorong pemanfaatan produk alternatif rendah risiko, serta peningkatan akses dan layanan pada pengobatan kanker paru-paru.

Sementara itu, praktisi kesehatan Wahyu Widowati, mengatakan Indonesia perlu langkah yang sangat serius untuk mengurangi risiko rokok yang melibatkan kerja sama berbagai pihak.

“Berhenti merokok itu sangat sulit. THR ini menjadi alternatif yang baik untuk mendorong konsep pengurangan bahaya," katanya.

Wahyu menggagas ada penelitian lebih lanjut terkait berapa banyak produk alternatif rendah risiko yang sudah ada di Indonesia, besaran pengguna, serta pengukuran dampak dari pengguna rokok yang sudah beralih ke produk lebih rendah risiko untuk mendapatkan data yang lebih presisi demi mendorong kebijakan pengendalian penggunaan rokok yang lebih baik lagi.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro