Penyebab dan Gejala Hipotermia, Penyebab 2 Pendaki Cartenz Meninggal Dunia/twitter@unicefindonesia
Health

Gejala Hipotermia dan Pemicunya, Penyebab 2 Pendaki Carstensz Meninggal Dunia

Mia Chitra Dinisari
Minggu, 2 Maret 2025 - 14:39
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Dua pendaki perempuan yang bernama Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono meninggal dunia lantaran terkena hipotermia atau kedinginan saat mendaki puncak Carstensz, Papua. 

Hipotermia memang menjadi salah satu ancaman bagi pendaki gunung karena berada di lingkungan udara yang dingin.

Lantas apa sebenarnya hipotermia itu dan mengapa bisa mematikan?

Dilansir dari Palangkaraya.go.id, ada tiga tipe hipotermia, yaitu hipotermia ringan, sedang, dan berat. Hipotermia ringan adalah ketika suhu tubuh ada antara 32-35 oC, hipotermia sedang saat suhu tubuh antara 28-32 oC, sementara hipotermia berat adalahkurang dari 28 oC.

Mengapa terjadi hipotermia?

Hipotermia terjadi ketika tubuh kehilangan kehangatannya lebih cepat dari kemampuannya menghasilkan panas. Pada kondisi normal, udara yang dingin akan mengaktifkan sistem pengaturan suhu dalam tubuh sehingga suhu tubuh tetap pada kondisi normal, yaitu 36,5-37,5 oC.

Namun, bila penurunan suhu tersebut terlalu ekstrem, tubuh menjadi kewalahan dan usaha untuk meningkatkan panas tubuh pun tidak mampu menaikkan suhu sehingga terjadi hipotermia.

Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan hipotermia adalah cuaca dingin yang ekstrem, kedinginan dalam waktu yang lama, tidak memakai pakaian yang cukup menghangatkan tubuh, berada pada lingkungan yang berangin, dan berendam atau berenang di dalam air dingin dalam waktu lama.

Kelompok yang berisiko mengalaminya adalah kaum lanjut usia, anak-anak, orang yang mengonsumsi alkohol, dan orang yang memiliki gangguan mental.

Berbeda dengan kedinginan biasa, hipotermia dapat berakibat fatal bahkan hingga kematian.

Dilansir dari laman Siloam Hospital berikut beberapa gejala hipotermia

Gejala Hipotermia Ringan (suhu 32–35 derajat Celcius)

Menggigil dan pucat.
Mati rasa.
Napas cepat.
Mengantuk.
Takikardia.
Respon menurun.
Kulit terasa dingin ketika disentuh.

Gejala Hipotermia Sedang (suhu 28–32 derajat Celcius)

Kesadaran menurun.
Napas lambat.
Inkontinensia urine.
Penurunan tekanan darah.
Denyut nadi melambat.
Berhenti menggigil.

Gejala Hipotermia Berat (suhu di bawah 28 derajat Celcius)

Tidak memberi respon ketika diberi rangsangan.
Kaku otot.
Denyut nadi melambat semakin parah.
Pernapasan melemah.
Hilang kesadaran atau henti jantung.

Berikut adalah beberapa komplikasi berbahaya dari hipotermia.

1. Gangguan pernapasan

Hipotermia akan menyebabkan penderitanya bernapas lebih cepat. Bila kondisi ini berlanjut, orang tersebut akan mengalami hiperventilasi dan berakhir pada ketidakseimbangan oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh.

2. Masalah jantung

Penurunan suhu dapat menyebabkan asupan oksigen ke dalam jaringan tubuh akan berkurang. Salah satu organ vital yang mudah dan cepat terkena imbasnya adalah jantung. Kekurangan oksigen sebentar saja dapat menyebabkan otot jantung mengalami iskemia dan menjadi rusak. Selain itu, hipotermia juga dapat mengakibatkan gangguan irama jantung (aritmia) hingga henti jantung.

3. Penurunan tekanan darah

Karena jantung yang tidak mampu memompa darah dengan optimal, tekanan darah pun menjadi turun. Hal ini akan mengakibatkan organ tubuh lain tidak mendapat aliran darah, oksigen, serta nutrisi.

4. Gangguan sistem saraf

Hipotermia menyebabkan sejumlah gangguan pada sistem saraf seperti amnesia, kejang, penurunan kesadaran, hingga koma.
Kematian. Ini merupakan dampat terburuk dari hipotermia. Suhu tubuh yang begitu rendah, terutama pada hipotermia berat, menyebabkan organ-organ tubuh berhenti bekerja dan berujung pada kematian.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro