BISNIS.COM, JAKARTA—Indonesia dinilai sulit mengurangi angka kematian ibu atau AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada 2015. Hal ini disebabkan adanya kesenjangan ekonomi masyarakat dan ketidakmerataan kompetensi bidan.
Country Manager DKT Indonesia Todd Callahan mengatakan saat ini AKI mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup. Dibutuhkan peran bidan dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak karena telah menangani lebih dari 50% kelahiran di Indonesia.
“Masyarakat yang tinggal di perkotaan cenderung memiliki akses medis yang lebih baik. Penurunan AKI dan peningkatan kesejahteraan kesehatan bisa tercapai bila akses ini lebih merata,” kata Callahan di Jakarta, Jumat (12/4/2013).
Dia menambahkan khusus untuk daerah pedesaan biasanya selain terkendala biaya, infrastruktur yang ada juga kurang memadai. Ibu yang akan bersalin terkadang sulit untuk menuju bidan, pun sebaliknya.
Hal ini menurutnya perlu menjadi isu penting yang harus dipikirkan oleh semua pemangku kepentingan dan menjadi fokus utama rencana lanjutan Millenium Development Goals (MDG’s 2015). Terlebih, saat ini keadaan perekonomian nasional sedang bagus.
Selama 2008-2012 pihaknya telah mengadakan capacity building kepada 50.000 bidan wilayah Timur Indonesia sebagai upaya untuk memperkuat kompetensi mereka. Selain itu, melalui program KB Andalan, DKT membantu pemerintah meningkatkan akses kontrasepsi melalui jalur penyedia swasta.
Program ini merupakan pivately managed family planning program terbesar yang beroperasi di 18 negara.