Bisnis.com, JAKARTA - Penyakit diabetes melitus penyebab kematian nomor 6 di dunia.
Di Indonesia DM merupakan ancaman serius bagi pembangunan kesehatan, karena dapat menimbulkan kebutaan, gagal ginjal, kaki diabetes (gangrene) sehingga harus diamputasi, penyakit jantung dan stroke.
"Penyakit tidak menular (PTM) sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional, dan lokal. Salah satu PTM yang menyita banyak perhatian adalah diabetes melitus," kata Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen P2PL) Kementerian Kesehatan, di Jakarta, Selasa (3/9/2013).
Tjandra mengatakan Global status report on NCD World Health Organization (WHO) pada 2010 melaporkan, bahwa 60% penyebab kematian semua umur di dunia adalah karena PTM.
Sekitar 1,3 juta orang meninggal akibat diabetes dan 4% meninggal sebelum usia 70 tahun. Pada 2030 diperkirakan DM menempati urutan ke-7 penyebab kematian dunia.
"Sedangkan di Indonesia diperkirakan pada 2030 akan memiliki penyandang DM (diabetisi) sebanyak 21,3 juta jiwa," kata Tjandra usai peluncuran Blueprint for Change, sebuah laporan studi mengenai penyakit diabetes.
Dia menambahkan International Diabetes Federation (IDF), menyatakan bahwa lebih dari 371 juta orang di dunia yang berumur 20-79 tahun memiliki diabetes. "Indonesia merupakan negara urutan ke-7 dengan prevalensi diabetes tertinggi, di bawah China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Meksiko," lanjutnya.
Mengingat besarnya masalah DM, katanya, Kemenkes memprioritaskan pengendaliannya diantara gangguan penyakit metabolik lainnya, selain hipertensi, jantung koroner dan stroke.
Saat ini, lanjutnya, pelayanan Dm sudah dilaksanakan di Puskesmas, dengan pemberian obat sesuai dengan kemampuan daerah masing-masing.
Salah satu kegiatan pengendalian DM yang dilakukan Kemenkes, katanya, adalah monitoring dan deteksi dini faktor risiko DM di Posbindu (pos pelayanan terpadu) PTM, dan implementasi perilaku CERDIK.
CERDIK mempunyai makna cek kesehatan secara berkala, mengenyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet sehat dan seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres.
Tjandra menjelaskan Posbindu PTM merupakan kegiatan berkelanjutan. Saat ini sudah ada 7.225 Posbindu di Indonesia.
"Kami harapkan kegiatan Posbinda PTM dapat diimplementasikan di setiap tatanan/kelompok masyarakat. Dengan perilaku CERDIK, mari menuju masa muda sehat, hari tua nikmat tanpa PTM," ungkapnya.