Fashion

Trombosis, Si Pembunuh Diam-diam

Rahmayulis Saleh
Sabtu, 5 Oktober 2013 - 15:18
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--Masyarakat banyak yang belum tahu dan sadar kalau trombosis atau pengumpalan darah yang menyebabkan sumbatan di dalam jaringan arteri atau vena, adalah salah satu silent killer yang bisa menyebabkan kematian.

Menurut data dari Department of Human and Health Sevices  Amerika Serikat, di Negara tersebut dalam setahun tercatat 300.000-600.000 orang terkena trombosis. Dan100.000 diantaranya mengalami kematian. Trombosis merupakan penyebab kematian utama, lebih banyak dibanding kanker.

 

Prof. Karmel Lidow Tambunan, dari Departemen Hematologi dan Onkologi Medik FKUI/RSCM, mengatakan sumbatan karena trombosis dapat secara total atau partial. Kalau sumbatan total pada arteri koroner atau jantung dapat menyebabkan kematian tiba-tiba, dikenal sebagai serangan jantung.

 

Sedangkan jika sumbatan total pada arteri serebral atau otak, maka terjadi kematian karena stroke. “Inilah kenapa trombosis disebut sebagai silent killer,” kata dokter Karmel dalam acara Trombosis: Silent Killer!, yang diadakanPT Pfizer Indonesiadi Jakarta, Jumat (4/10/2013) sore.

 

Dalam workshop bertema Pemberian obat golongan Tromboprofilaksis sebagai upaya pencegahan komplikasi dan kematian akibat trombosis, penggumpalan darah pada venaitu, Karmel menjelaskan di Indonesia dari 10 penyebab kematian utama, yang menduduki peringkat pertama adalah stroke, dan urutan ke-3 adalah jantung.

 

“Bila kita uraikan lebih lanjut 80-85% stroke adalah stroke iskemik atau thrombosis, dan lebih dari 70% kematian jantung juga karena thrombosis. Jadi kalau kita jumlahkan, maka trombosis juga merupakan penyebab kematian utama di Indonesia,” ungkapnya. 

 

Dia menuturkan trombosis dapat terjadi  didalam jaringan sistem kardiovaskular; pada arteri, vena, ruangan jantung dan mikrosirkulasi. Trombosis vena atau DVT (Deep Vein Thrombosis) pada umumnya terjadi pada kaki, tapi dapat juga terjadi pada vena lain.

 

Gejala DVT pada kaki dapat berupa kaki bengkak, perubahan warna, sakit atau nyeri sampai fungsinya berkurang. Sumbatan pada kaki dapat fatal jika bekuan darah lepas dan terbawa aliran darah, serta menyangkut di arteri pulmonalis (paru) atau disebut PE (pulmonary embolism). Hal ini berbahaya dan dapat mengakibatkan kematian.  

 

Menurut dia, pada dasarnya setiap orang memiliki risiko mengalami DVT. Tapi orang-orang dengan faktor risiko tertentu, memiliki potensi lebih besar mengalami DVT.   

 

Faktor risikonya, katanya, dapat berbeda dan multifaktorial. Bisa karena faktor genetik, ada riwayat penyakit dalam keluarga, gaya hidup kurang sehat, sehingga mengakibatkan obesitas, diabetes, hipertensi, hiperkolesterolemia, sindroma antiphospholipid, danlainnya.

 

“Penyebab lainnya juga karena keterbatasan gerak, termasuk naik pesawat dalam waktu lama yang dikenal dengan economy class syndrome, kebiasaan merokok, dan juga pasca operasi besar,” katanya.

 

Penulis : Rahmayulis Saleh
Editor : Ismail Fahmi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro