Ilustrasi/Bisnis.com
Fashion

Apakah Diet OCD Berbahaya? Ini Penjelasannya

Deliana Pradhita Sari
Senin, 25 November 2013 - 02:22
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Gencarnya media memberitakan bahkan turut mempromisikan program diet yang dicanangkan oleh Deddy Corbuzier yang diberi nama Obsessive Corbuzier Diet (OCD) membuat masyarakat bertanya-tanya, apakah diet ini aman untuk diaplikasikan ke semua orang?

Pertanyaan tersebut terjawab oleh Ahli Gizi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Rita Ramayulis, DCN, M.Kes.

“OCD dengan menerapkan jendela makan 4 jam atau 6 jam dan jika dilakukan sesuai prosedur dan diimbangi dengan latihan fisik yang keras, memang akan menyebabkan penurunan berat badan,” katanya saat dihubungi Bisnis belum lama ini.

Diet semacam ini akan dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu saja, tambahnya, yaitu orang-orang yang sudah masuk kategori dewasa dan orang yang memiliki motivasi yang sangat besar untuk menurunkan berat badan.

Namun, OCD tidak dianjurkan untuk dilakukan oleh anak-anak dan remaja dalam usia pertumbuhan. Mereka masih memiliki kebutuhan energi yang banyak dan membutuhkan asupan zat gizi yang melimpah. Hal ini disebabkan ukuran lambung mereka lebih kecil dan membutuhkan makanan dalam frekuensi yang sering.

Pola OCD hanya pantas diterapkan oleh orang yang tidak memiliki kegiatan di siang hari tetapi sibuk pada malam hari.

Misal orang memilih jendela makan 6 jam, maka ia berpuasa 18 jam pada pagi hingga sore dan akan makan sepuasnya di malam hari.

“Padahal pada malam hari orang tidak memerlukan asupan makanan sebanyak itu, yang mereka perlukan justru di pagi hingga sore hari ketika banyak beraktifitas,” jelasnya.

Dia juga menyebutkan, orang dengan program OCD tidak akan bisa hidup normal. Mereka tidak makan saat meeting atau makan siang atau ketika diajak teman-temannya makan ketika dia sebenarnya tidak ada larangan untuk makan.

Berbeda dengan puasa keagamaan, katanya, orang berpuasa karena niat spiritual yang harus dijalaninya. Hal itu tidak akan menyiksa.

OCD menerapkan pola intermitten fasting, atau puasa berkala dalam rentang waktu yang ditentukan, yang bahkan lebih lama dari rentang  waktu puasa ramadan. Hal ini akan mengganggu sistem kerja metabolisme tubuh.

Tubuh kita memiliki kemampuan mengatur kadar glukosa berdasarkan makanan yang masuk ke tubuh.  Jika tidak ada asupan yang masuk, maka organ ginjal dan hati akan bekerja ekstra berat. Hati akan bekerja lebih berat dengan mengeluarkan Glikogen atau simpanan karbohidrat dalam bentuk glukosa di dalam tubuh untuk menyeimbangkan kadar glukosa darah.

Jika glukosa darah tetap kurang, orang akan menderita Hipoglikemi yang menyebabkan badan gemetar, lemas dan keringat dingin.

Selain itu, tubuh juga akan memecah simpanan lemak dalam jumlah yang amat besar untuk mennyeimbangkan jumlah glukosa darah, sedangkan orang diet tersebut juga tidak memiliki zat karbohidrat dalam tubuhnya, hal ini akan menyebabkan terbentuknya keton. Zat ini mengakibatkan pH darah menjadi asam.

“PH darah yang asam akan menyebabkan orang gampang letih, daya tahan tubuh menurun hingga penyakit jantung."

Dia juga menambahkan jendela makan dapat membahayakan 5 organ cerna, yaitu pankreas, usus halus, lambung, hati dan kantung empedu. “Biasanya orang akan rakus ketika diberi kesempatan dalam jendela 4, 6, atau 8 jam, karena mereka bisa makan sepuasnya, kasihan 5 organ cerna yang harus bekerja ekstra dalam waktu singkat,” ujarnya.

OCD diklaim dapat meningkatkan Human Growth Hormone (HGH) yang berperan dalam memelihara jaringan tubuh yang membuat awet muda dan terhindar dari penyakit radikal bebas. Namun sekali lagi Rita menegaskan, HGH dapat ditingkatkan hanya dengan cara puasa satu hari saja, tidak perlu harus melakukan intermitten fasting dalam OCD.

“Ketika kita mengatur pola makan, mengurangi kalori asupan, HGH akan meningkat dengan sendirinya, bukan karena OCD,” tuturnya.

Rita menganjurkan bagi orang yang ingin diet untuk melakukan diet energi seimbang dengan cara pola makan normal 3 kali sehari dan 2 kali selingan dengan pengurangan karbon dan lemak ditambah konsumsi serat yang dominan.

Cara ini dapat menurunkan berat badan 0,5 kg per minggu, tidak perlu puasa mati-matian. Apalagi dibarengi olahraga, maka akan turun 1 kilogram per minggu.

Sistem diet seperti itu dapat dijadikan gaya hidup yang akan berlangsung dengan awet dan akan sehat hingga tua karena mengatur asupan makan yang masuk ke tubuh.

Berbeda dengan OCD, orang mungkin akan nyaman melakukannya dalam waktu 1 minggu. Apakah orang masih nyaman melakukannya dalam waktu 2 minggu atau satu bulan?

OCD sangat mustahil untuk diterapkan sebagai bagian dari lifestyle.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro