Bisnis.com, JAKARTA – Pesona Taman Marga Satwa (TMS) Ragunan selalu memikat wisatawan. Buktinya, jumlah pengunjung yang datang ke lembaga konservasi eksitu terbesar kedua di dunia ini terus meningkat dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Angkanya cukup fantastis, mencapai 4 juta lebih pengunjung setiap tahun.
Padahal, sejak berdiri pada masa kolonial hingga tahun 2010, pengunjung TMS Ragunan terbanyak hanya mencapai angka 3 juta pengunjung per tahun. Menurut Kepala Humas TMS Ragunan Wahyudi Bambang, peningkatan jumlah pengunjung ke TMS Ragunan dapat terus meningkat karena dua hal utama.
Pertama, harga tiket masuk yang sangat murah. Dan kedua, pihak menejemen TMS Ragunan selalu meningkatkan kebersihan lingkungan kawasan. Diakui Bambang, kedua hal tersebut bagai dua sisi mata uang tak terpisahkan yang terus menjadi magnet TMS Ragunan.
“Saya kira tidak bisa dipungkiri harga menjadi satu faktor. Tapi yang kedua, pengunjung kita udah cerdas, tentu saja kenyamanan. Kita sebaik mungkin memberikan kenyamanan yang kita tekankan di sini salah satunya kebersihan. Dalam kurun 3 tahun ini kita fokus pada kebersihan. Dari itu saja, indikator peningkatan pengunjung sudah signifikan,” paparnya kepada Bisnis.com.
Pernyataan Bambang tersebut diakui pula oleh pengunjung. Ben (49), membandingkan kondisi TMS Ragunan kini, dengan tiga tahun lalu. Ia beberapa kali mengajak keluarganya main ke TMS Ragunan. Menurutnya, selain masalah jarak yang relatif dekat, TMS Ragunan sangat murah dan nyaman karena lingkungannya yang bersih.
“Selain terjangkau dan lebih ekonomis. Untuk refreshing sih lumayan enak tempatnya. Apa lagi sekarang sudah lebih baik. Kebersihan sudah 80% terawat, dibanding sebelumnya, sampah masih banyak sembarangan dibuang. Kalau sekarang orang orang sudah disiplin buang sampahnya. Mudah mudahan ke depannya pohon pohon lebih rindang, lebih bagus lagi,” ungkapnya saat ditemui Bisnis di pusat primata TMS Ragunan.
Selain itu, TMS Ragunan tetap menjadi primadona kawasan wisata di Selatan Ibu Kota, karena faktor lain yang tak kalah penting. Saat ini, tren masyarakat akan kebutuhan rekreasi telah bergeser, menjadi kebutuhan utama.
“Kebutuhan rekreasi bukan sekadar kebutuhan sekunder tapi primer. Tren itu sudah ada sekitar 10 tahun ini. Ada tradisi pengunjung, liburan gak ke Raguanan gak afdol,” pungkas Bambang.
