Bisnis.com, JAKARTA - Papua tidak hanya kaya akan keindahan alamnya dengan hutan, gunung dan laut namun Papua juga memiliki keistimewaan dengan bahan alami herbal ara khas Papua yang berkhasiat dapat mengobati penyakit menular HIV dan AIDS.
Jenis obat alami Papua itu dinamai herbal ara ditemukan Agustinus Mikan (42) dan Agus Yepasa Danya (54) terbuat dari daun-daun alam di tanah Papua terbukti manjur untuk mengobati pasien hidup dengan HIV/AIDS (Human Immuno Deficiency Virus) (Acquired Immuno Deficiency Syndrome).
"Saya rutin mengkonsumsi minuman herbal ara khas Papua temuan Yulianus Mikan dan Agus Yepasa Danya, puji Tuhan penyakit HIV/AIDS yang saya derita sudah sembuh," ujar pasien orang hidup dengan HIV/AIDS Yofita Agapa di Biak, Minggu (23/3/2014).
Yofita mengakui, pengalaman pribadinya positif mengidap HIV/AIDS karena tertular dari suami yang hobby mengkonsumi minuman keras serta kebiasaan pulang malam karena perilaku buruk melakukan hubungan dengan wanita lain di pinggiran jalan.
Akibat perilaku buruk suami yang selalu pulang malam dan mabuk, menurut Yofita, ketika ia sakit dan diperiksa darah di Puskesmas pedalaman Enarotali terbukti positif mengidap penyakit virus menular HIV/AIDS.
Begitu divonis dokter Puskesmas mengidap HIV/AIDS, lanjut Yofita, ia seolah hidup hampa serta berserah diri kepada Tuhan karena tidak punya pilihan hanya pasrah menerima kenyataan pahit sebagai orang Papua yang hidup dengan HIV/ AIDS.
Selepas divonis mengidap penyakit menular mematikan AIDS, dokter menyarankan pasien Yofita diharuskan mengkonsumsi obat ARV (Anti retro viral) yaitu obat untuk mengendalikan jumlah virus HIV dan meningkatkan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS setiap hari untuk memperkuat ketahanan tubuh orang yang positif mengidap HIV/AIDS.
Kurun waktu 1,8 tahun mengkonsumsi ARV pemberian dokter Puskesmas, menurut Yofita, setiap hari obat jatah pemberian harus diminum sehingga terasa membosankan dalam hidupnya.
"Saya sudah bosan hidup dengan minum obat ARV setiap hari, ya meski minum rutin sesuai anjuran dokter namun kesehatannya tetap tidak berubah," ungkap Yofita dalam kesaksian.
Konsumsi Ramuan Herbal Ara
Setelah lebih kurang 1,8 tahun minum obat ARV pemberian dokter, menurut Yofita, ia tidak juga sembuh dengan virus HIV/AIDS.
Suatu hari keluarga di pedalaman Enarotali menyarankannya untuk mengalihkan pengobatan alternatif dengan memafaatkan kekayaan alam Papua dengan mengkonsumsi minuman herbal ara.
Saat mendapatkan herbal ara dari Yulianus Mikan, menurut Yofita, dirinya tidak begitu yakin akan penyembuhan penyakit menular HIV/AIDS yang telah dideritanya sejak beberapa tahun silam.
Namun, kuasa Tuhan begitu nyata dan nampak melalui herbal ara racikan pelayanan "dokter", adat Yulianus dan Agus warga Papua, ketika ia meminum rutin setiap hari, kesehatan di tubuhnya mulai ada perubahan.
Bahkan, dengan mengkonsumsi minuman herbal ara khas Papua secara rutin setiap hari telah memberikan semangat hidup baru bagi dirinya karena mulai ada perubahan kesehatan ketika rutin minuman alam tanah Papua.
"Dalam kurun waktu dua minggu sejak mengkonsumsi minuman herbal ara, saya merasakan ada kemajuan kesehatan tubuhnya sehingga saya begitu yakin minuman khas Papua sangat cocok menyembuhkan berbagai penyakit," kata Yofita.
Impian Yofita untuk sembuh dan sehat dari penyakit menular HIV/AIDS nampak menjadi nyata setelah beberapa waktu lalu memeriksakan kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit di pedalaman Enarotali ia dinyatakan sembuh.
Waktu pemeriksaan kesehatan kembali di rumah sakit dan Puskesmas, menurut Yofita, dokter setempat tidak lagi menemukan virus HIV/AIDS di tubuhnya sehingga ia merasa sembuh dari penyakit mematikan ini.
"Kuasa Tuhan memberikan obat penyakit HIV/AIDS melalui herbal ara khas Papua, ya saat ini saya pribadi merasa tidak lagi mengidap virus menular sehingga saya bebas bisa memberikan kesaksian atas khasiat minuman herbal ara di Biak," ujar Yofita kepada pers di Biak.
Terobsesi Lewat Mukjizat Tuhan Si penemu ramuan tradisional herbal ara Yulianus Mikan dan Agus Yepasa Danya mengatakan, ia mendapatkan petunjuk Tuhan dengan memberikan percakapan khusus untuk memulihkan Papua dari penyakit HIV/AIDS.
"Lewat petunjuk Tuhan supaya memanfaatkan tanaman alam Papua untuk mengobati pasien yang datang," ungkap Yulianus dan Agus saat melayani pengobatan pasien di Kabupaten Biak Numfor.
Ia berjanji selama melakukan pelayanan pengobatan di Biak Numfor akan membantu setiap pasien pengidap penyakit apapun dengan memberikan minuman herbal ara buatan produksi alam Papua.
Yulianus menceritakan, sejak 2008 menjalani pelayanan pengobatan dengan herbal ara bagi pengidap berbagai penyakit telah memberikana hasil positif untuk setiap orang yang mengkonsumsi minuman herbal buatannya.
"Tuhan menyediakan alam yang indah dan beragam kekayaan alamnya untuk umat manusia, karena itu manfaatkan alam dan isinya untuk kebutuhan hidup dan kebaikan terhadap sesama," ujar pria kelahiran Boven Diegul.
Menyinggung besaran biaya pengobatan herbal diberikan bagi pasien HIV/AIDS, menurut Yulianus, ia tidak mematok harga tinggi karena wasiat herbal buatanya merupakan kuasa Tuhan bertujuan membantu sesama manusia di muka bumi.
Ramuan herbal ara buatannya, menurut Yulianus, akan bermanfaat terhadap tubuh jika dikonsumsi siapapun manusia yang membutuhkan pertolongan pengobatan berbagai jenis penyakit.
"Untuk ukuran satu setengah liter botol aqua ramuan herbal ara khas Papua dikenakan biaya Rp100 ribu/botol, ya untuk minumannya harus rutin tidak terbatas karena herbalnya masih bersifat alami," ujarnya.
Dia berharap kehadirannya dalam memberikan pelayanan herbal ara dapat membantu serta meringankan warga Biak Numfor yang terkena penyakit HIV/AIDS sehingga bisa hidup normal seperti biasanya melakukan aktivitas di masyarakat.
"Sebagai orang percaya dengan Tuhan Yesus Kristus kita harus yakin akan kuasa-Nya untuk memberikan jalan kepada siapapun yang dikehendaki-Nya melakukan pertolongan kasih kepada sesama yang membutuhkan, "demikian Yulianus.
Agus dan Yulianus penemu ramuan tradisional herbal ara mengatakan, ia tetap membuka diri untuk memberikan pelayanan dalam memberikan pengobatan kepada masyarakat yang membutuhkan produk herbal alami Papua dengan berkeliling di berbagai Kabupaten/kota di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Berdasarkan data layanan pasien HIV/AIDS dengan minuman herbal ara sejak tahun 2008 hingga 2014 mencapai 913 pasien dengan rincian 842 mengalami kesembuhan sedangkan sisanya 71 meninggal dunia.
Untuk Kabupaten Boven Digoel khusus pasien Odha yang berobat 130 sembuh 123 dan tujuh meninggal, Merauke 334 yang berobat 323 sembuh serta 11 meninggal, Jayapura 21 yang berobat 17 sembuh dan empat meninggal, Jayawijaya 60 yang berobat 52 dinyatakan sembuh dan delapan meninggal.
Sedangkan Kabupaten Tolikara delapan pasien berobat dan delapannya sembuh, Kabupaten Mimika dari 20 pasien Odha, 14 dinyatakan sembuh dan enam meninggal, Biak Numfor tujuh pasien dan empat dinyatakan sembuh serta tiga meninggal, Nabire 180 berobat dengan tingkat kesembuhan pasien Odha 162 dan 18 meninggal.
Sementara Kabupaten Dogiai sebanyak 24 pasien berobat dan pasien Odha sembuh 22 dan meninggal dua, Deiyai berobat 40 pasien dan 35 dinyatakan smebuh serta lima meninggal, Paniai 68 pasien Odha dan 65 dinyatakan sembuh dan tiga meninggal, Kabupaten Yaen sembilan pasien berobat, tuju sembuh dan dua Odha meninggal.
Untuk Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat dari lima pasien Odha yang berobat pasien yang sembuh sebanyak empat Odha serta satu meninggal dan Kabupaten Kaimana tujuh pasien Odha, enam diantaranya sembuh dan satu meninggal.