Fashion

Waspadai Epilepsi, Penyakit Anak Yang Bisa Berlanjut Hingga Sang Anak Dewasa

Deliana Pradhita Sari
Senin, 7 April 2014 - 18:51
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sekitar 10 tahun yang lalu, ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar, ada seorang teman yang menderita penyakit aneh. Muhammad Romdhoni (12), yang kerap dipanggil Mamat, sering  kejang-kejang di sekolah dengan busa putih keluar dari mulutnya. Kami satu sekolah  menyebut penyakit tersebut dengan istilah ayan.

Penyakit ayan atau disebut juga dengan epilepsi tersebut selalu kambuh seusai Mamat melakukan aktivitas fisik berat di sekolah misal setelah mata pelajaran Penjaskes (Pendidikan Jasmani dan Kesehatan). Parahnya, selain kejang-kejang Mamat juga selalu mencari tempat sepi dan membentur-benturkan kepalanya ke tembok. Penyakit epilepsi Mamat terkadang kambuh lagi hingga kini dirinya mencapai usia 22 tahun. 

Kasus tersebut tidak hanya Mamat saja yang mengalami. Data World Health Organization (WHO) pada 2009 menyebutkan, penyandang epilepsi di seluruh dunia sebanyak 50 juta orang dengan 80% ditemukan di negara berkembang.

Lantas apakah epilepsi merupakan penyakit yang berbahaya? Apakah penyakit ini menyerang dari masa kanak-kanak hingga dewasa? Dan apakah penyakit semacam ini dapat disembuhkan atau bersarang seumur hidup?

Penyakit epilepsi awalnya terjadi karena faktor genetik sebelum anak dilahirkan. Biasanya si janin memiliki gangguan perkembangan otak selama masa kehamilan atau ada masalah pada saat persalinan. Penyakit ini dapat mengakibatkan kerusakan jaringan otak seperti radang otak, radang selaput otak bahkan pendarahan otak.

Ahlli neorologi anak dr. Setyo Handryastuti mengatakan epilepsi merupakan masalah neorologi kronis yang banyak dialami mulai dari usia anak-anak.  Penyakit ini ditandai dengan kejang-kejang lebih dari 2 kali dengan interval lebih dari 24 jam. Sifat kejang berupa unprovoked atau tiba-tiba kejang tanpa ada sebab apapun.

“Meskipun anak dengan dengan epilepsi nantinya berpeluang untuk dapat hidup normal, pada kenyataanya berbagai masalah dapat menyertai seseorang dengan epilepsi. Salah satunya adalah penyakit penyerta atau komorbiditas,” katanya pada seminar menyambut Hari Epilepsi Se Dunia akhir Maret lalu di Hotel Century, Jakarta.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro