Kelompok kunci rentan serangan virus HIV. /hivos.org
Health

Cegah Peningkatan HIV, Kemenkes Lakukan PMTS Dan TOP

Fitri Rachmawati
Minggu, 25 Januari 2015 - 12:30
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Tingginya jumlah pengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia mendorong Kemenkes fokus terhadap pencegahan penyebaran virus tersebut melalui program PTMS (Pencegahan Transmisi Menular Seksual) dan program TOP (Temukan Obati dan Petahankan) pada kelompok kunci atau rentan virus HIV.

Siti Nadia, Kasubdit HIV, AIDS dan Penyakit Menular Seksual Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) Kementerian Kesehatan, mengatakan melalui program PTMS dan TOP (Temukan Obati dan Pertahankan) kepada kelompok kunci yang rentan terhadap virus ini sebagai langkah akselerasi pencegahan virus HIV yang masih tinggi di Indonesia.

“Kelompok kunci menjadi prioritas utama karena kelompok kunci inilah yang sangat rentan terhadap penyebaran virus HIV,” tuturnya Minggu (25/1/2015).

Adapun kelompok kunci yang dinilai sangat rentan terhadap virus HIV, antara lain pekerja seksual, pengguna narkoba suntikan (penasun), waria dan transgender, penderita TB, ibu hamil, penderita infeksi menular seksual, pasangan ODHA (orang dengan HIV dan AIDS), pasien hepatitis, orang yang tinggal di daerah epidemi HIV hingga warga binaan pemasyarakatan.

Menurutnya, melalui program pencegahan transmisi menular seksual (PMTS) dan melakukan deteksi dini dengan strategi temukan obati dan pertahankan (TOP) yakni dengan menawarkan tes HIV secara rutin kepada kelompok kunci minimal setiap 6 bulan sekali dinilai akan mencegah percepatan penyebaran virus ini.

Selain itu, memberikan obat artinya segera minum obat Anti Retrovirus (ARV) tanpa harus melihat nilai CD4nya pada kelompok kunci seperti ibu hamil, koinfeksi TB HIV dan hepatitis, dan ODHA dengan CD4 kurang dari 350.

“Dan yang dimaksud pertahankan dalam program TOP ini adalah kegiatan untuk mempertahankan kepatuhan terjadap pengobatan ARV dengan melibatkan dukungan komunitas ODHA dan LSM,” katanya.

Ia menambahkan memilih intervensi pencegahan yang sesuai dengan pola penularan HIV seperti program rumatan dan metadon untuk menghilangkan ketergantungan terhadap penggunaan alat suntik dan penyedian alat suntik steril.

Selain itu, menyediakan pelayanan perawatan, dukungan dan pengobatan dapat di akses dan di manfaatkan oleh Orang yang terinfeksi HIV (ODHA). 

“Dan program-program pencegahan lainnya akan terus dilakukan a.l. melalui kampanye Aku Bangga Aku Tahu atau ABAT yang menyasar masyarakat di usia 15-24 tahun,” tambahnya.

Penulis : Fitri Rachmawati
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro