Batu akik Le Sang du Christ/wikipedia.org
Travel

Batu Akik Darah Kristus dari Purbalingga Moncer hingga Prancis

Newswire
Senin, 23 Februari 2015 - 16:58
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah Kabupaten Purbalingga mewajibkan pegawainya menggunakan batu akik dari Sungai Klawing, Purbalingga.

SIMAK: Tips Cara Membedakan Batu Bacan

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Purbalingga Nur Hamam mengatakan perintah itu bertujuan memperkenalkan batu akik khas Purbalingga yang populer disebut sebagai Batu Darah Kristus atau Nogo Sui.

BACA JUGA: Dua Bulan Tak Gajian, Istri Anggota DPRD DKI Bertanya-tanya

Nogo Sui berasal dari Sungai Klawing. Batu yang juga disebut dengan Le Sang du Christ itu adalah salah satu batu akik buruan kolektor. Harga sebutirnya seratus ribu hingga ratusan juta rupiah, bergantung pada motif batuan.

SIMAK: 10 Batu Akik Termahal di Dunia: Termurah Rp25 Juta/Karat

Sujatmiko, ahli batu mulia dan dosen tamu Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Sabtu (14/2/2015), menceritakan kisah unik tentang Batu Darah Kristus.

"Awalnya saya tidak percaya ada batu jasper Darah kristus di sini," kata Sujatmiko.

Sujatmiko mengaku sudah 17 tahun mendengar ada batu mulia di Sungai Klawing. Namanya pun moncer hingga Prancis. Pernah suatu ketika ia didatangi turis Prancis yang sedang mencari Batu Darah kristus.

"Orang Prancis itu mencari batu berwarna hijau dengan bercak merah yang ia sebut heliotrop atau Le Sang du Christ," katanya.

Batu ini disebut heliotrop bukan tanpa sebab. Kata ini berasal dari bahasa Yunani, yakni "helios" yang berarti matahari dan "tropos" yang artinya berputar. Sebutan ini dipakai karena batu ini juga pernah dipakai sebagai alat untuk mengamati gerakan matahari.

Cap Bangsawan

Menurut cerita si turis, kata Sujatmiko, batu tersebut akan dipakai untuk membuat batu cincin dengan ukiran cap kebangsawanan di atasnya. Ayah turis itu pernah mendapatkan batu tersebut di Jakarta seusai Perang Dunia II. Keturunannya menginginkan cincin yang sejenis sebagai tanda kebangsawanan. "Waktu itu saya tak punya batu yang dicari turis itu," katanya.

Dia baru menemukan Le Sang du Christ di Sungai Klawing pada 2009 ketika membimbing mahasiswanya dalam kuliah lapangan di kali itu.

Ada kepercayaan bahwa orang yang memakai batu tersebut akan memiliki kekuatan magis. Batu itu juga bisa menstimulasi kekuatan fisik, ketabahan, dan keseimbangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.co
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro