Perajin batu akik/Antara
Fashion

Demam Batu Akik, Penambang & Perajin Raup Untung Besar

M. Taufiqur Rahman
Rabu, 18 Maret 2015 - 14:27
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA— Fenomena batu akik yang luar biasa bisa menjadi berkah bagi perekonomian daerah di Kalimantan Timur (Kaltim). Wajar saja, sebab sudah sejak lama beberapa daerah di Kaltim terkenal sebagai penghasil batu akik berkualitas tinggi.

Sebut saja Kabupaten Berau, tidak saja terkenal karena keindahan alamnya, kabupaten ini juga dikenal sebagai salah satu daerah penghasil batu akik berkualitas tinggi dengan corak dan ragam yang khas mencirikan daerah itu. Misalnya Lapis Banua yang kini jadi buruan pecinta batu akik d Kaltim dan juga di Pulau Jawa.

Saat ini, geliat penggemar batu akik di Kaltim tidak lagi dimonopoli oleh kalangan tertentu, namun semua lapisan masyarakat mulai dari remaja hingga orangtua, petani hingga pejabat daerah, menyatakan diri sebagai penggemar batu akik.

Dampak selanjutnya bisa diperkirakan, mulai penambang batu akik, pengepul, penjual hingga perajin batu akik ketiban rezeki berlipat. Jika mampu mengelolanya dengan baik, dampaknya terhadap perekonomian daerah akan semakin terasa.

Untuk menakar seberapa dalam demam batu akik menghinggapi warga Kaltim, Kota Samarinda dan Balikpapan bisa menjadi rujukan. Sebab, dua kota ini merupakan kota terbesar di Kaltim, selain itu di dua kota ini juga ada lokasi khusus s jual beli batu akik.

Pusat penjualan batu akik di Kota Balikpapan dipusatkan di Pasar Inpres Kebun Sayur. Sementara di Kota Samarinda, pusat jual beli batu akik di Pasar Pagi Citra Niaga. Di dua tempat ini, bejajar puluhan penjual dan perajin batu akik.

Animo Tinggi

Seperti yang dikatakan Abdul Hamid, pedagang batu akik yang ada Pasar Inpres Kebun Sayur, Balikpapan, harga batu akik saat ini sudah melejit, namun animo masyarakat terhadap batu akik tetap tinggi.

“Buktinya setiap hari kami sesak dengan pembeli, sampai-sampai kami kewalahan melayani mereka. Penghasilan saya pun naik berkali-kali lipat,” katanya.

Hamid mengemukaka,  penghasilannya yang semula dikisaran Rp4 juta kini bisa di atas Rp10 juta. Sebagian pembeli batu akik berasal dari luar daerah seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan beberapa kota yang ada di Pulau Kalimantan. Bahkan, ada juga pembeli yang berasal dari Malaysia.

Kios yang dimiliki Hamid menjual berbagai jenis batu akik seperti batu bacan, batu kecebung dan jenis lainnya. Dia mengakui stok batu akik yang ada saat ini merupakan stok baru yang dia dapatkan dari seorang pengepul.

“Stok lama saya sudah habis. Stok yang ada sekarang ini ya baru, saya ambil dari seorang pengepul,” sebutnya.

Untuk mendapatkan batu akik tersebut, Hamid harus merogoh koceknya lebih dalam, sebab harganya saat ini naik cukup tinggi. Meski mahal, Hamid tetap membelinya sebab permintaan juga tetap tinggi.

Dia mengungkapkan sebelum batu akik melejit, untuk sekali kulakan dia membutuhkan modal Rp10 juta, maka saat ini dia harus menyediakan modal hingga Rp20 juta. Namun, omzet yang dia peroleh juga meningkat dua kali lipat dari sebelumnya.

Modal

Hamid mengungkapkan untuk memulai bisnis batu akik, modal yang harus di siapkan sangat besar, sebab harga batu akik yang cukup tinggi. Berdasarkan perhitungannya, modal yang dibutuhkan mencapai Rp150 juta.

“Harga batu akik mentah [bongkahan] mulai dari Rp50.000 hingga jutaan rupiah,” ujarnya.

Berbeda dengan Hamid, Mohammad Jafar lebih memilih menjadi perajin batu akik. Pemuda yang membuka lapak di kawasan Pasar Pagi Citra Niaga, Samarinda ini mengungkapkan tidak memiliki niat untuk menjadi pedagang batu akik, meski sudah lima tahun berkecimpung menjadi perajin.

Dia beralasan tidak memiliki keahlian dalam berdagang. Selain itu, butuh modal yang sangat besar jika ingin membuka usaha jual beli batu akik. Untuk menjadi perajin hanya butuh modal beberapa juta.

“Saya bisanya menjadi perajin, saya tidak bisa kalau harus berjualan, butuh modal besar juga,” ujarnya.

Jafar mengungkapkan biaya jasa pembuatan batu akik dibanderol dari Rp50.000 per batu hingga Rp200.000 per batu, tergantung dari kualitas batu dan kesulitan.

Dia menyebut, rata-rata setiap hari dia mampu mengasah 10 batu akik. Jika jasa pengasahan batu akik yang dimilikinya itu dihargai Rp50.000, maka omzet yang didapat Jafar dalam sehari mampu mencapa Rp500.000.

Dia mengungkapkan jasa pengasahan batu akik pada awalnya dipatok di kisaran Rp20.000 hingga Rp100.000, namun seiring fenomena batu akik yang terus meningkat, biaya jasa pengasahan pun turut terkerek naik.

“Saya pernah melayani 20 pelanggan yang ingin mengasah batu akiknya,” akunya.

Dia menambahkan sebagian besar batu akik yang diasah adalah batu akik khas Kalimantan, seperti kecubung, safir, Borneo Kalimantan dan beberapa batu akik khas daerah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro