Bisnis.com, JAKARTA -- Sudahkah Anda mengenal batik? Sebagian besar masyarakat Indonesia mungkin sudah pernah memakai kekayaan budaya yang dapat pengakuan dari Unesco itu. Namun, besar kemungkinan masih banyak yang belum paham asal mula dan bagaimana prosesnya hingga tercipta sebuah karya batik.
Desainer yang banyak mengangkat batik dalam karyanya, Iwet Ramadhan, beberapa waktu lalu menulis buku berjudul Cerita Batik. Dalam buku itu, dia membeberkan ihwal batik, termasuk asal, motif, dan filosofinya.
“Batik masih digunakan sebagai sebuah kewajiban dan dicintai dengan omong kosong. Masih susah orang Indonesia membeli batik tulis atau cap, lebih banyak membeli batik print,” kata dia kepada Bisnis, Sabtu (11/4/2015).
Nah, agar lebih mudah mengenali batik dan tidak salah beli, simak dulu beberapa poin di bawah.
- Batik adalah teknik untuk merintang/menahan warna di atas kain dengan menggunakan malam/lilin. Teknik ini sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun lalu yang pada mulanya digunakan peradaban Mesir kuno upada kain linen untuk membungkus mumi. Teknik kuno ini dapat dijumpai di seluruh peradaban dunia.
- Setelah Keraton Kartasuro pindah ke Surakarta, muncul istilah mbatik dari Jarwo Dosok, yang berasal dari gabungan kata ngembat dan titik yang berarti membuat titik.
- Batik pertama berkembang dan maju di tanah Jawa, terutama di Jawa Tengah. Tapi karena proses bergeraknya manusia dan adanya asimilasi budaya, seluruh daerah di Nusantara akhirnya memiliki batik yang kaya dan beragam.
- Berdasarkan teknik pembuatannya, ada tiga jenis batik yakni batik tulis, batik cap dan batik print.
Bagaimana cara membedakannya?
- Batik Tulis
Khasnya: Tidak ada satupun yang kembar, semua hanya dibuat satu tiap lembarnya. Karena dibuat tangan, tidak ada satu pun motifnya yang sempurna. Warna dan motifnya bolak-balik sama, karena setelah bagian depannya dicanting, bagian belakangnya dicanting lagi. Ukurannya tak biasa, misalnya 2x1,5 meter dan di batik kuni biasanya ada inisial tulisan tangan nama pembatik di ujung kain.
- Batik Cap
Khasnya: Motifnya cenderung berulang, tidak banyak detail. Warnanya bolak-balik tidak sama, bagian belakangnya cenderung redup dan tipis. Karena diproduksi masal, kualitas bahannya umumnya tidak terlalu baik. Dijual per lembar dengan ukuran standar kain potong. Biasanya tidak melalui proses pengkethelan berhari-hari seperti batik tulis
- Batik Print
Khasnya: Motifnya sangat detail dan sangat rapi, warnanya cerah, bagian belakangnya berwarna putih dengan sedikit tembusan-tembusan warna dari bagian depan, harganya biasanya sangat murah dan biasanya dijual per meter seperti kain tekstil pada umumnya.
Sumber: Buku Cerita Batik, Iwet Ramadhan