Bisnis.com, JAKARTA--Munculnya perajin batik di berbagai daerah ditanggapi positif. Tren pemakaian batik menjadi peluang usaha yang besar yang bisa dicicipi para pelaku usaha. Bisnis mereka juga berimbas pada pertumbuhan perekonomian.
Di luar itu, dari segi yang lebih besar, tren bisnis batik ini juga dinilai bisa mengantarkan Indonesia pada cita-cita menjadi pusat batik dunia. Diharapkan banyak karya batik yang akan mengangkat kekayaan khazanah budaya Nusantara.
Menurut Ketua bidang UKM, Perempuan Pengusaha, Gender dan Urusan Sosial Apindo, Nina Tursinah, idealnya setiap provinsi punya produk tersendiri. Produknya bisa sama-sama bernama batik, tapi ada kekhasan tiap daerah yang ditonjolkan.
“Keunikan masing-masing harus ditampilkan, jadi tidak harus mencontoh dari Jawa. Sehingga Indonesia bisa menjadi pusat batik dunia yang punya beragam batik dengan arti masing-masing. Ini potensi luar biasa yang mungkin enggak dimiliki negara lain,” katanya kepada Bisnis.
Banyak perajin yang sebenarnya sudah mampu menuangkan ide menjadi batik tetapi mereka tidak bisa memproduksi sendiri di wilayahnya. Proses produksi masih dilakukan di Jawa karena minimnya fasilitas dan tenaga kerja membatik di provinsi mereka.
Demi mendorong munculnya produk batik berkualitas dari seluruh daerah, diperlukan peran pemerintah. Paling tidak yang bisa dilakukan adalah menyebarkan para ahli membatik, terutama untuk batik tulis, yang selama masih dominan di Jawa.
Selain soal produksi, perajin batik juga menghadapi tantangan persaingan dengan batik asal Jawa dan luar negeri. Menurut Nina, tak layak membandingkannya dari segi harga sebab batik Tiongkok ataupun Thailand seringkali lebih murah dengan desain yang dibuat mirip dengan yang ada di Indonesia.
Agar bisa unggul, strateginya adalah dengan bersaing dengan menggali potensi-potensi lokal yang tidak dimiliki negara lain.
“Sehingga pembeli mau membeli sesuatu yang lain daripada yang lain, bukan sekedar membeli batik tapi art-nya dari Indonesia yang tidak ada di negara lain,” ujarnya.
Soal harga, peran pemerintah juga diperlukan agar harga produksinya tidak terlalu tinggi, misalnya dengan membantu akses permodalannya, menurunkan suku bunga, menjaga persediaan bahan baku agar mudah didapat dengan harga yang stabil.