Bisnis.com, JAKARTA - Mulai populernya teknik fotografi underwater maternity ditengarai merupakan dampak dari viral effect media sosial, yang banyak memberitakan artis-artis Ibu Kota yang melakukan sesi foto tersebut.
Fotografer Dazzling Frame, Denny Irawan, mengungkapkan sebenarnya teknik foto ini sudah ada sejak kemunculan teknik foto bawah air. Dia juga menyebut banyak manfaat yang dapat diperoleh ibu yang tengah mengandung jika melakukan teknik foto ini.
Akan tetapi, dia mengaku teknik fotografi ini mengandung tantangan dan tingkat kesulitan yang lebih tinggi ketimbang fotografi bawah air biasa. Ada tiga aspek tantangan yang harus diperhatikan. Berikut penjelasannya:
Bagaimana awal kemunculan tren underwater maternity photography di Indonesia?
Sebenarnya gender ini sudah ada cukup lama. Dapat dikatakan sejalan dengan masuknya teknologi kamera dan peralatan fotografi bawah air. Namun, memang sepertinya baru terkenak belakangan ini atau sekitar dua tahun terakhir.
Ada beberapa fotografer terkenal dari media layar kaca yang melakukan teknik ini pada artis-artis yang sedang hamil. Denganviral effectdari media sosial, akhirnya banyak juga ibu hamil yang ingin memiliki fotomaternity underwater.
Apa keuntungannya bagi ibu hamil?
Keuntungan secara khusus menurut saya pribadi, air dan kolam renang mengandung unsur fun danrelaxing. Ibu hamilnya bisa bermain-main di air, sekadar berendam melepas ketegangan otot, dan relaksasi otot perut. Pengalaman ini tidak didapat dari fotomaternitydi studio atauoutdoor.
Usia kehamilan berapa bulan yang dinilai aman untuk sesi foto ini?
Saya prefer di usia kandungan 8 bulan. Besar perutnya sudah mulai maksimal untuk menjadi kenangan dokumentasi dalam sebuah foto.
Peluang bisnisnya untuk fotografer seperti apa?
Kalau dari segidemandsaya rasa belum terlalu tinggi, karena peminatnya masih dari kalangan tertentu saja. Biasanya memang karakter orang yang cukup unik, tidak mau fotomaternity-nya yang biasa-biasa saja atau memang dia hobi berenang.
Kalau dilihat dari segi bisnis, peluang untukunderwater maternityini lumayan baik. Bahkan, belakangan ini malah lebih baik dari fotografi prewedding underwater.
Logikanya fotografiprewedhanya dilakukan sekali atau dua kali sebelum pasangan menikah, sedangkanmaternitybisa dilakukan berkali-kali misalnya hamil anak pertama, kedua, dst. Secara prospeksihcukup baik dan pemain bisnisnya saat ini memang belum ramai.
Perbedaannya dengan underwater photography biasa?
Bedanya adalah sebagian besartoolsdihabiskan untuk budgethousing/casingkamera bawah airnya. Sedangkan untukbodykamera DSLR sudah mendukung fitur canggih DSLR profesional pada umumnya.
[Kamera yang digunakan] diutamakan yang memiliki fitur continous/burst shooting mode yang tinggi, misalnya 8 frame per second (fps) ke atas. Ini berguna untuk mengambil framese banyak-banyaknya saat ibu hamilnya sedang masuk ke dalam air.
Foto di bawah air pencahayaannya relatif lebih sedikit ketimbang di atas air. Oleh karena itu, kamera DSLR-nya juga sudah memiliki kemampuan noise reduction yang baik. Biasanya ditandai dengan prosesor dan firmware kamera yang terbaru.
Sementara itu, untuk lensa dipilih yang wide atau ultra wide angle dalam bentuk fixed focal range ataupun zoom focal range. Kalau ditotal, budget DSLR dan lensa dan houseing dengan kategori semiprofesional atau profesional mencapai sekitar Rp18 juta-an.
Tingkat kesulitan teknik ini bagaimana? Tantangannya apa saja?
Tantangannya ada 3.Pertama, unsur safety atau keamanan bagi ibu hamilnya. Suasana sekitar kolam renang berair seringkali licin. Maka benar-benar harus diperhatikan, dituntun, dan dijaga.
Mulai dari mengganti pakaian, sesi pemotretan, sampai mandi dan ganti pakaian lagi harus dilakukan dengan sabar dan tidak terburu-buru. Harus ada yang selalu mendampingi ibu hamilnya. Kami sangat tidak menginginkan kecelakaan.
Kami juga menganjurkan ibu hamilnya untuk menanyakan kepada dokter kandungan apakah diperbolehkan untuk berenang atau berendam di kolam renang. Pemotretan underwater maternity menurut saya lebih aman dilakukan di kolam renang dengan ketinggian tidak melebihi dada.
Sehingga, ibu hamilnya masih bisa berdiri dengan nyaman di kolam renang. Dengan demikian, ibu hamil yang tidak memiliki kemampuan berenang pun bisa mendapatkan hasil foto maternity yang bagus.
Kedua, tantangan teknis atau peralatan.Housing kamera yang digunakan harus benar-benar rapat, airtight, tidak boleh adamissed satu pun karena bisa fatal. Peralatan elektronik tidak akan pernah berteman baik dengan air. Sehingga, dari sisi teknis, sang fotografer dituntut untuk menjadi perfeksionis. Semua persiapan sudah matang, housing kamera harus benar-benar dalam kondisi prima.
Tak jarang saya prefer membeli housing baru ketimbang menggunakan peralatan yang sudah berumur lebih dari 6 bulan. Semua tergantung merek dan rajin mencari banyak referensi dan ulasan di forum fotografi bawah air.
Ketiga, tantangan tingkat kecerahan atau kebeningan air kolam renangnya. Sebelum pemotretan, kita tanyakan dan survei dulu hari apa air kolam renang ini dalam kondisi terbaiknya. Jangan sampai kita sesi foto setelah weekend karena biasanya airnya sudah terlalu kotor karena ramai pengunjung.
Apa butuh lisensi khusus untuk jadi fotografer bawah air khusus maternity?
Saya rasa,underwater maternity photography ini jika dilakukan di kolam renang tidak sampai harus menggunakan peralatan diving. Jadi saya tidak memerlukan keahlian atau sertifikasi khusus.
Penguasaan kontrol dan pengaturan kamera mutlak diperlukan. Banyak sekolah fotografi yang bersertifikasi juga memasukkan underwater photography ke dalam materi pengajarannya tingkat medium sampai advanced.
Tingkat kesulitan editing untuk menentukan estetika yang dinilai baik bagaimana?
Kalau editing yang lebih disukai adalah yang alami, terasa motion air dan gaunnya.Tonal fotonya juga mengeluarkan unsur keanggunan, kecantikan, dan keromantisan.
Dari segi estetika teknis fotografi secara umum, tentunya harus bagus, yang tidak kalah pentingnya adalah fotomaternity yang menggambarkan keanggunan, kecantikan, dan keromantisan ibu hamil dengan suaminya.
Banyak masukan positif yang didapat jika bisa menonjolkan ketiga unsur tersebut. Baik masukan dari klien maupun dari calon klien.
Bagaimana menentukan imbalan jasanya?
Cara menentukan nilai imbalan jasa secara sederhananya semua total biaya pemotretan [biaya perizinan lokasi kolam, gaun, makeup, aksesori, dan transportasi] ditambah jasa fotografer dan kru, serta biaya cetak foto dan album foto yang diinginkan.