/thejoyofpregnancy.com
Fashion

Simak Ulasan Darwis Triadi Soal Tren Fotografi Underwater Maternity

Wike Dita Herlinda
Selasa, 20 Oktober 2015 - 22:28
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--Perempuan yang sedang mengandung kerap menjadi inspirasi lahirnya berbagai tren baru. Mulai dari fesyen, literatur, perawatan tubuh, aparel, prosedur medis, kuliner, dan lain sebagainya. Tidak terkecuali tren fotografi khusus ibu hamil (maternity).

Seolah tak ingin melewatkan periode penting dalam hidup seorang perempuan itu, para calon ibu semakin banyak yang menggunakan jasa fotografer untuk mengabadikan pancaran kecantikan mereka saat sedang hamil tua.

Meski tren ini telah berkembang cukup lama, setahun belakangan mulai muncul fenomena baru fotografi khusus ibu hamil yang dilakukan di bawah air.Underwater maternity photographyini dipopulerkan oleh fotografer kenamaan asal Florida, Adam Opris.

Dalam situs resminya, Adam menjelaskan bahwa ragam kreasi untuk fotografi bawah air tidak ada batasannya. Mengeksplorasi keindahan ragawi seorang perempuan yang tengah mengandung pun dapat dilakukan di bawah air.

Hasilnya adalah karya seni visual yang benar-benar elegan, yang membuat perempuan lebih percaya diri dengan tubuhnya saat tengah hamil besar. Menurutnya, teknikunderwater maternityjuga memiliki sisi positif dari segi kesehatan.

Sebab, berada di bawah air adalah cara ampuh untuk melepaskan stress pada punggung dan persendian ibu hamil. Bagaimanapun, manfaat itu baru dapat dirasakan bila fotografernya mengerti teknik yang baik dan pengambilan gambar dilakukan hanya dalam beberapa detik.

Di Indonesia, peminat fotografi bawah air khusus ibu hamil pun mulai tinggi. Apalagi, sejak beberapa pasangan selebriti melakukan sesi pemotretan bawah air ketika sedang menantikan kehadiran buah hatinya.

Namun, rupanya fotografer bawah air harus menguasai beberapa trik khusus untuk dapat menghasilkan potret yang indah. Tingkat kesulitan dari segi teknik, bagaimanapun, tidak serumit fotografi di darat atau dalam ruangan.

Fotografer senior Darwis Triadi mengatakan seni memotret di bawah air justru lebih ditentukan oleh faktor nonteknis. Pemilik Darwis Triadi School of Photography itu berpendapat tidak ada tantangan khusus dalam penguasaan teknik fotografi bawah air.

Semua tergantung cahaya, sebut Ketua Asosiasi Photographer Profesional Indonesia itu. Berikut penjelasannya:

Apa yang membedakan fotografi [dengan obyek manusia/model] bawah air dengan di darat dari segi teknik dan tingkat kesulitan?

[Untuk fotografiunderwater] sebetulnya teknik fotografinya tidak bisa dieksplor terlalu banyak. Karena medium air itu memiliki banyak keterbatasan, khususnya untuk pencahayaan. Fotografiunderwaterharus dilakukan siang hari, kalau malam akan sangat sulit sekali.

Apa bisa dikatakan lebih menantang?

Tantangannya adalah bahwa sesi foto semuanya harus dilakukan di bawah air. Kita mengandalkan pencahayaan yang tersedia di dalam air ketika memotret. Tidak ada teknik tertentu yang digunakana, karena semua [peralatan]-nya serba otomatis.

Itu sama dengan teknik memotret di udara. Jika menggunakan lensa normal, dalam jarak tertentu gambar yang dihsilkan tidak akan bagus. Makanya kebanyakan fotografer bawah air menggunakan lensawideataumakrosekalian.

Kalau dari segi estetika, unsur apa yang dipertimbangkan untuk menilai bagus tidaknya foto bawah air? Apakah sama dengan fotografi dalam ruangan?

Pertama, yang harus dipahami adalah untuk dapat menjadi ahli di dalam fotografi atau kurator fotografi, syarat utamanya adalah dia terlebih dahulu harus sudah memiliki keahlian dan jam terbang tinggi dalam praktik fotografi.

Dia harus bisa motret dulu dan memiliki pengalaman tinggi sebelum bisa menilai bagus tidaknya suatu foto. Berbeda dengan kurator lukisan, yang tidak harus bisa melukis dulu sebelum bisa menilai lukisan.

Nah, untuk fotounderwaterini sebetulnya yang dinilai bukan dari unsur tekniknya. Karena tidak ada masalah dengan teknik untuk fotografi bawah air. Sebagaimana saya sebut, semuanya serba otomatis.

Pemotretunderwatermemang harus menggunakan konsep visual, idenya itu harus menarik. Misalnya, orang menggunakan baju dengan material kain yang bisaflowingdi dalam air. Laluangle-nya juga pas, momentumnya pas, pasti akan bagus.

Nah, di sini memang peran si modelnya yang difoto juga harus bagus. Dan biasanyasihobyek fotografi bawah air tidak bagus untuk difoto jarak dekat, karena ekspresi wajahnya pasti kurang bagus. Jadi memang harus [jarak] jauh.

Itu pun tidak mudah, untuk yang dipotret atau modelnya. Kalau untuk yang motretsihgampang, selama dia bisa nyelam tidak ada masalah. Sebetulnya tantangannya hanya itu.

Tapi untukunderwater photographykebanyakan yang dipotret bukan model. Bisa klien untuk prewed atau ibu hamil, atau orang-orang yang memang tidak profesional dalam berpose.Nah, apasihtrik untuk membuat obyek yang bukan model tampil lebih bagus untuk fotografi bawah air?

Walaupun saya tidak pernah motret bawah air, tapi paling tidak saya tahu karenaguidance-nya hampir mirip.

Sebaiknya seorang fotografer, sebelum dia memotret, harus juga bisa mengarahkan modelnya sebelum masuk ke air. Karena kalau sudah di dalam air, [modelnya] tidak mungkin bisa diarahkan lagi.

Jadi pada saat di luar air, perhatikan keinginan klien apa. Lalu pengarahan gaya fotonya seperti apa, itu harus dijelaskan terlebih dahulu kepada kliennya sebelum masuk ke air.

Tapi memang sebetulnya memotret bawah air, kalau untukmaternityatau ibu hamil itukantidak terlalu banyak variasi posenya. Paling banyak hanya pegang perut. Tapi, persoalannya adalah yang mau dipotret harus diberitahu konsepnya.

Bagaimanapun, biasanya model untuk bawah air pasti sudah mempersiapkan diri terlebih dahulu. Karena fotografi bawah air mengandung suatu sensasi yang berbeda, jadi obyek yang dipotret pasti akan mempersiapkan diri terlebih dahulu.

Tidak mungkin, misalnya, orang takut air memilih sesi foto di bawah air. Jadi memang masalah persiapan itu mereka sudah tahu. Tinggal masalahtiming-nya saja.

Apa prekondisi yang harus disiapkan agar foto bawah air lebih bagus?

Yang paling utama adalah kondisi pencahayaan matahari harus terang. Kalau tidak, akan sulit. Misalnya memotret bawah air pada malam hari.

Rasanya hasilnya tidak akan maksimal, kecuali lampunya memakai daya yang besar sekali antara 5.000-10.000 kw. Itu saja terkadang masih belum mampu menghasilkan pencahayaan yang maksimal.

Saya pernahshootingbawah air dengan lampu buatan. Waduh, sulit sekali. Lagipula warna biru [air]-nya tidak akan bisa didapatkan. Padahal, salah satu yang dicari dalam fotografi bawah airkankejernihan warna biru dari air itu sendiri.

Kalau menggunakan matahari, kita bisa mendapatkan blue color itu. Itu yang akan membuat foto bawah air menjadi lebih menarik.

Proses editing-nya sendiri bagaimana?

Saya rasa sebetulnya seorang fotograferkalau dia memotretunderwatersecara riildia harus ahli dulu dengan tekniknya. Dia harus jago. Sudah, itu saja. Sebab, kalau terlalu banyak mengedit dancompose, akhirnya gambar yang dihasilkan sudah tidak wajar [natural] lagi.

Karena, bagi saya, seorang fotografer harus mahir secara teknik.Nah, sekarang ini terbalik. Fotografer pada akhirnya banyak yang mengandalkaneditingyang terlalu kuat. Akhirnya, foto yang dihasilkan hanya menarik untuk dilihat sekali atau dua kali saja.

Makanya, saya mengharapkan kalau memang memotret di bawah air, kita harus betul-betul mahir dulu dari segi tekniknya, cariangleyang bagus, pencahayaan yang menarik. Karena gambar yang bagus tergantung dari cahaya.

Setelah itu dikuasai, tinggal pahami komposisi danaction-nya. Jika itu semua dikombinasikan, pasti akan dihasilkan gambar yang baik, tanpa perlu lagi diedit. Paling-paling hanya melakukan penyesuaian warna. Kalauadjust colorsah-sah saja, tidak masalah.

Namun, kalau editing-nya sudah sampai ke arah manipulasi digital, itu yang tidak boleh sebetulnya. Boleh-boleh sajasihkalau mau. Tapi, esensi dari seni fotgrafi itu sendiri akan hilang dan tidak menarik lagi. Kebanyakan yang dilakuakn fotografer sekarang [manipulasi] itu.

Manipulasi digital itu hanya akan menarik bagi orang yang suka penampilan visualnya saja. Namun, bagi orang yang mengerti dan memahami fotografi yang sebenarnya, itu akan menilainya bukan sebagai karya seni fotografi.

Pak Darwis sendiri menilai perkembangan fotografiunderwaterdi Indonesia bagaimana?

Saya rasa bagus ya. Sekarang ini bukan hanya fotografer saja yang bisa motret di bawah air. Sebab sekarang ini peralatannya sudah semakin canggih.

Anak kecil pakai kamera GoPro saja ke bawah air sudah bisa motret. Betul tidak? Keponakan saya jago berenang, masih umur 6 tahun. Dia bisa motret adiknya yang umur 3 tahun di bawah air pakai GoPro dan hasilnya bagus, karena dilakukan siang saat pencahayaan bagus.

Itulah mengapa sebetulnya fotografiunderwatertidak membutuhkan teknik khusus. Makanya kenapa sejak dulu saya tidak suka memotretunderwater? Karena saya senang eksplorasi teknik dan cahaya.

Sedangkan di dalam air, kita tidak bisa eksplorasi, karena semua tergantung pencahayaan yang sudah ada. Udara juga begitu. Udara kalau bagus, kita potret pasti hasilnya bagus. Jadi persoalannya di situ.

Makanya, saya selalu bilang bahwa dengan perkembangan fotografiunderwatersekarang ini, [dunia fotografi] menjadi lebih menarik. Secara teknik tidak ada masalah. Yang banyak tantangan justru nonteknisnya.

Misalnya, bagaimana mempersiapkan diri untuk sesi foto, lokasinya seperti apa, orangnya bisa berenang tidak, orangnya punya penyakit ayan atau tidak. Hal-hal seperti itu justru yang sebetulnya harus diketahui.

Tapi sebenarnya teknik ini bisa dibilang cuma tren saja atau punya prospek yang baik ke depannya dari segi bisnis?

Memotretunderwateritu memang suatu sensasi yang berbeda. Tapi, sebetulnya saya lihat ini hanya sekadar tren saja.

Sebab, kalau kita lihat dari segi bisnis, memotret dalam air itu perlu sarana. Kita harus pergi ke lokasi air. Kolam renangnya harus bagus, kalau di laut ya kita harus pergi dulu ke laut. Kedalamannya harus jelas, kebeningan airnya juga harus bagus.

Jadi sarana-sarana seperti itu memang berbeda dengan fotografi yang di darat atau fotografi umum. Di darat kita bisa lebih banyak bereksplorasi, dengan begitu banyaknyabackground.

Kalau di sekolah fotografi bapak, adakah materi underwater?

Enggak ada. Karena sekolah fotografi saya mengajarkan anak-anak bagaimana mengerti cahaya. Jadi bukan diajari gimana caranya motretweddingatau motret mobil, karena semuanya sama.

Jadi memotret apa saja, prinsipnya adalah belajar memahami cahaya. Kalau kita sudah mengerti dan memahami cahaya, motret apa saja jadi gampang. Sama saja.

Jadi sebenarnya [belajar fotografi] tidak bisa dikotak-kotakkan, kecuali kalau memang dia punyainterestkhusus. Misalnya, dia hanya mau memotret bawah air, tidak mau yang lain. Itu bisa saja. Tapi,underwater photographyitu hanya merupakan bagian kecil dari fotografi itu sendiri yang begitu banyak.

 

 

 

 

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro