Gestur
Tingkat validitas gestur ada diurutan kedua setelah ekspresi wajah dalam mendeteksi kebohongan, karena gestur tidak bersifat universal. Bahasa tubuh seseorang tergantung oleh asal suku bangsa, faktor geografis tempat dia dibesarkan hingga profesi.
Contohnya adalah gestur mengacungkan jempol ke bawah. Di Indonesia, gestur ini dianggap negatif karena bermaksud merendahkan. Namun, gestur yang sama di AS bisa dilakukan saat ingin menyetop taksi.
Ada beberapa contoh gestur yang dianggap sebagai ciri-ciri orang berbohong, misalnya mata yang tidak menatap lawan bicara, tangan yang menggaruk-garuk maupun suara yang gugup. Handoko mengatakan ciri-ciri seperti itu belum tentu menandakan seseorang sedang berbohong.
"Kita harus tahu kondisi netralnya seperti apa," kata dia. Ada orang yang dalam situasi netral memang terbiasa melakukan sesuatu yang dianggap sebagai ciri-ciri berbohong.
Bila seseorang melakukan sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan netralnya, misalnya tiba-tiba tercekat dan menelan ludah padahal sebelumnya berbicara lancar, maka ada kemungkinan dia sedang merasa cemas, takut atau gugup.