Bisnis.com, JAKARTA - Belakangan ini, istilah propolis marak muncul di tengah-tengah masyarakat. Hal ini terjadi karena banyak produk yang mengklaim menjadikan propolis sebagai bahan utamanya.
Aplikasi produknya beragam mulai dari diteteskan ke dalam air lalu diminum, sebagai obat mata, dan bahkan digunakan sebagai bahan sabun mandi.
Apa sebenarnya propolis? Propolis adalah zat resin yang dikumpulkan oleh lebah madu dari berbagai tumbuhan. Dengan bantuan air liur lebah akan membentuk propolis. Propolis tersusun dari lilin, resin, dan komponen esensial lain serta sedikit polen. Salah satu kompenen aktif yang terkandung di dalamnya adalah caffeid acid phenethyle ester.
Dalam sejarahnya, propolis sebenarnya telah dikenal sejak lama tetapi mulai kembali marak diimplementasikan dalam produk kesehatan beberapa tahun terakhir.
Peneliti propolis dari Universitas Indonesia Dr. Eng. Muhamad Sahlan, S.Si, M.Eng mengatakan propolis memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia. Dia menuturkan terdapat sekitar 2.500 penelitian di dunia kesehatan yang telah membuktikan kegunaan. Pemanfaatannya bisa sangat beragam mulai dari dikonsumsi langsung atau digunakan sebagai obat luar.
“Khasiatnya bisa untuk banyak penyakit mulai dari anti kanker hingga anti pembengkakan,” katanya. Menurut Sahlan, pengembangan propolis saat ini mulai masuk ke produk-produk untuk kulit seperti sabun mandi atau salep.
Sahlan menjelaskan, produk propolis yang berada di Indonesia mayoritas dari impor dalam bentuk bubuk. Padahal, propolis di Indonesia memiliki kualitas terbaik dari seluruh dunia. Hal ini karena propolis di Indonesia tidak mengandung banyak lilin. Hal ini karena vegetasi alam Indonesia sangat beragam dan bebas pestisida.
Dia menjelaskan propolis di Indonesia memiliki kandungan flavanoid mencapai 9%, sangat jauh dibandingkan produk impor yang kandungan bahan aktifnya kurang dari 1%.
Penggunaan propolis untuk produk sabun cair misalnya, Sahlan menjelaskan dapat membantu mengatasi masalah kulit yang disebabkan oleh bakteri atau kuman. Beragam gangguan seperti gatal-gatal karena alergi, eksim, masalah jerawat hingga bekas luka dapat dihilangkan menggunakan propolis yang dijadikan bahan sabun ini.
Lantas bagaimana pandangan dunia kedokteran?
Dr. Marya Haryono, MGizi, SpGK mengatakan karena banyak hasil penelitian yang membeberkan manfaat propolis bagi kesehatan, tidak heran jika banyak produk yang menjadikan zat ini sebagai suplemen.
Dalam dunia kedokteran sendiri propolis dikenal memiliki efek antiperadangan dan antioksidan. Masyarakat sering menyebutnya sebagai antibiotik alami. “Bahkan ada juga yang menyebutnya sebagai antitumor, meskipun penelitian terkait efek propolis masih terus berjalan,” katanya.
Marya menjelaskan dalam dunia kedokteran manfaat propolis untuk rongga mulut dan gigi sudah banyak dibuktikan. Sementara itu, pemanfaatannya untuk anggota tubuh lain seperti kulit sebenarnya juga baik. Hal ini karena propolis juga memiliki manfaat dalam proses penyembuhan luka.
Menurut Marya, propolis sebenarnya cocok dikonsumsi segala usia. Namun, hal tersebut tetap harus memperhatikan kebutuhan nutrisi esensial lain bagi tubuh. Jika digunakan dalam batas wajar, propolis memiliki banyak manfaat.
Kendati demikian, Mariya menjelaskan bukan berarti produk ini cocok bagi semua orang. Pasalnya, ada juga beberapa orang yang memiliki alergi terhadap aneka hasil lebah seperti madu dan royal jelly.
Ciri-ciri alergi produk hasil lebah yang mudah ditemui antara lain mual, muntah hingga kulit menjadi kemerahan. Jika hal tersebut terjadi, sebaiknya menghindari penggunaan propolis dalam bentuk apapun.
Dengan melihat manfaat propolis bagi tubuh memang tidak ada salahnya mengonsumsi aneka produk turunannya yang saat ini berada di pasaran. Namun, sebagai konsumen kita tentu harus tetap bersikap kritis terhadap beragam produk tersebut. ()